21

33.7K 3.5K 128
                                    

"Kenapa.. kenapa pas Alkana ada yang deketin gue ngga suka? terus kenapa sekarang gue jadi gini?" Marvin bergumam dan merutuki semua kelakuannya pada Arkana akhir-akhir ini.

Marvin juga tidak tau, kenapa bisa seperti ini? Bahkan tadi saat Marvin mendengar kalau istrinya tersesat di hutan dan melihat mayat Marvin langsung lemas entah karena apa Marvin sendiri pun tidak tau.

Apakah Marvin mulai mempunyai rasa kepada Arkana atau hanya karena tidak ingin Arkana di dekati pria lain? perasaan apa itu, cemburu?

Mengusak rambut nya kasar. Marvin tidak tau apa yang harus ia lakukan.

Sampai akhirnya Marvin mendongak karena melihat sebuah mobil masuk kedalam pekarangan mansion nya.

Mobil itu berhenti dan keluar lah istrinya dan yang lain tapi Marvin mengerutkan keningnya bingung.

'Kenapa rasanya kaya canggung gitu?' Batinnya.

Sera dengan wajah kesalnya. Leon, Vano, Mail, Adi, Gio dan Rey mereka ber enam saling pandang seperti bingung harus bagaimana.

Arkana? anak itu malah melongos masuk ke dalam mansion tanpa memperdulikan semua orang.

Mail berjalan mendekati Marvin yang sedang duduk di sofa.

"Kenapa lo di luar? masuk njir masih pucet gitu." Ajak Mail namun Marvin hanya diam tidak bergeming.

"Masuk Vin, gue ngga mau ya lo pingsan di sini ntar gue repot lagi buat bawa lo masuk. badan lo berat sat!"

Marvin menatap Mail kesal. "Jelasin, ada apa?"

"Masuk dulu, ntar si Leon yang jelasin." Ucap Mail membuat Leon yang di belakang nya tidak terima.

"Ko gue sih, bangsat!"

"Vano tuh!" Vano mendelik kearah Leon.

"Singa anjing, Adi aja noh."

"Lah gue bang?"

"Iyalah, Lo kan temen nya si Alkana."

"Elah itu juga temen lo terlibat bang!" Kesal Adi.

"Gio aja yang jelasin." Gio yang berada di samping Adi langsung mencubit lengan Adi.

"Gio anak polos om, bang jadi biar si Rey aja ya yang jelasin!" Ucap Gio dan tidak mau kena amukan Rey, Gio langsung berlari meninggalkan mereka semua menyusul Arkana kedalam.

Rey mendengus kesal, ingatkan dia nanti buat buang Gio ke dasar laut.

"Gue ngga tau apa-apa om, gue kabur dulu!" Ucapnya langsung lari mengikuti Gio. Adi pun yang melihat Rey berlari masuk memutuskan mengikuti temannya itu dari pada terjebak di sirkel om-om.

Marvin memijit pangkal hidung nya. Menatap Mail tajam membuat sang empu merinding.

"Iya-iya ntar gue jelasin!" Akhirnya mereka semua masuk kedalam kecuali Sera yang masih bersandar di pintu mobil.

Memenangkan matanya dan menghembus kan nafasnya pelan.

"Lo terlalu gegabah, ngga gitu caranya ser!"

Sera tersentak, membuka kedua matanya dan melihat keseliling arah.

"Terus gimana? cara lo terlalu lambat!"

"Namanya juga berproses, satu lagi inget baik-baik lo udah bunuh tuh benalu jadi tugas lo tinggal ngeyakinin Marvin buat terbuka ke Arkana tentang itu. masalah Arkana biar gue yang urus!"

"Udah ngga ada pengganggu ser, lebih mudah!"

"Terserah!" Sera melenggang pergi masuk ke dalam mansion.

Transmigrasi Arkana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang