"Gue malah curiga sama gelagat Daiz sama Tamara, kalian pacaran?"
"Nggak."
"Gue liat siluet lo sama Tamara di pantai kemarin sore."
"Salah liat kali lo. Orang gua waktu itu masih dirumah."
"Iya kali."
"Pindah ke rooftop kuy. Disini kadang Pak Taufik keliling."
***
Beruntung sampai jam istirahat, tidak ada guru yang keliling, Haidar serta kedua temannya selamat dari ocehan dan skorsing. Namanya juga hoki.
Ketika bel istirahat berbunyi, mereka segera turun dari rooftop, menuju kantin. Definisi sekolah cuma cari jajan.
"Lo bertiga tak cariin kemana mana ternyata disini ye," oceh Febio
"Hehe, laper bro. Belum sarapan, sini gabung."
Febio hanya menggeleng kan kepala nya. Dari mereka ber empat, hanya Febio lah yang mengikuti pelajaran tadi. Ia sendiri heran dengan jalan pikir ketiga teman laknat nya itu. Tapi tetap saja, mereka semua sahabatnya, rumah terbaik nya.
"Tadi Pak Salim ngasih tugas. Besok suruh kumpulin. Nanti tak share tugas nya di grup."
"Kenapa ngga share jawabannya aja langsung?" ucap Haidar
"NGELUNJAK ANJING."
"Hehe."
Tiba tiba gerombolan Shana memasuki kantin, dan itu membuat Haidar langsung melambaikan tangan nya menyuruhnya untuk bergabung bersamanya.
Shana memutar bola matanya malas. Ia malas mendengar ocehan ocehan bocah tantrum itu. Lalu ia mengikuti Gea yang sudah menemukan tempat duduk untuk mereka berempat.
"Ayo si, ikut gabung sama gerombolan Haidar, jangan disini," ajak Tamara
"Gamau ah, jokes cowo cowo kadang buat gue ngakak sakit perut, gue makan ngga tenang nanti nahan ngakak mulu," ucap Kiara
"Gue traktir deh," ucap Tamara
"Serius lo?"
"Iyaa elah, serius."
"Oke cabut," Kiara langsung beranjak dari duduk nya dan menarik tangan Shana menuju meja gerombolan bocah tantrum disana. Gapapa deh, sekalian Shana ingin mengantarkan bekal untuk cowo itu.
"Halo halo. Kita boleh gabung ga nih?"
"Boleh neng."
Langsung saja keempat gadis itu duduk di bangku yang masih tersedia. Sedangkan sosok yang bernama Shana itu bingung. Hanya ada satu bangku yang tersisa, dan itu tepat di samping Haidar. Ini teman teman nya sengaja atau bagaimana?
"Ngapain bengong? sini duduk."
Shana mendecak dan akhirnya duduk di sebelah pacar nya itu, lalu dengan malas, ia menyerahkan totebag berisi bekal nya. Ia masih kesal dengan kejadian di mana ia bertemu mak lampir di kelas Haidar.
Haidar berbinar ketika membuka kotak bekal itu. Terlihat sangat lezat. Shana memang pandai dalam membuat masakan.
Sedangkan Shana hanya duduk diam sembari melihat Haidar makan. Hal itu membuat Haidar bingung, "Lo ngga pesen?"
"Nggak."
"Sini gue suapin."
"Gamau. Gue makan nya nanti siang aja."
"Jangan telat makan, nanti kena lambung sayang."
Shana membelalak. Ia langsung menutup mulut Haidar menggunakan tangan nya. Apa apaan itu? sayang? ia tak terbiasa di panggil seperti itu oleh Haidar.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE TRACKS
Teen Fiction(Lintasan biru) "Apa jadi Atlet Renang itu sesuatu yang ga bisa dibanggain?" *** "Lantas lo mau apa?" kesal Haidar pada gadis di depan nya ini. "Besok lo harus tembak gue di rooftop sekolah." Gadis gila. *** Ini hanya kisah seorang atlet renang y...