09

54.7K 5.6K 586
                                    

Hari ini akan kedatangan orang tua dari Marvin atau mertua Arkana.
Arkana sudah bangun pagi-pagi, ya sudah menjadi rutinitas nya sih.
Bangun pagi untuk menyiapkan sarapan, membangunkan kedua anaknya, menyiapkan keduanya untuk bersiap sekolah.

Ngomong-ngomong soal perkara buah kemarin, Marvin benar-benar membeli buah di supermarket khusus buah yang lengkap. Berbagai buah ada, Arkana yang kalap ya membeli beberapa buah yang unik dan jarang ada.

Ya sudah pasti menghabiskan puluhan juta, bodoamat kata Arkana mah. Siapa suruh tadi Marvin membuat nya kesal. Karena kejadian kemarin juga, kening Arkana sekarang di tempel hansaplast.

Sekarang semua pekerjaan nya telah selesai, Arkana ingin bersantai dan menonton series di handphonenya.

Baru saja akan duduk dan bersantai tiba-tiba suara bel membuat nya sedikit jengkel.

"Biar saya saja nyonya." Tuhkan, Arkana tuh ngga suka di panggil nyonya gitu. Ntar deh dia mau protes.

Arkana mengiyakan saja biar cepat.
Tapi karena Arkana penasaran juga jadilah ia ikut ke depan melihat siapa yang bertamu.

Pintu terbuka dan menampakkan ayah dan ibu mertuanya.

Ibu mertua Arkana yang bernama lisa itu langsung memeluk menantu nya.

Arkana tersenyum kikuk dan membalas pelukan tersebut. Ayah mertua nya yang bernama Tio tersenyum juga.

Lisa melepaskan pelukannya. "Aduhh bunda kangen sama kamu kana."

"Hehe kana juga kangen bunda." Tawa nya canggung. Sungguh ia bingung harus berbuat apa. Tapi untunglah sifat dan sikap alkana dulu pada kedua mertuanya bersikap baik jadi Arkana tinggal melanjutkan saja.

"Ngga kangen ayah?" Tanya Tio.

Arkana memeluk Tio sebentar dan langsung melepaskan nya lagi. "Kangen juga."

"Yaudah yu Bun yah ke dalam." Ajak Arkana.

Ketiganya memasuki ruang keluarga. "Ayah sama bunda duduk di sini aja dulu ya, kana mau buat cemilan dulu."

Lengan Arkana di cegat. "Di sini aja ngobrol-ngobrol, biar pelayan saja yang menyiapkan nya."

Mau tidak mau Arkana menurut dan menyuruh pelayan tadi untuk menyiapkan cemilan, buah-buahan dan minum.

"Itu kening kamu kenapa Kana?" Tanya Lisa saat tersadar kening menantu nya tertempel hansaplast.

"Oh ini gapapa ko bun cuma luka kecil."

"Ngomong-ngomong kamu udah isi belum?" Arkana blank. Otaknya mencoba mencerna maksud dari bunda mertuanya itu.

"Hah? isi apa Bun? isi kulkas? udah ko udah penuh malahan." Ucapan Arkana membuat Lisa dan Tio terkekeh kecil.

Lisa berdehem dan menatap kembali sang menantu. "Isi ini, sayang." Ucapnya sembari mengelus perut rata Arkana dari luar baju.

Arkana tentu saja terkejut saat sudah mengerti apa maksud dari mertua nya. Hey, dia ini laki-laki mana bisa mengandung. Kedua mertuanya ada-ada saja.

Arkana hanya menggeleng. Lisa yang melihatnya tersenyum walau di sorot matanya ada rasa kecewa sedikit, Arkana bisa melihatnya.

"Nah loh kecewa, kalo mau cucu terus ngapain nikahin gue eh alkana sama Marvin anaknya." Batin Arkana terheran-heran. Bahkan ia juga baru menyadari ini setelah di tanya seperti itu.

Tio mengelus bahu sang istri. "Sudahlah sayang jangan terburu-buru, mungkin mereka masih ingin fokus mengurus Niel dan Nia lagipula keduanya masih berjalan 4 bulan kurang kan?"

Transmigrasi Arkana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang