Happy reading:)
"Jahat kepada orang jahat itu adil."
~Alkana Lucian Faresta~
Liona yang duduk di belakang Alkana tiba-tiba meminta lelaki itu menepi, Alkana menurut saja, gadis itu langsung melepaskan pelukannya dan meraba sakunya, dan ternyata kosong. Gadis itu kemudian turun lalu memeriksa tasnya, dan hasilnya sama, Liona tidak menemukan apa yang dirinya cari.
"Kenapa sayang? Ada yang hilang?" tanya Alkana melihat gelagat gadis itu.
Liona mengangguk, "Ponsel aku gak ada, apa ketinggalan di rumah Atara ya?" Alkana menggeleng tidak tau, lagi pula ia tidak terlalu memperhatikan ponsel gadis itu karena fokus pada cerita ibu Atara.
"Bisa jadi, mau kita periksa atau aku beliin yang baru?" Liona langsung menatap lelaki itu galak, jika perihal seperti ini semuanya seolah mudah bagi lelaki itu.
"Gampang banget ya, mentang-mentang banyak duit!" Alkana terkekeh mendengarnya, lagi pula yang Liona katakan benar kan.
Apa yang kurang dari seorang Alkana? Lelaki itu tampan luar biasa, kaya sudah pasti, pintarnya bukan main, dan hampir menguasai segala hal.
"Harusnya kamu seneng punya calon suami kayak aku yang banyak duit, kan duit aku duit kamu juga." bangga Alkana.
"Iya kalo nikah, kalo enggak?" ucap Liona tanpa sadar terus memeriksa isi tasnya.
Tawa Alkana luntur seketika, gadis itu tersadar akan apa yang di ucapkannya adalah kalimat fatal, Liona langsung menatap Alkana horor.
"Bercanda, jangan marah-marah!" ucapnya cepat mencium pipi lelaki itu.
"Udah aku bilang berapa kali jangan bercanda soal--"
"Iya sayang maaf ya. Jangan sekarang." ucap Liona memelas menatap sekeliling mereka yang lumayan ramai, Liona tidak mau mereka menjadi tontonan gratis, sialnya Alkana tidak akan perduli soal itu. Lelaki itu seperti bom yang bisa meledak kapan saja.
"Please jangan sekarang. Aku rela kamu minta apa aja nanti." sialnya Liona mengatakan kalimat yang pasti akan merugikan dirinya, mau bagaimana lagi? Dari pada Alkana meluapkan emosinya di sini, tidak ada cara lain.
"Apa aja kan? Oke." ucapnya terkekeh menyeramkan membayangkan hukuman apa yang akan dia berikan.
"Jangan marah lagi?" Liona memegang tangan lelaki itu dan menggoyangkan pelan badannya ke kanan dan ke kiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKANA [END]
Teen FictionAlkana Lucian Faresta dan pusat kehidupannya Liona Athena. Alkana mengklaim Liona sebagai miliknya tanpa persetujuan gadis itu. Liona tentu saja marah, karena gadis itu berfikir itu bukan cinta, melainkan obsesi sesaat karena pertemuan mereka yang l...