CHAPTER 25

16.9K 767 47
                                    

Happy reading:)

"Jangan hanya karena mengikuti kata hatimu, kamu sampai mengabaikan logika mu."

~hafifahdaulay_~

Seorang gadis nampak sedang memasukkan bunga ke dalam vas, namun dia terlihat tidak fokus, pikirannya berkelana entah ke mana, hingga vas itu hampir saja jatuh karena ulahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang gadis nampak sedang memasukkan bunga ke dalam vas, namun dia terlihat tidak fokus, pikirannya berkelana entah ke mana, hingga vas itu hampir saja jatuh karena ulahnya. Namun dengan sigap sebuah tangan menahannya, Liona seketika memejamkan matanya lega, gadis itu menatap lelaki yang menjaganya dengan sigap.

Lelaki itu menatapnya tajam, "Hati-hati Athena, kalo tadi gak ada aku gimana kalo--"

"Kan ada kamu." ucap Liona tanpa beban meraih vas itu lalu meletakkannya di meja.

"Kan aku bilang kalo gak ada sayang..."

Liona menatap wajah tampan itu dengan senyum, "Selama kamu ada, semua bakalan baik-baik aja."

"Terserah kamu deh!" kesal Alkana mencubit hidung gadis itu, Liona langsung menepis halus tangan Alkana dari hidungnya.

"Jangan di cubit ihhh sakit, pasti merah!" kesalnya lucu. Alkana terkekeh lalu mendekat mendaratkan kecupan di hidung Liona.

"Gak bakalan sakit lagi." ucapnya tanpa dosa.

"Ihhhh!!!!" kesal Liona bercampur malu mulai memukuli Alkana dengan tangannya yang tidak terlalu bertenaga itu.

"Aduh sakit! Aduh!" gaya sok sakit dari Alkana nyatanya malah membuat Liona naik darah.

"Kamu sih dari tadi ngelamun mulu, kenapa hm? Gak mau cerita?" Liona seketika menghentikan pukulannya. Semenjak pulang sekolah tadi, Liona akui fokusnya pecah.

"Gak papa kok." balasnya enggan mengaku.

"Kamu yakin?" tanya Alkana, Liona hanya mengangguk.

"Aku gak akan maksa, aku bakalan tunggu kamu untuk siap cerita sama aku. Tapi kalo ini tentang resepsi pertunangan kita bilang aja ya, kalo ada yang gak kamu suka sama konsepnya bakalan kita ganti, oke?"

"Oke." balas Liona tersenyum.

"Aku ke kamar dulu, gerah mau mandi. Sekalian mau belajar, besok ada ulangan." jelas Alkana melangkah, namun lelaki itu menghentikan langkahnya lalu berbalik.

"Gak mau ikut?" tanyanya tersenyum jahil.

"Sana ihh, kamu bau!" sinis Liona menutup hidungnya.

"Iya iya!" balas Alkana jutek, padahal Liona hanya bercanda, demi apapun semenjak mengenal Alkana, Liona tidak pernah merasa jika lelaki itu bau, Alkana selalu wangi, bahkan jika lelaki itu habis olahraga dengan tubuh penuh keringat.

Namun seketika Liona menyadari satu hal, Alkana tau jika dirinya berbohong, terbukti dari tatapan Alkana padanya, cepat atau lambat dia harus mengatakan apa yang menganggu pikirannya.

ALKANA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang