Mereka berempat benar-benar menikmati waktu layaknya keluarga kecil. Bermain games, kejar-kejaran dan masih banyak lagi.
Tak terasa waktu malam pun tiba tapi ke empat nya masih asik bermain dan sekarang saling berebut sang nyonya.
Marvin memeluk Arkana erat tidak peduli kedua anaknya yang terus mencoba menarik Arkana agar terlepas dari pelukan Marvin.
"Aaaaa tolong Mommy di peluk monster." Ucap Arkana dramatis, memasang wajah memelas. Merentangkan kedua tangannya agar di tarik oleh si kembar.
"Iihh Daddy lepasin Mommy!" Si kembar masih terus menarik-narik tangan Arkana.
Karena lelah Niel dan Nia melepaskan tarikan pada tangan mommy nya. Keduanya saling berpandangan dan mengangguk.
Arkana dan Marvin mengernyitkan keningnya bingung, apa yang ada di pikiran kedua bocah itu?
Dan tak di sangka-sangka keduanya menggigit lengan Marvin membuat sang empu meringis kaget dan melepaskan pelukannya.
Arkana bengong tapi kesadarannya cepat kembali. Menjauh dari Marvin mumpung lengah.
"Rasain, mangkanya monster jangan peluk-peluk Mommy."
"Monster ya?" Gumam Marvin sembari tersenyum miring.
Niel dan Nia yang melihat itu gelagapan. Marvin mendekati kedua anaknya sembari tersenyum jahil.
Niel dan Nia langsung berlari menjauh dari Marvin.
"Monster kan? baiklah Daddy monster!" Ucap Marvin dan langsung berlari mengejar kedua anaknya.
"Huaaa jangannn!" Sekencang apapun keduanya berlari akan percuma saja. Keduanya tertangkap dan Marvin menggelitiki di rumput.
"Ahahaha ampun Daddy haha ampun." Marvin menulikan telinga nya dan terus menggelitiki kembar.
"Ngga mau."
"Dad haha ud..haha..dah." Marvin menyudahi aksi nya dan duduk di rerumput.
"Haaahhhh.." ketiganya menghela nafas, lelah juga kejar-kejaran dan tertawa terus juga menguras tenaga.
Ketiga mendekati Arkana, jalan ketiganya lunglai, lemes, letih, loyo, lelah.
Arkana terkekeh melihatnya. "Cape?"
Ketiganya hanya mengangguk mengiyakan. Ketiganya langsung merebahkan tubuh mereka di karpet bulu yang juga di duduki Arkana.
Arkana mengernyitkan keningnya bingung, seperti ada yang ia lupakan tapi apa? Arkana mencoba mengingat-ingat nya tapi nihil.
"Oh kalian disini? ko pada tengkurep gitu, abis ngapain?" Arkana menolehkan kepalanya, itu kedua mertuanya yang sedang berjalan mendekati mereka.
"Main kejar-kejaran." Jawab Nia sembari menolehkan kepalanya menatap kearah Lisa.
Lisa hanya bisa menggelengkan kepalanya. "Malem-malem gini ko main kejar-kejaran sih."
"Daddy tuh grandma yang mulai." Jawab Niel.
Lisa melihat kearah putranya yang sudah merubah posisinya menjadi telentang. Punggung tangan Lisa memegang kening Marvin.
"Masih anget kamu, Vin." Marvin hanya berdehem.
"Oh iya Kana, tadi ada orang yang ngirim ini katanya punya kamu." Ucap Tio sembari menyodorkan amplop coklat ke Arkana.
Arkana kaget, ternyata hal yang mengganjal pikiran nya itu ya berkas-berkasnya.
Dengan senyum kikuk Arkana mengambilnya dari Tio. "Iya yah punya Kana, makasih."
"Iya."
"Oh iya, kalian tidur di tenda kan? bunda ikutan dong."
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Arkana
FantasyWarning! - bxb -mpreg Arkana Nazareth remaja nakal yang sangat menyukai balap liar dan tiba suatu malam saat arkana sedang balapan tiba-tiba saja ia lepas kendali dan berujung tewas di tempat. Bukannya di kubur dalam tanah ia malah mendapati diriny...