25

1.7K 141 4
                                    

pagi ini mereka sudah bangun dan sibuk dengan tugas masing masing. oniel indah dan ashel memasak, zee adel dan marsha mengupas buah, olla kathtrin lulu memotong buah yang sudah dikupas. Mereka berkeja sama untuk membuat sarapan kali ini.

dengan udara sejuk tapi dingin itu menjadikan mereka masih menggunakan selimut ataupun jaket tebal untuk menghangatkan tubuh dan sedikit dibantu dengan adanya sinar matahari.

"lu lo jangan makanin terus dong buahnya!" kata olla

"dikit doang, lo juga udah makan banyak ya anjir!" sewot lulu yang tidak terima

"gue cuma nyoba doang kocak"

"nyoba nyoba tapi makan setengah mangkok lo"

"kalian bedua tuh banyak bacot tau gak? kalo makan tinggal makan, berisik" kathtrin angkat suara yang berhasil membungkam keduanya, karna gadis itu berbicara dengan mengacungkan pisau yang ada ditangan nya.

adel dan zee sudah terbahak tanpa suara melihat raut wajah lulu dan olla yang menegang bercampur kesal pada kathrtrin.

-

-

-

"aku mau ngobrol sama kamu" ujar adel pada gadis di depan nya yang fokus menikmati langit cerah.

"mau ngobrol apa?"

setelah selesai makan kedua nya memishkan diri dari yang lain. Adel membawa ashel untuk melihat lihat bunga edelweis dan sedikit menaiki bukit.

"ralat, gajadi ngobrol"

sedikit terkekeh ashel berkata "apasih del, mau ngomong apa kamu?" semakin mendekatkan tubuhnya agar bisa bersandar

"do you really love me?"

ashel menatap adel yang tiba tiba menanyakan hal tersebut.

"of course!"

adel sedikit menyunggingkan senyum, merasa senang kala mendengar kesungguhan dari orang yang begitu ia cintai.

"kenapa? ada yang ganggu pikiran kamu?" tanya nya

adel menggeleng "menurut kamu hubungan kita terlalu buru buru ga?"

ashel semakin bingung dengan pertanyaan yang adel lontarkan

"aku takut hubungan kita ini bukan di dasari rasa saling cinta"

"aku takut, takut kalo di hubungan ini aku jatuh cinta sendirian"

"aku takut kehilangan kamu"

adel menundukan kepala menahan tangis, ia takut dengan ucapan nya sendiri, bayang bayang ashel yang tidak mencintai nya terus menghantui.

Setelah mendengar percakapan ashel dan lulu di bali hari lalu itu benar benar menganggu pikirannya. Dirinya tidak pernah sejatuh ini jika menyukai seseorang.

ashel segera membawa adel kepelukan nya, menenangkan. Itu yang adel rasakan saat ini

"kenapa ngomong gitu? feedback yang aku kasih belum cukup buat kamu?"

adel menggeleng keras, membantah ucapan pacarnya. Dia sadar dengan semua perlakuan ashel itu cukup membuktikan jika ashel sangat mencintainya.

"terus kenapa ngomong kaya gitu? seakan aku gak nunjukin kalo aku juga sayang sama kamu"

adel hanya diam dengan mata berkaca kaca menatap ashel di hadapannya yang sedang serius.

"waktu di kanada aku nyoba buat deket sama cowok maupun cewek, tapi hasilnya gaada yang bisa buat aku suka secepet kamu. Butuh waktu berbulan bulan itu pun perasaan aku hanya bisa sebatas caring each other gak bisa lebih"

SIMULTASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang