hai author update lagi, maap klo banyak typo, selamat menjalankan puasa bagi yang muslim.
***
Pagi ini jalan tampak lenggang. Jadi inilah kesempatan Haidar untuk mengebut. Tiba tiba seorang gadis hendak menyebrang. Sontak Haidar kaget dan langsung mengerem motor nya.
Mata nya menatap gadis itu. Sialan gadis itu lagi! Ya! siapa lagi kalau bukan Shana.
Haidar melepaskan helm full face nya. Lalu menyibak rambut nya keatas. Hal sederhana itu membuat Shana terdiam dan terpana di tempat. Marathon jantung.
"Ganteng" batin Shana
Haidar berjalan kearah Shana dengan wajah penuh amarah. Untung saja ia tak terpental seperti kemarin. Dan disana Shana masih menatap Haidar tanpa kedip.
"Woy lo gak bisa nyebrang ya?!"
Shana tersadar. Ia mendengus, "Apa urusan nya sama lo coba?"
"Untung aja gue ngerem. Harus nya gue langsung telindes aja lo ya"
Shana melipat tangan depan dada, "Apa mau lo?"
"Lagian lo kenapa si jam segini masih aja keluyuran, bukan nya sekolah."
"Gue ketinggalan Bus."
"Yaudah sama gue aja!"
Shana membulatkan mata, "Sama lo? ogah!"
"Yaudah gue duluan. Lo tinggal sini sampe siang!"
"Eh eh jangan."
"Nah tuh takut?"
"Y-yaudah deh gue ikut."
Sudut bibir Haidar terangkat. Lalu ia memakai helm full face nya, dan bersiap untuk tancap gas. Namun ia urungkan karena Shana masih terdiam di tempat seperti orang kebingungan.
"Ngapain bengong? cepetan naik," ucap Haidar
Shana menggaruk tengkuk nya yang tak gatal, "Ini gimana naik nya?"
Maklum, Shana belum pernah menaiki motor Ninja.
"Gue kasih waktu buat mikir gimana cara naik motor."
Shana mengangkat rok seragam nya. Untung saja ia memakai celana panjang. Ia dengan segera menaiki motor Haidar, "Udah. Ayo cepet jalan."
"Pegangan!" suruh Haidar.
"Gak mau!"
Haidar menghela napas, "Nanti lo jatuh, kepental, ke telindes, mati. Mau??"
"Ya enggak mau lah."
"Makanya pegangan!"
Shana mendengus, "Iyadeh. Dasar modus!"
Haidar tersenyum. Ia menatap tangan Shana yang melingkar di pinggang nya. Dengan segera ia menancap gas. Ia mengebut kali ini, membuat gadis yang ia bonceng misuh misuh.
"HAIDARRR PELAN PELAN ANJIRR."
Perasaan kemarin ia bonceng Haidar tidak ngebut seperti ini. Shana mendengus, emang dasar nya mau modus.
Haidar terkekeh kecil mendengar suara teriakan gadis di belakang nya. Ia juga merasakan genggaman tangan Shana mengerat. Rambut Shana yang tak di ikat berterbangan di udara membuat nya semakin cantik, apalagi jika dilihat dari samping.
Motor Haidar memasuki gerbang sekolah. Masih ada beberapa menit sebelum jam masuk. Shana bernapas lega, untung saja ia tak terlambat. Tetapi ia menjadi pembicaraan siswa siswi yang melihat nya. Ada yang melihat nya sinis, ada juga yang iri.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE TRACKS
Teen Fiction(Lintasan biru) "Apa jadi Atlet Renang itu sesuatu yang ga bisa dibanggain?" *** "Lantas lo mau apa?" kesal Haidar pada gadis di depan nya ini. "Besok lo harus tembak gue di rooftop sekolah." Gadis gila. *** Ini hanya kisah seorang atlet renang y...