13. Aneh

19 13 20
                                    

Selamat Membaca

***

Shana duduk dengan bosan di bangku nya. Teman teman nya sedang asik mengobrol dan menggibah sesuatu, namun gadis itu tidak mempedulikan nya. Bahkan suara keras campur cerewet milik Ghea dan Kiara tak bisa membuat lamunan nya itu buyar.

Sampai akhirnya tepukan keras di punggung nya membuat ia tersadar, "Apaan?"

"Lo kemarin ke pantai bareng Haidar ya?" tanya Tamara

Shana mengernyit, "kok lo tau si ta?"

Tamara mengangguk, "gue kemarin juga ke pantai, terus liat lo sama Haidar."

"Lo ke pantai sama siapa?"

Tamara gugup, "I-itu gue sama s-saudara hehe."

Shana mengernyit mendengar nada suara Tamara yang terdengar gugup. Namun ia tak ambil pusing. "Ooh."

Shana sebenarnya menunggu Haidar yang biasanya masuk ke kelas nya setiap pagi, walaupun cowok itu sekedar menyapa lalu pergi. Ga jelas memang.

Semalam Shana sudah memberitahu cowok itu bahwa ia akan membawa 2 bekal, 1 untuk dirinya, dan 1 lagi untuk Haidar. Tidak ada alasan, namun ia hanya ingin saja. Awal nya Haidar menolak, karena tak ingin merepotkan, namun akhirnya cowok itu menerima dengan senang hati tawaran nya.

Pagi pagi sekali ia memasak, mempersiapkan bekal untuk dirinya dan untuk kekasihnya itu. Dan memberitahu lewat ponselnya bahwa nanti diambil pagi pagi sebelum guru masuk.

Namun pagi ini, Haidar tidak menampak kan batang hidung nya. Ia mengerti, mungkin dia sedang dalam perjalanan ataupun ada keperluan.

Karena tak sabar, ia akhirnya memutuskan pergi ke kelas Haidar untuk menemui lelaki itu.

Dapat ia lihat di jendela, tempat duduk cowok itu kosong.

"Nyari siapa?"

Shana terkejut. Lalu ia menoleh ke belakang mendapati seorang siswi menatap nya dengan mata judes. "Kalau mau nyari orang itu masuk, jangan ngintip di jendela, ga sopan."

"Iya maaf. Gue nyari Haidar, ada gak?"

Siswi itu menatap nya tajam, "Lo siapa nya Haidar emang? ada urusan apa sama Haidar?"

Shana mengernyit. Dalam hati ia mengumpati cewek itu, sebenarnya cewe ini makan apa tadi waktu sarapan sampai sampai judes banget gitu.

"Lah lo siapa emang?" ucap Shana tanya balik.

"Gue temen sekelas nya."

Dalam hati Shana mencebik, cuma temen sekelas doang gaya.

"Ini gue mau ngasih kotak bekal ke Haidar. Tapi kayaknya anak nya belum berangkat."

"Sini biar gue yang ngasih."

"Enggak makasih. Nanti gue ngasih pas istirahat aja."

"Percuma."

Shana mengernyit mendengar perkataan siswi itu.

Siswi itu menyeringai, "Percuma lo ngasih kotak bekal kek gitu ke Haidar. Ga bakal di makan. Secara kan dia orang nya gak menerima pemberian apapun dari orang asing. Gue yang temen sekelas nya aja ditolak, apalagi fans fanatik kayak lo."

Shana memejamkan matanya. Demi tuhan, ini masih pagi! ia menahan diri untuk tidak menjambak rambut cewe di depan nya ini.

"Gue pacar nya."

Pernyataan dari Shana membuat siswi itu tertawa terbahak bahak, "Mimpi lo. Sadar diri dong, fans fanatik kayak lo emang Haidar mau gitu?"

Shana tersenyum, "Ya kalau mbak nya ber anggapan seperti itu tidak apa apa. Permisi yaa mbak temen sekelas nya Haidar yang terhormat."

BLUE TRACKSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang