CHAPTER 09

25.6K 1.1K 247
                                    

HAPPY READING:)

"Sudah mencintai ku, Athena?"

~Alkana Lucian Faresta~

Liona terusik dalam tidurnya, sinar matahari dari celah jendela kaca kamar itu mulai masuk menerpa retina matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Liona terusik dalam tidurnya, sinar matahari dari celah jendela kaca kamar itu mulai masuk menerpa retina matanya. Tepat saat mata itu terbuka, sinar matahari membuat bola mata gadis itu nampak jernih dan indah.

Mata indah itu langsung di suguhkan pemandangan indah juga, di mana manusia lain tengah tertidur di sampingnya dengan jarak wajah satu jengkal dari wajahnya. Pahatan itu begitu pas, tidak kekurangan dan kelebihan. Nafasnya yang beraroma mint membuat Liona menelan ludahnya, aroma tubuhnya yang manly membuat jantung Liona menggila.

Liona merasakan sesuatu yang berat menimpa perutnya, tangan Alkana melingkar erat di pinggangnya.

"Liatin apa, hm?" pria dengan mata tertutup rapat itu bersuara. Liona langsung gelagapan.

"Le-lepas!" ucapnya kemudian. Mata yang tadinya masih terpejam itu kini terbuka. Wajah Liona langsung di suguhkan di hadapan Alkana. Mata jernih gadis itu yang di terpa sinar matahari membuat Alkana kagum dan jatuh cinta pada gadis itu untuk kesekian kalinya.

Bukannya melepaskan, Alkana mengeratkan pelukannya, ia menarik Liona lebih dekat, hingga hidung mereka bersentuhan. Dapat Alkana rasakan jika Liona menahan nafasnya.

Alkana mengelus pipi gadis itu, "Kamu adalah salah satu maha karya Tuhan, yang membuat ku jatuh cinta untuk kesekian kalinya Athena. Aku selalu berharap bisa menikmati keindahan itu setiap harinya."

Liona tertegun, nada bicara dan kosa kata Alkana tiba-tiba berubah. Ada apa dengan Alkana? Lelaki itu terlihat romantis pagi ini.

Lamunan keduanya buyar ketika suara ketukan pintu terdengar, diikuti suara pelayan.

"Nona, anda sudah bangun?, sarapan anda sudah siap."

Alkana melirik jam yang menunjukkan pukul tujuh pagi, sepertinya hari ini akan menyenangkan karena akan ada pertunjukan besar nantinya.

"Masuk!" ucap Alkana, pintu langsung terbuka menampakkan seorang wanita dengan pakaian pelayan berwarna hitam putih. Ia membawa nampan berisi air putih, susu, apel, dan sandwich.

Liona sedikit merona, ia malu bila ada orang lain yang melihat mereka dalam posisi intim seperti ini. Namun Alkana mengunci pergerakannya.

Pelayan itu nampak sedikit kaget karena mendapati Alkana juga berada di sana. Pelayan itu segera meletakkan nampan di meja sofa dekat pintu. Dan ternyata ia menenteng sebuah paper bag entah berisi apa.

ALKANA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang