Happy reading!
"Gak ada kata berlebihan jika itu menyangkut kamu, Athena."
~Alkana Lucian Faresta~
Liona terusik dalam tidurnya karena sinar matahari, gadis itu perlahan membuka matanya, penampilannya berantakan dan kantung matanya nampak hitam dan bengkak.
Liona beranjak dari tidurnya, gadis itu termenung sejenak. Kakinya melangkah ke sudut pintu dimana ponselnya tergeletak tak berdaya. Ponsel yang sebelumnya layarnya sudah pecah itu kini semakin tak terbentuk. Liona mencoba menyalakannya, namun sayang ponselnya mati. Liona menghela nafas lelah, gadis itu berjalan menuju charger miliknya.
Tepat saat gadis itu melewati kaca di kamarnya di apartemen Alkana, gadis itu meringis melihat penampilannya yang sangat buruk. Berdecak gadis itu melanjutkan langkahnya, Liona mencoba mencharge baterai ponselnya berharap layar hitam itu kembali menyala, namun sayang ponselnya mati total, ralat rusak.
Liona mengerang frustasi, dengan kasar Liona kembali melempar ponselnya hingga menabrak pintu kamarnya yang tertutup. Hingga ponsel itu terbelah menjadi dua.
"Sialan!" umpatnya karena emosi. Memejamkan matanya sejenak Liona membuka pintu kamarnya, gadis itu melihat keadaan apartemen yang masih seperti semalam. Itu artinya Alkana belum pulang.
Entah Liona harus bersyukur atau bersedih, yang jelas setidaknya Alkana tidak melihat keadaannya sekarang. Jujur Liona kadang berfikiran orang-orang akan menilai dirinya lebay atau semacamnya jika dalam keadaan seperti ini. Meski nyatanya Alkana tak pernah menganggap demi kian, justru lelaki itu begitu peduli dan khawatir padanya.
Liona kembali ke kamarnya untuk mandi agar menyegarkan pikirannya yang kacau. Liona mulai mengisi bathup lalu memberi sabun dengan wangi lavender pada air mandinya di bathtub.
Aurel sialan!
Liona berendam dalam bathup penuh sabun, seluruh tubuhnya tenggelam hingga menyisakan leher dan kepalanya saja, gadis itu mencengkram sisi bathup hingga urat-urat tangannya terlihat jelas.
"Lo selalu usik ketenangan gue Aurel, kali ini gue gak akan tinggal diam!" setelah semua yang Liona alami, apakah menurut Aurel dirinya akan tetap diam?.
"GUE BAKAL HANCURIN LO AUREL SIALAN!!" Liona berteriak seperti orang gila. Semua perjalanan dan rintangan hidupnya membuat dirinya muak. Dan Aurel adalah dalang dari semua masalah dalam hidupnya. Jangan lupa tentang segala macam caci maki terhadap dirinya di grup gosip sekolah.
"AKHHHHH!!!" teriaknya sekuat tenaga dengan air matanya yang kembali mengalir. Liona kembali menangis histeris, gadis itu menutup wajahnya yang di banjiri air mata lalu perlahan membiarkan seluruh tubuhnya tenggelam dalam bathup.
Gadis itu, nekat!
******
Alkana melangkah memasuki apartemen, karena kejadian kemarin malam lelaki itu tidak pulang karena sibuk mengurus Xanderoz di markas. Alkana menelisik seluruh penjuru apartemen, semuanya nampak baik.
Namun karena tidak melihat wujud Liona membuat Alkana sedikit heran, ini sudah lewat waktu sarapan. Apa gadis itu belum bangun?.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKANA [END]
Teen FictionAlkana Lucian Faresta dan pusat kehidupannya Liona Athena. Alkana mengklaim Liona sebagai miliknya tanpa persetujuan gadis itu. Liona tentu saja marah, karena gadis itu berfikir itu bukan cinta, melainkan obsesi sesaat karena pertemuan mereka yang l...