"Lit, serius?" Raya memastikan. "Kenapa?" Tanyanya lagi.
"Iya. Diminta bantuin usaha keluarganya suami." Jawab Jelita pelan.
"Yaa gue nggak ada temen kalau gini."
"Di kantor. Di luar itu kita tetep temen kan?"
"Pasti atuh." Tegas Raya. "Ehh iya tadi Arjuna ke sini sama ibu-ibu cari lu."
"Ohh..."
"Jujur, gue rasa dia naruh hati beneran deh sama lu. Kasian."
"Heh?!"
"Mana bawa ibu-ibu segala, jangan-jangan ibunya." Tambah Raya.
"Iya ibunya, kemarin aku dikenalin. Ibunya sengaja ke sini sekalian nengokin anaknya."
"Hah?!..." Raya membulatkan mata. "Kelarin, ngeri gue." Saran Raya kemudian.
"Iya."
***
Sore ini selepas jam kantor Jelita pun menepati janji untuk pulang ke rumah orangtuanya. Hari ini Ferdi berulang tahun. Akan ada acara makan malam bersama.
"Bi, Neng Lita udah pulang?"
"Neng Lita kan hari ini pulang ke rumah orangtuanya dulu. Makanya Bibi disuruh masak buat A Evan aja."
Ke rumah orangtuanya? Ngapain? Mau ngadu?
"Mau apa katanya?" Tanya Evan, berharap Juju mengetahui sesuatu.
"Papanya ulang tahun, A." Jawab Juju.
Pak Ferdi ulang tahun? Batin Evan yang langsung melirik arloji di pergelangan tangan kanannya.
"Ya udah saya susul Neng Lita dulu. Kunci pintu-pintu, Bi. Saya sama Neng Lita pulang besok kayaknya."
"Iya." Angguk Juju.
Meski sebenarnya malas ke rumah mertuanya itu, Evan tetap melajukan kendaraannya ke sana. Sesampainya di sana ia harus menarik nafas panjang berkali-kali sebelum akhirnya memutuskan turun.
"Evan?" Sambut Rosa surprise. Ini kali pertama Evan bertandang ke rumahnya sebagai suami Jelita.
"Bu." Sapa Evan. "Sehat?" Tanyanya sembari menyalami Rosa.
"Alhamdulillah."
"Bapak ulang tahun?" Tanya Evan to the point.
"Iya." Angguk Rosa. "Ayo, masuk." Rosa mempersilakan Evan untuk masuk ke dalam rumahnya.
Jelita tampak tengah mengobrol seputar kasus pembunuhan yang semakin marak di berita televisi dengan Ferdi di ruang keluarga. Di hadapan Jelita ada Juwita dan Arief, suaminya.
"Yah..." Sapa Evan sembari menghampiri dan menyalami Ferdi. Bukan hanya Ferdi yang terperanjat tapi juga Juwita, Arief terlebih Jelita.
"Ehh Evan." Sapa Ferdi kikuk.
"Sehat, Yah?"
"Alhamdulillah. Kamu?"
"Alhamdulillah baik juga." Jawab Evan. "Ini." Evan lalu menyodorkan sesuatu. "Selamat ulang tahun."
"Ya ampun kok repot-repot?!" Ferdi surprise. "Makasih." Ucap Ferdi terharu. Evan mengangguk sekilas. "Ayo duduk." Titahnya. Evan pun lalu duduk tepat di sebelah Jelita.
"Kak..." Lirih Jelita tidak percaya.
"Kata Bi Juju kamu ke sini, ya udah aku susulin." Terang Evan tanpa ditanya. "Kok nggak ngabarin?" Tanyanya pelan.
Amnesia lu, lu yang janji beliin SIM card baru.
"Belum beli SIM card baru." Cetus Jelita, Evan tiba-tiba tersenyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jelita
RomanceJelita pernah sesumbar ingin memiliki pasangan seperti calon kakak iparnya. Bagaimana jadinya jika calon kakak iparnya itu tiba-tiba menjadi suaminya, bukan iparnya. Cuma cerita ringan ya ini... Happy Reading ❤️