Evan bernafas lega, hari ini pekerjaannya selesai. Ia langsung bertolak kembali ke Sukabumi. Ia terus mengemudi tanpa memberi tahu Jelita jika ia pulang hari ini.
Saat sampai di kantor Jelita, security bilang jika Jelita baru saja pulang. Evan pun segera menancap gas menuju rumahnya.
"Bi, Neng Lita udah pulang?"
"Udah, A."
"Ya udah, makasih, Bi."
"Sama-sama, A."
Evan pun membuka pintu kamar Jelita perlahan. Tampak Jelita kelelahan dan kini tengah tertidur dengan hanya memakai celana pendek dan kaos rumahan. Evan tersenyum tipis.
Evan hendak mandi sore tapi ia masih merasa kegerahan. Untuk meminimalisir rasa gerah, ia pun bertelanjang dada dan duduk di atas tempat tidur, menemani Jelita.
Jelita menggeliat dan tiba-tiba ia mendaratkan tangannya di atas senjata milik Evan. Evan membulatkan mata sedang Jelita langsung membuka mata.
"Kak...?!"
"Kamu...." Seru Evan sembari meraih tangan jelita itu lalu disimpannya di tempat lain.
Nggak lucu, bentar lagi buka di adek malah bangun sekarang. Batin Evan.
"Maaf."
"Nggak apa-apa." Evan menggeleng. "Tidur sampai pules gitu, capek?"
"Dadakan ada audit."
"Pantesan."
"Kakak kapan pulang?"
"Baru."
"Kenapa nggak pakai baju?"
"Mau mandi tapi masih gerah."
"Ohh..."
"Ehh mau ke mana?" Tanya Evan saat Jelita beringsut bangun.
"Ke dapur."
"Mau apa?"
"Aku nggak tahu kakak pulang hari ini. Aku cuma minta Bi Juju siapin takjil gorengan sama kelapa muda. Kak Evan mau disediain apa?"
"Udah itu aja. Aku suka kok."
"Ohh ya udah ...."
Jelita tetap bangun dan beranjak ke dapur. Evan geleng-geleng kepala, tapi diikutinya juga langkah Jelita.
Evan baru saja hendak duduk saat bel rumahnya berbunyi. Evan yang tidak sedang mengerjakan apa-apa itu akhirnya membuka pintu.
"Van?!" Arief terperanjat saat mengetahui yang membuka pintu adalah Evan. Karena dari info yang didapat, ia mendengar Evan tengah keluar kota.
"Ada apa ya?!" Tanya Evan dingin.
"Aku mau anterin ini buat Jelita, hmmm sama kamu juga."
"Ohh iya thanks."
"Sama-sama. Jelitanya ada?"
"Ada lagi masak."
"Ohh ya udah, salam aja buat Jelita."
"Ok." Ketus Evan.
Arief pun tidak berlama-lama, ia langsung pamit. Evan mengangguk membiarkan kakak iparnya Jelita itu pergi.
"Ada siapa, Kak?" Tanya Jelita saat melihat Evan kembali dari ruang tamu.
"Ada yang nganter ini buat Bi Juju."
"Buat Bibi?"
"Iya."
"Siapa, A?"
"Penggemar diam-diam Bi Juju kali."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jelita
RomanceJelita pernah sesumbar ingin memiliki pasangan seperti calon kakak iparnya. Bagaimana jadinya jika calon kakak iparnya itu tiba-tiba menjadi suaminya, bukan iparnya. Cuma cerita ringan ya ini... Happy Reading ❤️