HAPPY READING:)
"Gue emang brengsek Athena, tapi gue bukan penghianat."
~Alkana Lucian Faresta~
Jalanan dengan pencahayaan remang-remang itu nampak ramai dengan muda-mudi, dinginnya malam tak membuat mereka mengurungkan niat dan pulang ke rumah. Gesekan antar dua geng motor itu membuat suasana dingin kian memanas.
Para gadis menatap memuja pada para inti kedua geng tersebut, tentu saja karena satu alasan, paras yang tampan. Satu hal itu selalu menjadi ketertarikan kaum hawa dan membuat mereka menjerit tertahan.
"Siap kalah?" cowok dengan gaya khas berandalan itu menatap Alkana dengan remeh. Tatapannya seolah mengatakan jika Alkana selalu kalah darinya. Namun kenyataannya berbanding terbalik.
"Hati-hati kemakan omongan sendiri!" sindir Langit yang sibuk mengunyah permen karetnya.
"Cih bukannya kemarin kalian baru aja kalah?!" Daniel menaikkan sebelah alisnya menatap Langit remeh.
Langit terkekeh geli, "Kalah karena ada pecundang yang main curang."
Jawaban Langit membuat Alkana, Kanzo dan Bintang tersenyum puas dalam hati. Terlebih lagi melihat reaksi anak Jupiter, mereka merasa terhibur.
Ucapan itu membuat geng Jupiter panas, Daniel berniat menyerang Langit namun River sang ketua Jupiter langsung menahan bahu cowok itu. Wajar jika Daniel marah, karena ucapan Langit benar adanya, rem motor Alkana di rusak oleh anak Jupiter. Hingga pada malam Liona yang menyebrang tiba-tiba Alkana sampai menabraknya. Sebenarnya jika rem nya tidak rusak, Alkana bisa mengerem dadakan dan kejadian kecelakaan itu tidak akan terjadi.
Dan gadisnya tidak akan terluka.
Namun karena ulah curang para pecundang itu Alkana kalah untuk pertama kalinya, dan Liona harus di rawat di rumah sakit. Namun karena kejadian itu Alkana beruntung bisa mengenal Liona, gadis cantik yang menarik perhatiannya.
"Seperti sebelumnya, kali ini kalian bakalan kalah lagi!, dan kita bakalan menang!" tekan River dengan angkuh.
Alkana menyeringai mendengarnya, "Let's see!"
Gemuruh tepuk tangan terdengar, pertanda akan segera di mulainya balapan liar tersebut. Alkana melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya, jam 11 malam.
Alkana berjalan menuju motornya yang sudah berada di garis start dipegangi oleh Kenzo. Alkana berjalan ke sana sambil menenteng helm full face nya.
"Boss! Seperti biasa!" Langit menepuk bahu Alkana memberi semangat, maksud ucapannya yang seperti biasa adalah, semoga Alkana menang seperti sebelum sebelumnya.
"Gue yakin lo bakalan menang!" Bintang berucap yakin, karena kehormatan Xanderoz ada pada Alkana, sang ketua. Namun mereka juga harus siap, karena tiap kali Alkana menang, akan terjadi kericuhan yang berujung tindakan kekerasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKANA [END]
Teen FictionAlkana Lucian Faresta dan pusat kehidupannya Liona Athena. Alkana mengklaim Liona sebagai miliknya tanpa persetujuan gadis itu. Liona tentu saja marah, karena gadis itu berfikir itu bukan cinta, melainkan obsesi sesaat karena pertemuan mereka yang l...