43

1.5K 118 5
                                    

Tidak terasa kini sudah kenaikan kelas, dan saat ini mereka sedang ikut merayakan kelulusan kakak kelas, meski ingin tak ingin.

Adel dan Zee sedang menikmati makanan di kantin, hanya berdua, karena yang lain masih sibuk menonton acara yang di bawakan oleh kakak kelas. Sekolah mereka memang selalu mengadakan acara yang dikhususkan oleh siswa kelas tiga untuk terakhir kalinya. 

"Kak lo nyiapin nama gak?" Celetuk adel yang di hadiahi tatapan bingung oleh zee 

"Nama apaan?" 

"Buat anak lo nanti" 

Zee tersedak makanan nya sendiri karena mendengar pertanyaan random sang adik, buru buru adel menggeser air minum kehadapan zee dan mengusap punggungnya

"Pelan pelan pak supir"  Ucap nya 

"Random banget lo nanya ginian tiba tiba" 

"Ya nama buat anak ibu lah, adik kita. ngapain juga gue nanyain anak lo"

"ya elo kalo ngomong yang jelas, jangan setengah setengah"

Adel mencibir "ada gak? malah ngomel.."

"Enggak. Masih ada ayah juga, ngapain gue pusing mikirin nama dia" ujar zee sambil melanjutkan makan yang sempat terhenti

"Huuuu, kakak gaada effort lo!" Ejek adel menyoraki azizi sambil memberikan 👎

"gak jelas lo rev, kaya yang lo nyiapin aja" Balas zee

"dih gue ma effort gak kaya lo"

Zee mendelik "coba apa nama nya?"

Adel malah menggeleng "gaakan gue kasih tau, nanti lo copy, terus bilang sama ibu" menjulurkan lidah seakan zee memang berniat seperti yang ia pikirkan.

Zee tidak kesal ia malah terbahak melihat tingkah adel seperti anak kecil, ia segera mengunci leher adel dengan main main lalu mengacak rambut sang adik dengan gemas. 

Sudah jarang adel melihatkan sisi anak kecilnya, dan zee merindukannya.

Keduanya menikmati moment itu dengan tawa keras, membuat sebagian orang yang melihatnya merasa ikut senang melihat adel yang biasa nya tersenyum saja susah kini sedang tertawa, seakan tidak ada orang lain disana. 

Namun tawa keduanya mereda, saat kedatangan orang yang sempat babak belur oleh adel. 

"cielah udah lulus aja, ka" Kata zee saat saka duduk dihadapan kakak beradik itu

"ya masa gue ngikut tahun lo lulusnya zee" balas saka diiringi kekehan 

"padahal waktu itu gue bisa bikin lo bareng kita lulus nya" Kata adel ikut menimpali 

Ketiga nya kembali tertawa, mengerti apa yang di maksud adel

"kelamaan del, gue bisa dapetin ashel beneran ntar"

Adel berdecak kecil sambil memberikan smirk pada saka "Bagus, jadi cowok tuh gak boleh kapokan ya, itung itung gue juga latihan"

"masih serem aja adek lo zee"

"pacar pertama, jadi wajar aja" 

Saka dan zee tertawa meledeki adel yang sudah menatap datar keduanya

"Lanjut kemana ka?" 

"Ke malang, gue mau kuliah disana"

Zeedel hanya mengangguk anggukan kepala "Gak disini aja?" Tanya adel

Jujur saja, setelah insiden dulu adel dan saka tidak saling menyimpan dendam sama sekali, malah kini saka menjadi satu satunya kakak kelas yang dekat dengannya. 

SIMULTASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang