Setelah perdebatan nya dengan Rendy di gang sempit tadi, di sinilah Haidar dan Shana sekarang. Olympic Swimming Pool. Shana menonton Haidar dari tribun, yang memang disediakan oleh pihak pengelola untuk penonton yang ingin melihat perlombaan renang. Shana hanya duduk sembari memakan camilan yang ia beli sebelum kesini, lagipula ia bosan tidak ada yang bisa diajak ngobrol disini.
Shana mengedarkan pandangan nya, gedung ini sangat luas, dan esthetic. Kolam renang ini tidak ramai pengunjung, karena hari ini tidak ada perlombaan. Besok baru ramai, karena besok ada perlombaan, yang Haidar akan ikuti itu. Tentu saja ia tidak sabar untuk melihat dan menemaninya pacarnya itu berlomba. Tidak hanya sendiri, teman teman Haidar juga akan ikut melihatnya. Jadi ia mempunyai teman untuk diajak bicara.
Disisi lain, terdapat keributan antara petugas dan juga orang suruhan Gavin diluar sana. Seperti apa yang diperintahkan bos nya, orang suruhan Gavin itu tetap setia mengikuti mereka. Namun ia tak diperbolehkan masuk oleh petugas OSP, karena bukan atlet. Bagaimana cara petugas itu bisa mengetahui nya? ya karena orang suruhan Gavin itu tidak bisa membuktikan dirinya atlet, seperti kartu atlet OSP, piagam kejuaraan ataupun bukti dirinya mengikuti perlombaan renang manapun.
Setiap atlet yang sudah terdaftar di OSP, pasti akan diberi kartu atlet OSP. Atlet yang mempunyai kartu itu, bebas memasuki OSP dengan hanya membayar setengah nya. Sedangkan jika penonton non atlet seperti Shana, dikenakan biaya yang cukup mahal. Tapi tenang, Haidar sudah membayarkan nya untuk gadis itu, sehingga Shana hanya tinggal masuk saja.
Orang suruhan Gavin, yaitu Farel, mengusap wajah kasar, ia menatap petugas OSP dengan kesal, "Saya akan membayar dengan harga dua kali lipat pak. Tolong biarkan saya masuk."
Petugas itu kehilangan kesabaran, "Sudah saya katakan tidak bisa yaa tidak bisa pak. Disini tidak nerima bentuk suap dalam hal apapun. Silahkan pergi jika tidak ada kepentingan lain, atau khodam harimau gundul saya akan keluar."
***
Setelah beberapa menit, Haidar pun menyudahi aksi latihan nya. Lalu ia berjalan kearah tribun, menghampiri gadisnya yang sedang asyik memakan jajan.
Shana pun memberikan handuk kepada Haidar, "Tumben kok cepet banget?"
"Takut lo bosen, sendirian gini gada yang bisa diajak ngobrol kan ga enak."
"Nggak sendirian kok, ini ada jajan."
Haidar terkekeh, ia menahan diri untuk tak menguyel uyel pipi Shana yang menggembung karena memakan snack terlalu banyak di mulutnya.
Haida ikut duduk disebelah Shana, dengan handuk yang menyampir di pundak nya. Ia menghela napas, "Gue selalu kesini kalo banyak pikiran."
Shana menoleh, "Lo sekarang lagi banyak pikiran? lo bisa cerita ke gue."
Haidar menatap wajah gadis nya sembari tersenyum, "Iyaa soalnya pikiran gue isinya lo semua."
Shana mencebik. Lalu ia tersenyum jahil, ketika Haidar sedang melihat kedepan, ia pun dengan diam diam memotret Haidar dari samping.
Suara cekrek dari kamera membuat Haidar menoleh. Shana terkikik senang kala melihat hasil fotonya yang bagus. Sebenarnya bukan itu sih yang membuat Shana senang, tapi karena di dalam foto itu, Haidar terlihat dua kali lebih tampan. Bahu kekar dan rambut basah nya, membuat kadar ketampanan Haidar bertambah.
Haidar yang penasaran pun mencoba untuk melihatnya. "Liat dong. Pasti gue ganteng banget di foto itu."
Shana mendecih. Mau bohong tapi memang ganteng, gimana dong?.
"Gue mau motret gedung ini juga ah. Keren. Lumayan buat masukin story instagram."
"Kenapa ga post foto tadi aja?"
Shana mengernyit, "Foto yang mana?"
"Foto gue, yang tadi lo motret. Bagus tuh dijadiin story instagram."
"Dan biarin aset masa depan gue itu tersebar? kagak mau yaa."
Haidar tertegun. Lalu tersenyum menggoda kearah Shana. Haidar tidak menggunakan baju renang nya, Ia hanya memang berenang dengan telanjang dada dan juga celana pendek. Secara tidak langsung, Shana menyebut dirinya yang telanjang dada itu sebagai aset masa depan.
Shana yang menyadari apa yang ia ucapkan pun menutup mulutnya rapat. Apalagi melihat Haidar yang menatapnya dengan alis naik turun, membuatnya gelagapan. "C-cukup. Lo jangan ngerusak suasana OSP date kita yaa."
"OSP date?"
Shana gelagapan. Ia terang terangan menyebut bahwa mereka sedang berkencan. "M-maksud gue----"
Melihat Shana yang gelagapan, Haidar tertawa. "Kapan kapan kita OSP date lagi yaa, sayang."
Shana tertegun. Ia yakin wajahnya sudah merah padam saat ini. Ia langsung memukul mukul lengan Haidar untuk melimpahkan rasa kesal nya. Sedangkan orang yang dipukul, hanya tertawa.
Haidar mengeluarkan sebuah kotak kecil dari dalam tas nya. Lalu ia serahkan kepada gadis di samping nya. "Ini buat lo"
Shana menerima kotak kecil pemberian Haidar dengan bingung. "Ini apa?"
Haidar tersenyum, "Rahasia, buka nya dirumah aja"
"Ini bukan barang terlarang kan?"
"BUKAN LAH"
"GAUSAH NGEGAS LAH"
"Iyaa iyaa maaf," cicit Haidar.
Shana menatap dengan seksama kotak kecil itu. Jujur ia sangat penasaran apa yang ada di dalam kotak kecil ini. Walaupun kecil, ia senang sekali karena ini pemberian dari orang yang dicintai.
***
Setelah menghabiskan waktu didalam, mereka kini memutuskan untuk pulang. Mereka berjalan berdampingan menuju motor mereka di parkiran, dengan Haidar yang menggandeng tangan Shana.
"Lo udah siap buat lomba besok?"
"Gue selalu siap. Gue juga udah siap buat nikahin lo."
"Gue ga tanya yang satu itu yaa."
Farel yang melihat sekaligus mendengar itupun langsung mengabarkan kepada bosnya, "Lapor. Haidar pergi ke OSP bersama pacarnya, dia juga akan mengikuti lomba renang besok di tempat yang sama."
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE TRACKS
Teen Fiction(Lintasan biru) "Apa jadi Atlet Renang itu sesuatu yang ga bisa dibanggain?" *** "Lantas lo mau apa?" kesal Haidar pada gadis di depan nya ini. "Besok lo harus tembak gue di rooftop sekolah." Gadis gila. *** Ini hanya kisah seorang atlet renang y...