13

2.1K 139 3
                                    

Pov azizi

Tidurku terganggu oleh suara bising dari ponselku sendiri, aku terbangun dan melihat siapa yang menelpon, ternyata abang gojek yang mengatakan sudah menitipkan makanannya di depan lobby, sedangkan aku sendiri tidak tahu siapa yang memesan.

Aku ingin kembali tertidur tapi lagi lagi ada yang menelpon tapi kali ini nomor tak dikenal

"siapa?"

"yaudah share loc aja, gue kesana bentar lagi"

ternyata  yang menelpon teman saka. memberi tahu jika saka harus mendapatkan perawatan karna luka yang cukup serius.

Mau tidak mau aku harus kesana untuk membayar semua administrasi dan juga melihat keadaanya.

.
.
.

sekarang aku sudah berada di rumah sakit dimana saka dirawat, tentu saja aku harus tanggung jawab atas apa yang reva lakukan padanya walaupun aku tau ini bukan salah reva sepenuhnya.

Saat ini aku hanya ditemani oleh one and only my baby matcha, pacarku.

Marsha memaksa ingin ikut walaupun aku sudah memintanya untuk tetap disana bersama yang lain.

Dan siapapun tidak akan bisa menolak keinginannya jika dia sudah mengeluarkan puppy eyes yang menggemaskan itu.

"kita ga keburu ikut makan tadi, mau makan dulu?" tanyaku

kami masih berjalan menuju ruangan saka setelah selesai membayar semua biaya

"pulang dari sini aja kita mampir makan"

Aku hanya mengangguk dan merangkulnya agar lebih dekat, takut takut ia terjatuh karna masih mengantuk.

Oh ya fyi aku masih menggunakan seragam sekolah tapi dilapisi jaket varsity.

Dilorong menuju ruangan saka, aku sudah melihat ketiga temannya terduduk dibangku panjang yang disediakan rumah sakit, mereka masih belum menyadari kedatanganku.

"gimana?" tanyaku saat sudah dihadapan mereka

"kata dokternya patah tulang hidung, rahang nya juga aga bermasalah, katanya si mesti dirawat kurang lebih semingguan" reva benar benar menjadikan saka samsak hari ini, marsha yang berdiri disampingku pun ikut terkejut.

"terus lo bertiga kenapa malah diluar?"

Apa karna melihat reva yang memukuli temannya dengan brutal membuat mereka takut? 

saat ini ketiganya hanya menunduk, padahal aku adik kelasnya lagipula aku tidak akan mengajaknya berkelahi, sekarang.

"serem liat muka si saka kalo didalem"

Aku jadi penasaran bagaimana kondisinya sekarang, karna saat disekolah tadi wajah saka tertutup oleh darahnya sendiri

"gue boleh masuk kan?"

Mereka hanya mengangguk dan aku langsung memasuki ruangannya saat mendapatkan izin

Yang pertama kali kulihat adalah muka saka yang peuh lebam, marsha sedikit meringis.

"dia kaya anak yang waktu itu kamu pukulin deh"

"lebih parah ini lah babe" aku mengirimkan foto wajah saka pada grup agar mereka bisa melihat kondisinya sendiri tanpa harus aku bercerita

"kenapa deh adel mukulin kak saka?"

"ngejek olla"

"yuk pulang, aku mau mandi dulu gakuat gerah"

Azizi pov end

Keduanya berjalan keluar ruangan dengan zee yang masih merangkul sang kekasihnya.

SIMULTASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang