Juwita Menyesal?

900 80 7
                                    

"Kamu pake ART, Lit?" Tanya Juwita memecah keheningan.

"Iya."

"Sejak kapan?" Tanya Juwita lagi yang penasaran dengan situasi dan kondisi rumah Evan.

"Sejak aku diajak tinggal di sana, Bi Juju udah ada kok." Jawab Jelita polos.

"Ohh... Enak dong?" Pancing Juwita.

"Iya, Alhamdulillah kebantu banget ada Bi Juju di rumah."

Apa jangan-jangan Bibi itu disediakan Evan buat aku ya?! batin Juwita.

"Kamu juga cari ART atuh. Biar ada yang bantu urus Syifa." Seloroh Rosa.

"Maunya, Bu. Tapi nyari ART sekarang susah. Gampang kalau yang asal tapi bener-bener bisa dipercaya, nggak neko-neko mah susah." Terang Juwita. "Lit, Bi siapa tadi?"

"Bi Juju."

"Iya, siapa tahu dia punya temen yang mau jadi ART."

"Ohh iya nanti Lita tanya." Ujar Jelita sembari mengoper persneling.

"Kamu suka bawa mobil Evan?" Tanya Juwita, lagi-lagi dia penasaran.

"Nggak, ini baru pertama kali." Jujur Jelita.

Oalah....ckckck.... Seulas senyum tipis terulas di bibir Juwita. Kamu.... Bener kan.... Batinnya bersorak.

Setiba di toko kain, Rosa langsung memilih kain. Jantung Juwita tiba-tiba berdebar kencang saat Rosa memilih kain yang agak mahal dari perkiraannya.

Kemarin sepulang kantor sebenarnya Juwita sempat mampir ke toko ini untuk memastikan harga. Ia sengaja memilih kain lebih awal dengan harga yang sesuai agar hari ini ia tinggal merekomendasikan pada Rosa.

Sebenarnya Rosa suka pada kain rekomendasi Juwita tapi ada satu kain yang menarik hatinya. Mewah dan elegan. Rosa suka itu.

"Lit, kamu pegang uang nggak?" Bisik Juwita.

"Kenapa, Kak?"

"Kakak bulan ini banyak pengeluaran. Takut kurang. Kalau beneran kurang, kamu bisa nggak bayarin dulu kekurangannya?! Nanti gajian atau pas kakak dapat THR, kakak ganti." Ujar Juwita panjang lebar.

Ide memakai pakaian yang seragam memang awalnya dari Juwita sehingga demi terwujudnya keinginan itu, Juwita yang akan membiayai pembeliannya. Semenjak itu hingga tahun kemarin, tapi tahun ini rasa-rasanya ia berat. Maka dari itu meski gengsi, ia berbisik juga pada sang adik.

"Boleh, Kak."

"Makasih." Bisik Juwita.

"Iya." Angguk Jelita.

Dan benar saja Rosa bersikukuh ingin membeli kain pilihannya. Ditambah dengan jasa jahit total semua mencapai harga yang fantastis. Itu dikarenakan Rosa custom model terkini.

"Biar semua sama Lita aja, Kak." Ujar Lita sembari mencegah Juwita yang hendak mengeluarkan dompet.

"Kamu ada?"

"Ada."

"Bener?" Juwita memastikan.

"Iya." Angguk Jelita. "Mbak bisa debit kan?" Tanya Jelita pada kasir.

"Bisa." Jawab sang kasir. Jelita pun mengeluarkan kartu ATM dari dompetnya.

"Kamu tumben punya banyak uang, naik gaji?" Tanya Juwita.

"Nggak, Alhamdulillah lagi bisa nabung aja." Sahut Jelita. Juwita tiba-tiba terdiam.

Nabung? Batin Juwita. Sudah beberapa bulan ini aku tidak bisa menabung. Jangankan menabung yang ada aku malah sedikit demi sedikit ambil uang di tabungan.

***

Mampir di akun KaryaKarsa
aku ya

Di sana ada sedikit clue tentang.... Juwita Menyesal?

Happy Reading ❤️

Happy Reading ❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
JelitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang