16. Rumah Hantu

14 12 23
                                    

Malam ini, langit tampak mendung, tidak ada sinar rembulan seperti biasa, hanya ada semburat kemerahan di langit malam, menandakan akan turun hujan.

Mereka, Haidar, Reyhan, Daiz, Febio, Shana, Tamara, Gea, dan Kiara, sibuk menjajal semua wahana permainan serta membeli berbagai macam makanan tanpa melihat isi dompet. Orang kaya mah bebas.

Saat akan menaiki bianglala, hanya satu orang yang menolak. Siapa? Daiz namanya. Cowok itu menolak ketika diajak naik bianglala dengan dalih fobia ketinggian

"Lo cemen banget sumpah."

"Lo gatau rasanya orang yang fobia ketinggian nyet."

"Lebay amat. Lo tinggal tutup mata apa susahnya."

"Hah mati dong?" cengo Kiara

"Lo tinggal naik tanpa gue aja apa susahnya njirr?"

Tak mau memaksa lagi, akhirnya mereka menaiki wahana itu tanpa Daiz. Toh, tidak apa apa, malah beruntung tidak ada teriakan berisik jika Daiz terpaksa naik.

Mereka bisa melihat dari balik ketinggian bianglala, Daiz yang sedang sibuk memakan telur gulung dan juga es nya.

Setelah selesai menaiki bianglala, tibalah mereka didepan wahana yang sudah ditunggu tunggu. Wahana yang mereka bicarakan saat di kantin sekolah. Rumah Hantu.

Tampak dari depan, sama sekali tidak menyeramkan. Tapi tidak tau bagaimana di dalam. Haidar menelan ludah gugup, ia tak pernah masuk ke wahana ini sebelumnya, karna ia takut dengan hantu sejak kecil. Sebenarnya ia juga ingin menolak ketika diajak pergi ke wahana ini, namun ia harus menjaga image nya didepan Shana, jangan sampai image cool nya jatuh didepan kekasihnya itu.

"Ayo masuk, gue udah beliin tiketnya."

Mereka masuk dengan Febio yang memimpin di depan. Awalnya baik baik saja, tidak menyeramkan. Haidar tetap mencoba untuk santai walaupun kaki nya berat untuk melangkah.

Haidar berjalan tepat di samping Shana, memastikan gadis itu baik baik saja dan tetap berada di samping nya. Haidar takut anak itu akan digondol oleh Kuntilanak.

Tiba tiba, Haidar merasa ada yang menggenggam tangan kirinya. Sontak ia menghentikan langkah nya dengan perasaan yang tidak karuan. Akhirnya Haidar memberanikan diri, ia menoleh.

Bum!

"AAARRGHH."

Setan dengan muka merah tiba tiba muncul mengagetkan nya. Ia sontak melepaskan tangan nya yang digenggam oleh setan jadi jadian itu. Ia berlari dan langsung menyembunyikan diri di balik punggung Shana.

Semua yang melihat itupun tertawa, tak terkecuali setan muka merah itu. Untuk pertama kalinya, mereka melihat Haidar yang ketakutan sampai bergetar hanya karena setan jadi jadian itu?.

"Haha lo takut dar?" tanya Reyhan.

Haidar berdeham. Mencoba untuk mengembalikan image cool nya nya itu. "Gue ga takut. Cuma kaget aja."

"Lo ngomongin gue cemen pas naik bianglala. Lo juga cemen yaa nyet. Ginian aja takut, cemen lo."

"Gue cuma kaget bangsat."

"Udah udah jangan berantem disini. Ayo lanjutin jalan nya biar cepet keluar, atau lo berdua gue gorok biar jadi setan sekalian?" ancam Gea, yang membuat kedua cowok itu langsung merinding.

Mereka pun melanjutkan perjalanan. Mereka sesekali terkaget bukan karena kemunculan tiba tiba setan nya, namun karena teriakan Haidar yang menggema. Seperti biasa, Haidar akan reflek teriak ketika ada setan yang tiba tiba muncul di hadapan nya, membuat Shana kesal sendiri karena pacarnya yang berisik itu.

BLUE TRACKSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang