Juwita Ke Rumah Evan

959 78 6
                                    

"Jelita ke mana sih? Kebiasaan punya hp tapi susah dihubungi." Gerutu Rosa yang tidak berhasil menghubungi putri bungsunya itu.

"Terus kita jadi?" Tanya Juwita.

"Harus jadi. Kalau nggak sekarang, suka penuh. Nanti nggak jadi kita pakai baju samaan pas lebaran." Ujar Rosa. "Kita jemput ke rumah Evan aja." Putusnya.

Juwita antara mau tidak mau pergi ke rumah Evan. Tapi ia penasaran juga. Akhirnya ia setuju. Segera ia memesan taksi online.

Taksi online itu kini telah sampai di sebuah rumah minimalis modern. Juwita menarik nafas. Rumah ini, rumah yang dibangun dengan menyatukan konsep idenya dan ide Evan. Tapi siapa sangka saat sudah siap huni, rumah itu tidak pernah ia tinggali.

"Lita ada?" Tanya Rosa saat Juju membuka pintu.

"Ada."

"Saya ibunya." Rosa memperkenalkan diri.

"Ohh... silakan masuk, Bu." Juju segera mempersilakan Rosa dan Juwita masuk. "Silakan duduk, sebentar saya panggilkan Neng Jelita-nya dulu." Ujar Juju sembari beranjak meninggalkan Rosa dan Juwita yang kini tengah duduk di ruang tamu.

"Ada siapa, Bi?" Tanya Evan yang baru saja menginjakkan kaki di anak tangga terakhir.

"Ibunya Neng Jelita." Ujar Juju pelan.

"Hah?!" Evan mengerutkan dahi. Tapi segera dihampiri mertuanya itu. "Bu?!"

"Ehh Evan?!" Sahut Rosa. Evan lalu menyalami Rosa. "Ibu mau ketemu Lita. Lita dihubungi susah sekali dari tadi pagi." Terang Rosa.

"Jelita masih tidur, Bu." Ujar Evan.

"Masih tidur? Jam segini?" Rosa membulatkan mata.

"Iya." Angguk Evan. "Sebentar. Evan bangunin dulu." Pamit Evan.

Juwita terdiam. Diamati sekelilingnya lalu tatapnya mengekor pada langkah Evan yang beranjak kembali naik ke lantai atas.

"Lit, bangun." Bisik Evan. "Ada, Ibu."

"Kak?!" Jelita mengerjap-ngerjapkan mata.

"Ada ibu sama kakak kamu." Ulang Evan.

"Hah?! Ngapain?" Jelita pun terperanjat.

"Nggak tahu. Sana samperin."

"Iya." Angguk Jelita sembari loncat dari atas tempat tidur. Evan hanya bisa geleng-geleng kepala dengan tingkah jelita yang kadang masih seperti anak kecil itu.

"Ya ampun Jelita." Seloroh Rosa saat melihat Jelita muncul di hadapannya.

"Bu.... kak..." Sapa Jelita sembari menyalami Rosa dan Juwita.

"Ibu mau ajak kamu ke toko kain. Kata kamu semalam oke, tapi tadi pagi dikontak susahnya minta ampun." Ujar Rosa sedikit kesal.

"Maaf, Bu. Sebentar Lita mandi dulu." Ujar Jelita. "Bentar kok." Jelita meyakinkan.

Jelita berlari naik ke lantai atas. Tidak lama kemudian Evan turun dan menghampiri Juju yang hendak belanja.

"Bi, ini." Ujar Evan sembari menyerahkan beberapa lembar uang pecahan seratus ribu.

"A Evan nanti takjilnya mau apa?" Tanya Juju yang tertangkap indera pendengaran dan penglihatan Rosa juga Juwita. Maklum rumah Evan sebenarnya tidak terlalu luas, sehingga bukan tidak mungkin dari ruang satu ke ruang lain selain terlihat juga terdengar.

"Tanya Neng Lita aja. Saya gimana dia." Ujar Evan.

"Katanya Neng Lita hari cuma mau bikin es buah sama mie aci."

"Ya udah itu aja. Kurang nggak?" Tanya Evan.

"Cukup, A."

Jelita turun saat Juju baru saja berpamitan pada Evan.

"Neng, Bibi ke pasar dulu." Pamitnya kini pada Jelita.

"Iya, Bi. Hati-hati. Ehh A Evan udah request ke Bi Juju?!"

"Aku ikutin kamu aja." Sambar Evan.

"Ohh yaudah, Bi. Berarti sesuai list yang tadi subuh aja." Ujar Jelita yang tadi subuh memang sempat membuat daftar belanjaan bersama Juju.

"Siap, Neng." Angguk Juju yang segera berlalu.

"Kak, aku berangkat." Pamit Jelita kemudian.

"Mau ke mana?" Tanya Evan sembari menatap lekat Jelita.

"Ke toko kain."

"Ohh, naik apa ke sana?"

"Taksi online kayaknya."

"Pake mobil aku aja. Aku nggak bakal ke mana-mana kok."

"Hmmm..."

"Udah pake." Evan beranjak. "Bentar, aku ambil dulu kuncinya." Evan naik tangga menuju kamarnya.

"Bu, Kak. Jalan sekarang?" Tanya Jelita yang baru kembali menghampiri ibu dan kakaknya itu.

"Iya ayo, keburu panas. Ibu suka pusing." Tutur Rosa. "Wit, pesen taksi online lagi." Titahnya pada Juwita.

"Nggak usah, Kak." Cegah Jelita yang membuat Juwita mengernyitkan kening. "Kita pinjem mobil Kak Evan aja."

Pinjem mobil Evan? Sudut bibir Juwita terangkat sedikit, sinis.

"Lit, ini." Evan menghampiri sembari menyodorkan kunci mobil. Juwita melongo.

"Iya, Kak." Jelita pun menerima kunci tersebut.

"Hati-hati." Pesan Evan.

"Oke." Sahut Jelita.

"Kamu langsung jalan aja. Pagarnya biar aku yang tutup." Bisik Evan yang berjalan tepat di belakang Jelita. Sedang Rosa dan Juwita berjalan paling depan.

"Heh?!" Jelita menghentikan langkah sembari menoleh ke belakang.

"Udah sana." Ujar Evan sembari mengelus sekilas punggung Jelita.

"Iya." Bagai terhipnotis, Jelita hanya mengangguk pelan.

Juwita masuk ke mobil Evan. Mobil yang biasa ia tumpangi bersama Evan. Juwita menelan saliva.

Memang banyak yang berubah atau ini hanya ajang kamu balas dendam sama aku?! batin Juwita saat melihat Evan yang menutup pagar rumah.

JelitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang