15. Familly

58 46 36
                                    

"HAIDAR LO NGAPAIN?"

Shana terkejut ketika memasuki kamar Haidar. Bocah aneh itu memasukan tubuh nya kebawah kolong ranjang seolah sedang mencari sesuatu.

Haidar mengeluarkan tubuh nya sembari terkekeh, "hehe gue mau ambil uang receh gue yang jatuh dibawah sana."

"Kan bisa pake sapu bego."

"Oiya gue ga kepikiran."

Shana menggelengkan kepala nya melihat kelakuan absurd pacar nya itu. Untung sayang.

"Ayo kebawah. Makan."

"Nanti, gue mau beresin ini bentar."

Shana mengedarkan pandangan nya ke seluruh penjuru kamar Haidar. Satu kata, nyaman. Terlalu rapih dan bersih untuk seorang cowok aneh dan gakjelas kayak dia. Ditambah pendingin ruangan yang sejuk dan balkon yang luas membuat Shana ingin tinggal di kamar ini juga.

Mata Shana terpaku pada satu titik yang membuat ia terkagum kagum. Dimana disana terdapat puluhan medali tergantung rapi dan juga piala yang berjejer.

"Ini medali sama piala punya lo?"

"Bukan. Punya Sumanto."

Shana mendecak kesal.

Shana melihat lebih dekat, semuanya medali dan piala dari perlombaan renang. Shana tersenyum, ia akui Haidar walaupun anak nya aneh, bego, gakjelas, laknat tapi ia merupakan seorang yang berbakat.

"Orang tua lo pasti bangga."

Haidar tersenyum kecut menanggapi ucapan Shana.

Shana terkejut kala melihat foto didalam bingkai yang Haidar letakan diatas meja belajar cowo itu. Foto nya bersama Haidar kala jadian dulu.

"Kenapa lo pajang fotonya?" tanya Shana

"Iyalah, masa gue mau majang fotonya Anang sama Ashanti."

Shana tersenyum. Haidar itu anak nya gak jelas, tapi kadang sikap nya manis dan selalu membuat ia salting.

"Udah belum dar? ayoo udah ditunggu."

"Iyaa sayang, bawel ih, nanti tak gigit nih"

"NAJIS"

dalam batin tadi ia baru saja memuji Haidar itu manis dan sangat berbakat, tapi kok ini anak nyebelin banget ya?

***

Mama yang sudah daritadi menunggu Haidar turun pun berkacak pinggang memandang anak sulung nya itu

"Kamu tuh ditungguin dari tadi nggak mau turun ya? ini cepetan makan. Tadi kamu ngga sarapan kok."

Haidar meringis mendengar Mama nya yang tak berhenti mengomel. Padahal ia sudah makan tadi, bekal yang dibawa Shana.

"Selama mama sama papa pergi keluar kota, bang Haidar nggak pernah makan ma, balapan mulu tiap malem," ucap Galih

Haidar mendelik kesal kearah adik nya itu. Dasar bocil esempe tukang ngadu.

"Pantesan badan mu kurus gini, balapan makan sehari hari kamu yaa?" ucap Mama sambil menjewer telinga Haidar.

Sedangkan Shana terkekeh di tempat. Lucu.

"Iyaa maaf ma."

"Duduk. Makan yang banyak."

Haidar mendelik tajam kearah Galih. Sedangkan yang ditatap hanya terkekeh pelan.

***

Setelah makan siang dan mengajari Mysha mengerjakan PR, disinilah Shana sekarang. Bersantai di tepi kolam renang. Ditemani oleh Mysha yang sedang sibuk makan ice cream.

BLUE TRACKSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang