6. Taruhan

24 18 54
                                    

Hai hai, kali ini author update. Aslinya mau double update hari ini, tapi gajadi

***

Malam ini Haidar bersiap untuk memenuhi janjinya dengan gadis yang kemarin menantang nya balapan.

Haidar menghela napas lelah kala Galih menghadang langkah nya seperti biasa ketika ia akan keluar.

"Minggir lo cil."

"Gausah pergi bang, lo balik kerumah nanti nyesel," ucap Galih

Haidar mengernyit bingung

"Abang, tadi ayah nelpon," ucap Mysha

"Oh ya? ayah bilang apa?" ucap Haidar sembari mengelus kepala adiknya.

"Katanya hari ini mau pulang. Mungkin malam ini nyampe."

"Nah loh, mampus abang gabisa pulang malem," ucap Galih.

Bukkk

Haidar mengambil bantal sofa, lalu melemparkannya sampai mengenai kepala Galih. "Bacot banget bocil epep."

"Wah nih kekerasan dalam rumah Uya."

"Mau gue timpuk part 2?"

"Tangan kosong kalau berani," tengil Galih

TUKKK!!

"Anjir."

Haidar melempar nya dengan remot tv.

***

Meskipun tahu bahwa orang tua nya akan pulang malam ini, tetapi Haidar tetap nekat untuk balapan dan pulang tengah malam.

"Mana gadis sombong kemaren?"

"Sabar lah bro. Ga sabaran banget. Sini ngopi dulu."

Haidar menangkap siluet yang menurutnya familiar. Gadis dengan rambut panjang dan memakai jaket kulit dengan helm balap yang dipakai kemarin. Itu si sombong, Oliv.

Haidar langsung menghampiri Oliv, "Gausah lama lama, langsung aja."

"Santai lah, ga sabar kalah?"

"Ck." Tak menanggapi ucapan gadis tersebut, Haidar langsung bersiap dengan motor nya, dan melaju ke titik start race balap.

Sedangkan Oliv ditempat nya hanya tersenyum simpul.

***

"1.....2....3...GO!"

haidar sementara memimpin, Oliv yang tak mau kalah pun menambah kecepatan gas nya.

Saat hampir ke titik finish, mereka berdampingan dan saling menatap tajam.

Tiba tiba saja kaki Oliv terangkat dan menendang keras motor Haidar membuat pemuda tersebut oleng dan tak bisa mengendalikan motornya.

Suara motor dan aspal bergesekan linu, sedangkan seorang pemuda terguling agak jauh dari jarak terpentalnya motor. Haidar meringis, memang benar apa yang dikatakan sahabat nya itu. Oliv memang suka bermain licik.

"Bangsat."

Haidar mencoba untuk bangkit, namun tubuh nya seakan mati rasa. Ia teringat bahwa orang tua nya akan pulang malam ini, pasti akan dimarahi karena pulang malam dengan keadaan motor lecet.

Haidar berjalan dengan tertatih dan menaikan kembali motornya. Sungguh kaki nya tidak bisa diajak kompromi.

***

Oliv sampai di garis finish. Teman teman nya pun bersorak heboh. Sedangkan teman Haidar harap harap cemas.

"Woy, mana temen gue?" tanya Daiz

Oliv terdiam. Hingga saat ini Haidar belum kembali. Rasa khawatir tercetak jelas di wajah nya yang tertutup helm.

"Awas lo kalau ada apa apa sama temen gue," ucap Reyhan kesal. Ia, Daiz dan Febio serta teman nya yang lain sangat khawatir, bocah tengil itu belum juga kembali.

Namun hati nya merasa lega kala melihat suara deruman motor terdengar. Dan dari kejauhan motor Haidar menuju kearah nya.

"See? lo kalah."

Haidar membuka helm nya, lalu turun dari motor nya, namun kaki nya tidak bisa diajak kerja sama. Untung saja teman nya sigap menangkap tubuh nya sebelum oleng ke tanah, "Shh akhh."

"Dar lo gapapa?"

Haidar menyeringai kearah Oliv, "Bangga menang dengan hasil licik? cihh."

Febio mengernyit, "Hah licik?"

"Motor gue ditendang, trus gue kepental bareng motor."

"Anjing," umpat Daiz

"Haha. Tapi gue ga minta apapun secara material. Sebagai ganti nya, gue ada satu permintaan dan lo harus mengabulkan."

"Gue? ogah."

"Jangan jadi pengecut."

"Justru lo yang pengecut. Main licik karna takut kalah hm?"

"Ck lo nya aja yang lemah. Gitu aja udah jatuh."

"Anj-"

Haidar menghirup nafas sabar sembari mengepalkan tangan nya. Jika orang ini bukan perempuan, pasti sudah babak belur di tangan Haidar.

Gadis ini memang tidak bisa dilawan. Mau tak mau, Haidar memilih mengalah saja.

"Lantas lo mau apa?" kesal Haidar

"Besok lo harus tembak gue di rooftop sekolah."

Gadis gila.

"Gue nembak lo ntar lo nya mati."

"Bukan nembak pake pistol tolol."

"Kirain."

"Kalau lo bukan pengecut, buktikan besok. Gue tunggu di rooftop sekolah."

"Mana gue tau muka lo disekolah. Orang lo nya gapernah buka helm," sebal Haidar.

"Lo bakal tau sendiri di sekolah."

***

Pulang balapan, Haidar melihat gerbang rumah nya yang terbuka, dengan mobil warna putih terparkir di dalamnya. Orang tua nya pasti sudah di rumah.

Haidar membuka pintu dengan pelan, membuat orang tua nya yang sedang mengobrol ria di ruang tamu menatap ke arah nya.

"Assalamualaikum."

Serfia, Mama nya itu langsung menghambur ke pelukan Haidar, "Waalaikumsalam, anak Mama kok tambah kurus gini."

"Kok baru pulang sekarang? kamu kemana aja?" tanya Serfia, selaku Mama Haidar.

"Hehe."

Berbeda dengan mama nya yang menyambut nya dengan hangat, justru ayah nya menatap nya dengan dingin dan tajam.

Haidar gantian untuk menyalami ayah nya, tetapi dua kata yang keluar dari mulut ayah nya membuat ia terdiam.

"Balapan ya?"



Tbc

Waduh bang uda bang

Ga dapet anak nya, bismillah dapet bapaknya. Punten Om Gavin🙏

Next part secepatnya deh

BLUE TRACKSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang