31

29.9K 3.7K 325
                                    

Arkana, Joe dan kembar sudah berada di taman namun sedari tadi Arkana memakai topi dan maskernya membuat si kembar sedikit heran.

Mereka berempat sedang duduk di taman beralaskan tikar. Niel menolehkan kepalanya menatap Arkana.

"Papah kenapa pake masker sama topi terus?" Nia menganggukkan kepalanya setuju dengan pertanyaan sang kakak.

"Ekhem papah lagi flu jadi biar kalian ngga tertular papah pake masker." Melihat si kembar memincingkan matanya membuat Arkana mengumpat dalam hati. Sialan, Arkana tidak pandai mengubah suaranya agar tidak terdengar seperti biasanya.

Joe yang melihat itu pun terkekeh. "Udah sayang jangan gitu liatnya, kasian papah jadi gugup."

Si kembar mengangguk. Ke empatnya menghabiskan waktu dengan bersenang-senang dan tak terasa waktu sudah malam hari.

"Kita ke pasar malam dulu yuk?" Ketiganya mengangguk antusias mendengar ucapan Arkana.

Ke empatnya masuk kedalam mobil menuju pasar malam tanpa di ketahui di belakang ada yang mengikuti.

Di sisi belakang mobil adalah Marvin, Sera, Mail, Vano dan Leon kelima nya ingin membuktikan ucapan Sera.

"Mereka mau kemana lagi?" Tanya Vano.

"Ngga tau."

"Eh tapi gue jadi penasaran deh kenapa tuh laki topi sama maskernya ngga di buka-buka ya?"

Leon menoleh kearah Vano. "Iya njir, gue jadi curiga apa emang bener itu Arkana ya."

"Tapi kalau pun iya Arkana, ngga bisa berword-word lagi deh gue." Timpal Mail.

"Nah iya kan, ko bisa-bisanya mereka berdua sampe nikah." Sambung Sera.

Marvin hanya diam, ia fokus menyetir agar tidak kehilangan mobil yang di depannya.

Sampai akhirnya mobil itu berbelok kearah pasar malam. Marvin ikut membelokkan mobilnya.

•••

Arkana, Joe dan kembar sudah ada di dalam pasar malam tersebut. Melihat kembar antusias membuat Arkana ikut senang, sudah lama Arkana tidak melihat itu.

"Mamah, ayo naik bianglala."

"Ayo." Joe menarik tangan kembar ke arah bianglala. Arkana membeli 4 tiket dan ke empatnya masuk ke dalam bianglala.

Sepanjang bianglala itu berputar si kembar tak henti-hentinya berbicara. Tapi ketika bianglala itu berhenti di atas keduanya langsung murung.

Joe yang melihat itu berpikir kedua anaknya merasa takut. "Kenapa sayang? takut?"

Keduanya menggeleng namun air mata keluar dari mata keduanya.

"Abang sama Nia dari dulu ngga pernah ngerasain jalan-jalan kaya gini sama daddy dan mommy." Ucap Nia sembari melihat kearah lain.

"Kita kangen mommy.." lirih Niel yang membuat dada Arkana sesak.

Joe menyenggol kaki Arkana. Arkana yang mengerti pun membuka masker dan topinya.

"Sayang." Suara itu, suara yang keduanya rindukan. Niel dan Nia menolehkan kepalanya ke arah Arkana.

Betapa terkejutnya Niel dan Nia melihat mommy nya ada di hadapan mereka.

"Mommy.." Nia ingin memeluk Arkana namun karena susah jadi Nia hanya bisa menangis dan memegang tangan Arkana saja.

Berbeda dengan Nia, Niel seketika terdiam ketika mengingat sesuatu.

"Mamah nikah sama mommy? jadi ini suami yang mamah bilang pasangan mamah? mah, mommy pasangan Daddy kenapa mamah ambil?" Pertanyaan Niel membuat Joe terkekeh.

Transmigrasi Arkana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang