"Kumohon maafkan saya, jangan pukuli saya," ucap seorang pria paruh baya yang merintih kesakitan karena tubuhnya dipukuli oleh beberapa orang berbadan besar.
Gavin, yang notabene adalah seorang bos, hanya memandang datar pemandangan di depan nya, sembari bersedekap dada.
"Cukup". Anak buah Gavin pun menurut. Mereka akhirnya berhenti memukuli pria itu yang sudah terkulai lemas.
Pria itu pun mencoba bangkit, lalu bersimpuh di hadapan Gavin, " Tuan, kumohon maafkan saya."
"Jelaskan, apa tujuanmu memata matai perusahaan dan juga keluarga saya?"
"Kumohon lepaskan saya."
Pranggg
"JAWAB!"
Pria itu bergetar ketakutan ketika melihat Gavin menendang kursi kasar dan mengeluarkan pistol dari belakang celana nya. Serta tatapan nya yang berapi api.
"S-saya hanya diperintahkan oleh bos saya tuan."
Gavin memutar bola mata malas, "Ini akibatnya, jika kau menuruti perintah bos mu itu. Cepat bawa dia."
Anak buah Gavin pun langsung menuruti perintah bosnya. Mereka mencekal tangan pria itu dengan kuat serta melakban mulutnya agar tidak berteriak. Lalu membawa paksa pria itu untuk masuk kedalam mobil.
Tetapi sial, pria itu tiba tiba menendang kemaluan pria yang mencekal tangan nya itu. Sehingga cekalan nya terlepas dan ia bisa melarikan diri dengan berlari.
"Sialan. Cepat kejar dia!"
"Baik bos."
Pria itu terus berlari dari kejaran anak buah Gavin. Matanya menatap sekeliling, berharap ada seseorang yang bisa menolong nya. Namun hanya ada rumah kosong. Saat dirinya berhasil keluar dari gang tempat ia disekap, tiba tiba sebuah motor melaju kearahnya dan menyerempet nya, membuat ia jatuh terguling di aspal.
Mencoba bangkit, ia bernafas lega akhirnya ada orang lain disini. Ia bisa melihat dari kejauhan, orang itu tergeletak di jalan dengan motor yang sebagian hancur. Ia pun berlari menuju orang yang sempat menyerempet nya tadi untuk meminta maaf, serta meminta ia untuk membawanya menjauh dari kejaran anak buah Gavin.
Namun, belum sempat ia berlari, baju nya sudah ditarik terlebih dahulu oleh anak buah Gavin. Sial. Ia tertangkap. Ia menahan sakit saat anak buah Gavin itu memukulinya kembali.
Gavin terkekeh, "Itu akibatnya jika kau mencoba untuk kabur."
Lalu Gavin mengisyaratkan anak buah nya dengan satu tangan diangkat. Mereka yang memahami kode dari bos nya itu pun akhirnya menyudahi aksi memukuli pria itu.
Gavin berjongkok, lalu ia melepas kasar lakban yang menutup mulut pria itu. Ia mengeluarkan pistolnya, dan menodong pistol itu tepat di pelipis pria itu.
Gavin terkekeh, "Percuma kau kabur atau berteriak. Hanya ada kita disini? jadi tidak ada yang bisa menolong mu saat ini."
"Kau hanya cukup menjawab pertanyaan ku, dan tidak bertingkah. Maka kau akan selamat."
Pria itu mengangguk. Tubuhnya bergetar karena takut. Ia bisa melihat, pistol itu yang berada di pelipisnya dan bisa membuatnya mati kapan saja.
"Siapa bos yang memerintahkan kau melakukan semua ini? jawab dengan jujur, atau peluru ini akan membolongi kepalamu."
"Dia seseorang yang ada di Delux Entertainment t-tuan."
"Saya menanyakan namanya!"
"Sa-saya sudah berjanji tidak akan memberitahukan nama dia t-tuan."
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE TRACKS
Teen Fiction(Lintasan biru) "Apa jadi Atlet Renang itu sesuatu yang ga bisa dibanggain?" *** "Lantas lo mau apa?" kesal Haidar pada gadis di depan nya ini. "Besok lo harus tembak gue di rooftop sekolah." Gadis gila. *** Ini hanya kisah seorang atlet renang y...