11

51.7K 5K 233
                                    

Hari-hari pun berlalu sejak dimana Arkana dapat bisa melihat kunti eh Titi temannya alkana gara-gara itu juga arkana jadi bisa melihat yang lainnya.

Ya untungnya Arkana bisa melihat mereka kalau ia sedang bersama alkana saja, kalau sendiri tidak pernah.

Mungkin karena dia berteman dengan alkana jadi teman-teman alkana pun ingin berteman dengan nya tapi serem juga sih. Awalnya begitu, lama kelamaan tampang mereka saja yang seram berbanding terbalik dengan kelakuannya contohnya seperti wowo.

Wowo adalah makhluk hitam berbadan besar dengan taring dan mata merah menyala, Arkana yang pertama melihat saja hampir jatuh dari atas pohon.

Tapi siapa sangka di balik itu wowo ternyata slay, yah slay seperti alkana. Entah karena apa juga alkana slay tapi wowo semenjak berteman dengan alkana kelakuannya di luar nalar.

Menyoba berjalan lenggak-lenggok seperti fashion show tentu saja itu semua dalang nya alkana.

Kalau di ingat-ingat waktu itu Arkana rasanya tidak mau di ingat. Tapi karena kelakuan mereka juga Arkana jadi terhibur, lumayan kan pagi sampe sore cape ngurus anak terus malem nya cekikikan di taman belakang mansion ah lebih tepatnya di atas pohon nya.

Seperti sekarang Arkana memijit pelipisnya pusing, dua anak aja udah pusing gitu ini malah di tambah anaknya si mail di titipin di sini.

Ya walaupun Felix anteng tidak seperti kedua anaknya yang aktif bermain ini itu, Felix hanya mengikuti nya saja.

Kenapa Arkana pusing? saat dirinya tertidur di sofa dengan jahil ketiganya meminta make up kepada pelayan muda. Karena yang meminta anak dari tuannya pelayan itu pun membolehkan, biarlah nanti ia akan membelinya lagi toh gaji sebulan di sini cukup besar.

Saat sudah mendapatkan apa yang mereka inginkan, ketiganya mulai merencanakan aksi nya yaitu mendandani Arkana.

Tak lama mereka selesai mendadani eerr lebih tepatnya mencorat-coret wajah Arkana, Arkana terbangun dan ada Marvin yang memandangnya aneh seperti juga menahan tawa.

Arkana bingung mengerutkan dahinya. "Apa yang salah?" Gumam nya.

Marvin mendengar gumaman istrinya dan menyuruh untuk berkaca, saat dirinya berkaca betapa terkejutnya arkana.

Ia langsung berteriak kaget melihat wajahnya. Dengan emosi yang menggebu-gebu arkana mencari ketiga bocah itu dan menyuruh ketiganya berdiri di pojok ruangan menghadap tembok.

Marvin? ia hanya melihatnya saja, toh Arkana benar ketiganya harus merenungi kesalahan yang mereka perbuat. Lalu, ia mengambil beberapa berkas di ruang kerjanya dan buru-buru ke kantor lagi.

Biarlah Arkana dengan pikirannya dan Marvin dengan dunia kerjanya. sekarang kita lihat apa yang terjadi pada ketiga anak itu sekarang.

"Sssttt woy!" Bisik felix memanggil Niel dan Nia agar melihat kearahnya.

"Apa?" Balas cicit keduanya melihat felix.

"Eh Daddy sama mommy kalian ko ngga ada romantis-romantis nya sih? ngga kaya tante sama om aku." Ucap Felix membuat Niel yang lebih tua dari Nia langsung paham apa yang di bicarakan oleh Felix.

"Kata mommy itu wajar." Jawab Niel dengan polosnya.

Felix menepuk keningnya sendiri. "Aduh itu tuh ngga wajar el."

"Terus juga aku di kasih tau Daddy ku katanya mommy sama daddy kalian mau cerai ya?" Lanjutnya lagi, Niel dan Nia memiringkan kepalanya dengan pipi yang menggembung berpikir.

"Cerai itu apa?" Tanya keduanya. Lagi, Felix menepuk keningnya.

"Ish kalian tuh ya udah SD kelas 1 ko kaya masih anak kecil sih, cerai aja ngga ngerti." Kesalnya melipat kedua tangannya di dada.

Transmigrasi Arkana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang