HAPPY READING:)
"Seseorang yang berusaha lo kalahin berkali-kali tapi gagal, berarti dialah pemenang sebenarnya."
~Alkana Lucian Faresta~
Seorang lelaki menatap datar kearah gerobak sate di depannya, wajahnya nampak gusar. Sedangkan gadis di sebelah lelaki itu nampak berbinar menatap puluhan susuk sate yang sedang di bakar oleh si penjual.
"Athena...." Alkana menggumamkan nama gadis itu dengan nada penuh peringatan.
Tidak bisakah Liona mengobati kekesalannya? Liona memang gadis yang tidak peka, dia sudah membuat Alkana overthinking dengan cerita masa lalunya bersama Malvin, bukannya membujuk lelaki itu Liona malah menambah kekesalannya dengan minta makan di tempat ini, lebih tepatnya di kaki lima.
Banyak gerobak berjejer di pinggir jalan tersebut dengan bermacam-macam makanan, mulai dari nasi goreng, bakso, batagor, sate dan masih banyak lagi, dan yang menjadi tujuan Liona adalah sate. Banyak orang yang mampir di sana mulai muda-mudi dan orang tua.
Keduanya langsung menjadi pusat perhatian semenjak mobil mewah Alkana berhenti di sana, apalagi setelah mereka keluar dari mobil, para gadis menjerit tertahan melihat paras Alkana. Dan Alkana tidak nyaman dengan hal itu, sayangnya Liona tak menyadari hal itu karena terlalu senang melihat salah satu makanan kesukaannya, sate.
"Kita pulang." final Alkana yang membuat Liona langsung melotot.
"Nggak mau, kita makan di sini aja!" bujuk Liona tak mau kalah.
Alkana menggeleng, "Kita makan di tempat lain, jangan di sini, tempatnya rame sayang, dan takutnya gak higienis. Mending makan di restoran atau kafe aja, gimana?"
Liona langsung menggoyang genggaman tangan keduanya sambil menatap memelas pada lelaki itu, "Aku maunya di sini, sate nya enak tau, kamu harus cobain!"
Alkana menghela nafas, "Kamu sering ke sini?" Liona mengangguk setuju. Tiba-tiba bayangan ucapan Liona mengenai Malvin kembali muncul dalam benak Alkana.
"Sama Malvin?" Alkana menatap tajam gadis itu, Liona langsung menggeleng keras.
"Aku sering ke sini sama Mama dulu." mendengar ini soal Nilam, ada baiknya Alkana menyerah saja.
"Fine!" Alkana menyerah.
"Ayo!" semangat Liona menarik lelaki itu untuk duduk di salah satu meja. Kini Liona baru menyadari bahwa keduanya menjadi pusat perhatian, bahkan beberapa lelaki yang duduk dengan kekasihnya menatapnya penuh minat dengan terang-terangan.
"Mata lo mau gue congkel hah?!" marah Alkana menggebrak meja membuat mereka semakin menjadi pusat perhatian.
Para lelaki itu langsung menunduk takut, para kekasihnya yang jelas tidak suka langsung memarahi pacarnya masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKANA [END]
Teen FictionAlkana Lucian Faresta dan pusat kehidupannya Liona Athena. Alkana mengklaim Liona sebagai miliknya tanpa persetujuan gadis itu. Liona tentu saja marah, karena gadis itu berfikir itu bukan cinta, melainkan obsesi sesaat karena pertemuan mereka yang l...