46 - END

1.7K 123 21
                                    

"Aku sama reva izin mau ke luar dulu yah, ibu kemana?" Zee berucap sambil mengancingkan kemeja yang di kenakannya diikuti adel yang berjalan di belakang.

"Lagi dikamar sama adek, sana kalian pamitan dulu sama ibu" Titah cio tanpa mengalihkan matanya yang sedang sibuk dengan laptop.

Keduanya menurut, melangkah menaiki tangga menuju kamar sang ibu, kemudian masuk setelah mendapat persetujuan dari dalam.

Shani yang sedang menyusui adik kecil dengan tubuh yang bersandar pada headboard kasur yang pertama kali mereka lihat. 

Angelina Felicia Ganendra, gadis cantik duplikatan sang ibu. 

"huuuu mimi terus huuu" Ujar adel yang mana malah membuat anak umur hampir dua tahun itu tertawa kesenangan, menampilkan gigi gigi kecil yang baru tumbuh. Adel segera mengangkat tubuh cia dari pangkuan sang ibu dan mengajaknya bermain di samping kasur yang masih kosong

"Mau pada kemana udah rapi?" Tanya shani 

Sebelum menjawab zee menyempatkan untuk mencium pipi gembul adiknya "Mau keluar dulu sama yang lain, sekalian ke pemakaman" Balas zee 

Shani mengangguk anggukan kepala, lalu mengusap bahu anaknya "Yaudah, hati hati. Pake mobil apa motor?"

"Mobil bu, sekalian jemput dulu ashel sama marsha"

Lagi shani tersenyum penuh arti menatap sang anak, kemudian mengangguk "Ibu mau ada nitip sesuatu?" Tanya zee membalas menatap shani

"Gausah, nanti langsung pada pulang kesini ya. Biar ibu masakin. Ajak yang lain" Titah shani, kali ini zee yang mengangguk

"Kita berangkat dulu ya bu, kalo ada apa apa telfon aja aku atau reva" 

"Iya sayang"

Kakak beradik itu mulai beranjak setelah memberikan kecupan bagi ibu dan adik, tidak lupa juga dengan cio yang masih sibuk dengan pekerjaannya di ruang tamu.  Padahal ini weekend.

-

Panasnya matahari ini tidak membuat tujuh orang itu beranjak dari sana. Mereka masih duduk mengelilingi gundukan tanah berumput yang bertuliskan nama teman nya. 

Tujuh orang yang sudah menjadi seorang mahasiswa itu, sudah menyelesaikan masa sma nya. Dua tahun kemarin mereka lulus dan mendaftar di kampus kampus yang berbeda. Sesuai dengan ingin masing masing.

"Apa kabar?"

"Masih gak percaya kalo kita udah gak bareng lagi..." 

Hening yang sedari awal mereka berkunjung kesana mulai terpecah oleh suara adel yang pertama membuka. 

"Bahkan di kepala gue masih bisa denger ketawa kalian" air mata itu perlahan keluar

"Gue selalu berusaha ikhlas, tapi sulit." Ashel mengusap usap punggung adel, berusaha menenangkan kekasih nya. 

"Gimana sekarang? Udah gak sakit lagi kan?" Kali ini zee yang membuka suara, karena adel sudah terisak dalam dekapan ashel

"Sorry kita baru kesini lagi, maklum aja ya udah jadi maba, jadi agak sibuk" zee berucap dengan nada bercanda, namun tetap saja, air mata tidak bisa membohongi perasaan.

"Sesakit itu ya sampe kalian milih nyerah?" Pertanyaan itu selalu keluar jika sudah berkunjung ke tempat peristirahatan terkahir sahabatnya.

Seakan menunggu ada jawaban dari sang empu.

"Ini baru ketiga kalinya ya gue kesini? Kangen gak?" Kini olla yang bersuara.

"Setiap abis dari sini gue selalu sakit, entah kalian yang ikut gue balik, atau emang sesedih itu gue kehilangan kalian. Makannya, kadang gue gak bisa ngikut sama yang lain, tapi gue tetep doain lo kok." Lanjutnya dengan mata yang memandang batu nisan bertuliskan nama temannya.

SIMULTASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang