Ke esokan harinya Arkana di buat kaget karena tiba-tiba si kembar sudah berada di mansion.
"MOMMY!" Keduanya berlari kearah Arkana sembari merentangkan kedua tangannya. Meminta untuk di peluk.
Arkana tersenyum dan berjongkok merentangkan kedua tangannya agar kedua anak itu bisa memeluk nya.
Tubuh kecil keduanya menubruk tubuh Arkana.
"Ko udah pulang?" Tanya Arkana.
Niel dan Nia melepaskan pelukannya dan menatap wajah Arkana. Melengkungkan bibir nya kebawah.
"Mommy gamau kita cepet pulang ya?" Tanya keduanya balik. Arkana menggeleng, terkekeh karena kedua anaknya salah mengartikan pertanyaannya.
"Maksud mommy bukan gitu sayang."
"Oh iya, grandma sama grandpa mana?"
"Pulang, katanya lagi buru-buru. Tapi nanti malem kesini." Jawab Niel, Arkana hanya mengangguk-anggukan kepalanya aja.
"Daddy mana mom, masih sakit?"
Arkana menatap Nia. "Iya, lagi di kamar."
"Nia sama Abang mau liat ke kamar.." lirihnya.
"Nanti ya? Daddy baru tidur, nanti susah lagi kalau bangun, rewel." Keduanya hanya mengangguk walaupun ekspresi wajah keduanya terlihat bingung.
"Anak-anak Mommy udah makan?" Tanya Arkana mengalihkan topik.
"Belum Mom, mau makan masakan Mommy!" Ucap keduanya antusias. Arkana tertawa dan membawa kedua anaknya kearah dapur.
•••
Saat sedang melihat kedua anaknya makan dengan lahap tiba-tiba saja hp Arkana berdering. Arkana mengambil hp nya dan melihat siapa yang menelfon.
"Udah yaa?" Gumam nya lirih.
Arkana tersenyum melihat kedua anaknya lagi. "Mommy ke belakang dulu mau angkat telfon, kalian berdua abisin makannya. Mau nambah juga boleh."
Keduanya hanya mengangguk. Arkana bangun dari tempatnya dan berjalan menuju taman belakang.
Setibanya di taman Arkana melirik keseliling nya. Di rasa tidak ada orang lain selain dirinya, barulah Arkana mengangkat telfon itu.
"Halo?"
"Halo, saya hanya ingin mengabarkan kalau berkas-berkasnya sudah selesai. Akan saya kirim nanti sore."
"Baiklah, terimakasih."
"Ya, jika ada hal-hal lain yang di butuhkan atau apa bisa segera hubungi saya."
"Baik."
Sambungan terputus, Arkana menghembus kan nafasnya lega tapi ada rasa aneh sedikit entah apa itu. Tidak mau ambil pusing, Arkana mengabaikan nya.
Saat ini yang terpenting, bagaimana kehidupannya setelah resmi pisah dari Marvin. Arkana pusing memikirkan dimana ia akan tinggal, akan kerja apa? dan lain-lain.
Tapi yang paling terpenting adalah bagaimana caranya agar Marvin setuju untuk pisah dengan nya. Mengingat perkataan Marvin di kamar yang ingin memulai kembali dari awal.
Arkana jelas tidak mau, memulai kembali tapi tetap di kenal dengan Alkana. Sungguh walaupun nama mereka seperti anak kembar yang beda satu abjad saja tapi tetap rasanya beda.
Memang beda kan?
Memijit pangkal hidungnya Arkana mendesah frustasi. Masih jadi pertanyaan nya juga, kenapa harus ia yang di tarik ke dunia dan hidup Alkana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Arkana
FantasíaWarning! - bxb -mpreg Arkana Nazareth remaja nakal yang sangat menyukai balap liar dan tiba suatu malam saat arkana sedang balapan tiba-tiba saja ia lepas kendali dan berujung tewas di tempat. Bukannya di kubur dalam tanah ia malah mendapati diriny...