7. Terungkap

61 53 100
                                    

Haidar gantian untuk menyalami Ayah nya, tetapi dua kata yang keluar dari mulut Ayah nya membuat ia terdiam.

"Balapan ya?"

"E-enggak."

"Gausah bohongin Ayah. Itu kenapa jalan nya? kaki kamu kenapa?"

"G-ga apa apa kok."

Tiba tiba Ayahnya nya menendang kaki kiri nya yang sakit dengan keras, dan membuat ia jatuh, "Arrggh."

Sontak Mama nya pun menghampiri nya, dan menolong nya.

"Masih ngelak balapan?" dingin ayah nya.

Haidar bangkit dan menatap ayahnya tak kalah dingin, "Ayah tau darimana aku balapan? apa Galih mengadu?"

"Bukan. Tidak ingat kalau kamu dulu sudah pernah keciduk sedang balapan? dan Ayah sudah mengatakan untuk jangan mengulangi nya lagi. Dan lihat? kamu tidak mendengarkan apa yang Ayah katakan."

"Ayah juga tidak pernah peduli dengan ku kan? Ayah selalu sibuk dengan kerjaan dan tak memberi Galih dan Mysha uang. Asal Ayah tau, dengan balapan lah aku bisa mendapat banyak uang. Ayah macam apa kau ini."

PRANGGG

Gavin, selaku Ayahnya, melempar vas bunga kaca itu tepat mengenai dahi Haidar. Membuat darah merembes menetes dari dahi, lalu turun ke mata dan mengalir ke pipi.

Kedua adiknya yang berada dikamar pun langsung keluar karena kaget. Mereka segera turun ke bawah, "A-abang."

"Ayah gamau lagi liat kamu balapan. Kalau sekali lagi ngelanggar ucapan Ayah, siap siap hukuman kamu lebih daripada ini."

Setelah mengatakan itu pun Gavin melenggang pergi ke kamar. Haidar menatap tajam punggung Ayahnya yang perlahan menghilang, tangan nya mengepal pertanda ia menahan emosi.

Namun kedua tangan nya itu tiba tiba digenggam lembut oleh Mama nya, "Stt, udah yaa, sini Mama obatin luka nya."

"Abang gapapa?" tanya Mysha

"Gapapa kok hehe. Mysha tidur sana, besok kesiangan."

"Bahkan abang masih bisa senyum," batin Mysha

***

Haidar mengeluarkan motor ninja nya dalam garasi, begitu pula dengan ayah nya yang sibuk mengelap mobil nya sebelum pergi.

"Haidar. Kamu yakin gak mau ikut diantar ayah?" ucap Mamanya.

"Ga."

"Bang sini join, masih muat ni mobil," ucap Galih yang asik bersender di kursi mobil sembari mengedipkan mata.

"Dih. Bocah songong."

"Mysha sekolah dulu ya bang."

"Belajar yang bener. Ntar kalo udah gede jangan korupsi."

"Au ah."

***

Shana berlari larian menuju halte bus. Bus disana sedang berhenti untuk membawa penumpang. Shana sebenarnya bisa saja berangkat memakai mobil dengan supir andalan Mama nya, namun Shana menolak dengan alasan menaiki bus lebih enak.

Bus itu sudah mulai bergerak dan berjalan. Shana mengejar bus itu dengan tangan yang ia lambaikan tanda menyuruh Bus itu untuk berhenti.

"WOYY PAK TUNGGU! GUE MAU NAIK"

"WOYY PAK MASINIS."

"EHHH SUPIR."

"ANJING WOY PAKK."

Haidar mengernyit kala melihat ada seorang gadis yang menurutnya familiar sedang berlari larian. Akhir nya ia memutuskan untuk berhenti di pinggir jalan dan membuka helm full face nya agar melihat lebih jelas muka gadis itu.

BLUE TRACKSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang