Haloo guyss, akhirnya aku update setelah sekian lamaaa.
***
Haidar menyeruput coklat panas nya diatas balkon kamar nya. Udara malam ini cukup dingin, namun inilah udara yang paling disukai Haidar. Walaupun ia tahu jika udara malam itu tidak sehat.
Haidar meringis perih saat luka di bibirnya mulai terasa. Tapi ia tak boleh lemah. Toh ia sudah terbiasa mendapat kan nya. Ia juga pernah mendapat luka yang lebih parah dari ini. Sebenarnya tadi ibu nya berniat untuk mengobati nya, namun Haidar menolak dan memilih untuk mengobati sendiri. Bahkan pukulan pukulan akibat ia tak bisa menghindar saat latihan tadi masih terasa.
Ceklek
Suara pintu yang terbuka membuat dirinya menoleh. Lalu berdecak saat melihat ayah nya sedang berjalan kearahnya.
"Haidar. Ayah minta maaf."
"Hm."
"Maaf ayah memaksamu untuk segera memperkenalkan diri di depan media. Ayah tidak berpikir jernih saat itu dan langsung bertindak tanpa melihat apa resiko nya."
Haidar masih terdiam, sambil sesekali menyeruput coklat panas nya.
"Jika publik tahu kamu adalah anak ayah, pasti akan banyak orang yang akan mengincar mu saat ini juga. Tapi ayah diancam. Orang itu akan membunuh semua keluarga ayah jika ayah tak segera memperkenalkan mu ke publik. Tentu saja ayah tidak mau kehilangan orang yang di sayang."
"Lalu jika aku memperkenalkan diri ke publik, orang itu tidak akan membunuh keluarga kita, benar?" tanya Haidar.
Gavin terdiam mendengar pertanyaan dari anak sulung nya.
Haidar melanjutkan, "Sepertinya tidak mungkin. Travis akan tetap membunuh keluarga kita seperti yang dia rencanakan sejak lama."
Gavin terkejut, "Bagaimana bisa kamu tahu namanya?!"
Haidar bungkam. Lalu ia teringat suatu ide yang ia pikirkan sedari tadi. "Gini aja, ayah tidak perlu memperkenalkan ku ke publik. Biar aku yang akan memperkenalkan diri di depan Travis secara langsung dan mendesak dia untuk memberitahu motif apa yang dia rencanakan."
"Tidak nak, jangan. Travis bukan orang yang gampang. Dia orang yang pintar dan licik."
Haidar terdiam. Benar juga ucapan ayah nya. Walaupun ia belum pernah melihat bagaimana rupa Travis, namun ia sudah mendapat spoiler tentang semua sifat nya dari paman Farhan.
Tetapi justru dia licik, ia juga harus bermain di tingkat yang sama. Terlintas dipikiran nya untuk nekat pergi menemui Travis tanpa sepengetahuan ayah nya.
Gavin menoleh, "Kamu ga akan nekat kan Haidar?"
Shit! Ayah nya ini seperti bisa membaca pikiran nya saja.
"Tidak."
"Syukur kalau begitu."
Tiba tiba Haidar teringat dengan Rendy, teman sekolah nya yang pernah menyerang nya hari itu sekaligus mata mata gengster milik Travis.
Haidar terdiam. Saat ini kepala nya sangat berisik. Tidak mungkin kan Travis tidak mengenal Haidar? dia punya banyak mata mata di luar sana. Pasti nya dia sudah mendapat data diri Haidar. Tapi apa tujuan dia mendesak agar ia diperkenalkan ke publik?
***
Senin adalah hari keramat bagi Haidar. Bagaimana tidak? ia terlambat masuk dan dihukum. Ia lupa jika jam pertama ada ulangan Fisika dan ia sama sekali belum belajar. Tak hanya itu, ia juga lupa mengerjakan Pr Matematika yang seharusnya sekarang dikumpulkan. Jadi ia harus dihukum dua kali
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE TRACKS
Teen Fiction(Lintasan biru) "Apa jadi Atlet Renang itu sesuatu yang ga bisa dibanggain?" *** "Lantas lo mau apa?" kesal Haidar pada gadis di depan nya ini. "Besok lo harus tembak gue di rooftop sekolah." Gadis gila. *** Ini hanya kisah seorang atlet renang y...