"Lo semua ngga ada kerjaan apa gimana? malah ngerusuh disini." Ucap Marvin kesal.
"Ck! Kita kesini tuh niat mau jengukin lo." Jawab Sera yang sekarang sudah duduk di samping Arkana.
"Jenguk atau ngerusuh?"
"Yaudah sih sorry Vin, tadi ngga sengaja pas mau buka pintu malah dorong-dorongan jadinya jatuh semua."
"Tapi kalian ganggu! Setidaknya ketuk pintu dulu kan bisa? Itu mah langsung masuk gitu aja!" Marvin kesal, bagaimana tidak kesal waktunya dengan sang istri itu jarang bahkan tidak ada momen. Sekalinya ada malah di ganggu.
"Sorry vin.." ucap mereka bersamaan. Marvin hanya bergumam dan memejamkan kedua matanya.
Melihat itu Arkana berinisiatif untuk berbicara di ruang tv. Agar bisa menonton juga. Mereka semua mengiyakan dan keluar dari kamar Marvin menuju ruang tv yang di lantai bawah.
"Kalian duluan aja, gue mau ke belakang dulu sebentar." Mereka mengangguk kecuali Sera. Sera takut Arkana kabur lagi.
Sesampainya Arkana di belakang atau di taman. Arkana menghubungi seseorang.
"Udah selesai?"
"....."
"Oh gitu, yaudah kabarin aja kalo udah selesai."
"....."
"Eum, iya tenang ntar gue transfer."
"....."
"Ok, thanks."
Sera tidak tahu arkana sedang berbincang dengan siapa dan membicarakan apa.
Melangkahkan kakinya mendekat kearah Arkana membuat sang empu kaget melihat Sera.
"Wah anjir dia tau kah?" Batin nya panik.
"Ko lo kesini?" Tanya Arkana pada Sera.
"Gue cuma takut lo kabur lagi, Arkana." Kedua mata Arkana melotot mendengar nama aslinya yang di sebut, bukan nama Alkana.
"Hah? apa tadi lo nyebut gue?" Arkana kaget tapi seberusaha mungkin ia menyembunyikan kekagetan nya.
"Alkana, nama lo Alkana kan? ya gue nyebut Alkana lah!" Jawab Sera.
"Tapi tadi gue deng-"
"Lo salah denger kali, jelas-jelas gue nyebut nama lo Alkana. Udah lah gue masuk duluan ya, bye." Ucap Sera memasuki mansion meninggalkan Arkana yang kebingungan.
Tapi bener ko tadi Arkana tidak salah dengar, karena Sera menekan di bagian menyebut namanya.
Arkana menggelengkan kepalanya, ia masuk ke dalam menyusul yang lainnya di ruang tv.
Ternyata Marvin juga ada di ruang tv. "Ngapain lo disini?"
Meletakkan tangannya di kening Marvin dan menarik nya lagi. "Masih panas gitu, balik kamar sono!"
Bukan sok perhatian atau bagaimana tapi kalau Marvin tidak istirahat, sakit terus yang repot juga Arkana nantinya.
Marvin menggelengkan kepalanya dan menyuruh Arkana duduk di samping nya. Arkana hanya menurut saja, malas berdebat.
"Yaudah awas aja kalo disini lo ngeluh pusing, gue gak peduli." Ucap Arkana lalu duduk di pojok sofa.
Kebetulan sofa panjang itu hanya ada Marvin dan Arkana yang duduk di pojok. Melihat kesempatan itu Marvin langsung merebahkan tubuhnya dan meletakkan kepalanya di paha Arkana.
Arkana tersentak. "Kalo lo tiduran di paha gue nanti paha gue kram, awas Vin."
Marvin menggelengkan kepalanya dan membenamkan wajahnya di perut Arkana. Membelakangi teman-teman nya yang melihat julid kearahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Arkana
FantasyWarning! - bxb -mpreg Arkana Nazareth remaja nakal yang sangat menyukai balap liar dan tiba suatu malam saat arkana sedang balapan tiba-tiba saja ia lepas kendali dan berujung tewas di tempat. Bukannya di kubur dalam tanah ia malah mendapati diriny...