16

2.2K 140 1
                                    

Dinginnya angin malam ini tidak membuat kedua manusia yang baru saja resmi menjadi sepasang kekasih itu beranjak dari kursi taman yang sedang sepi, hanya ada beberapa pasang orang disana.

Langit mempersembahkan banyak bintang diatas sana, seakan ikut merasakan kebahagiaan yang keduanya ciptakan untuk malam ini. Adel meneguk minuman soda ditangannya sambil terus menatap langit

Ashel yang tadi memintanya pulang terlebih dulu, kini sudah menggunakan kaos santai seperti adel. dirinya masih menikmati jajanan yang mereka beli sebelum ketaman.

"bintangnya banyak" ucap ashel menyadarkan lamunan adel

"lagi seneng, soalnya kita udah jadian" ashel terkekeh mendengar celetukan adel barusan

"emang kalo kita gajadian gabakalan ada bintang?" pertanyaan ashel hanya dijawab anggukan oleh adel

"ko bisa gitu?"

"soalnya udah aku calling bintangnya, suruh pada keluar kalo kamu nerima aku"

"kalo aku nolak kamu?"

Ashel mengikuti obrolan random adel yang ia lontarkan

"suruh bintang calling hujan biar turun"

Kali ini ashel tertawa cukup keras, selera humornya dihancurkan oleh manusia random disampingnya itu.

Ashel bergeser mendekati adel dan bersandar. Ia memainkan jari adel yang lebih besar daripada jarinya...

"ko orang orang bisa bilang kamu manusia es sih?" tanya ashel melirik adel yang ternyata sedang menatapnya

"gatau padahal suhu tubuh aku normal"

"tangan aku juga anget kan?"

Ashel memukul kecil lengan adel karna kesal, bukan itu maksud dari pertanyaannya, sedangkan sang empu hanya terkekeh kecil melihat ashel yang sedang kesal

"temen kamu siapa aja deh?" tanya ashel

Mungkin hari ini bisa ia gunakan untuk mencari tau seluk beluk adel yang sebenarnya..

"anak kelas aja, kecuali tiga anak kucrut itu, mereka kakak aku"

pada dasarnya dibanding dengan mereka, umur adel memang dibawahnya, jadi tiga orang itu sudah ia anggap sebagai kakak setelah azizi kakak kandungnya.

Ashel tersenyum kecil dibalik rangkulan adel yang menghangatkan tubuhnya...

"kalian udah lama kenal?" seakan belum puas bertanya

Adel mengangguk "pas smp aku sama zee beda kelas, waktu itu aku udah mau nangis pas tau beda kelas, udah mau bilang ayah kalo aku mau disekelasin sama zee, tapi ada olla, dia ngajakin aku kenalan dan ternyata dia sekelas sama aku, awalanya aku sungkan tapi zee paksa aku biar kenalan sama olla dia juga udah bawa lulu, jadinya kita bertiga terus, aku juga males nyari temen lagi"

"terus kamu kenal oniel darimana?"

"di smp dia sekelas sama zee, karna kita sering istirahat bareng juga, jadinya ikutan deket sama oniel"

"ko kamu bisa seangkatan sama zee, padahal umur kamu beda"

"dulu aku gamau ditinggal zee, jadi ikut kelas aksel"

"kenapa beda jurusan sekarang?"

"cape jadi anak ipa"

Adel menjawab semua pertanyaan yang dilontarkan oleh sang kekasih dengan senyuman, ia tidak akan merasa lelah berapa pun pertanyaanya jika ashel yang bertanya..

Obrolan mereka terpotong oleh dering telpon ashel yang menandakan adanya panggilan

"kaka dimana, ko belum ulang"

SIMULTASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang