Aku bingung mau pake Arkana atau Alkana tapi udah terbiasa Arkana jadi lanjutin aja gpp kan ya?
Sungguh sejak kejadian kemarin malam Marvin menjadi aneh.
Melarang-larang Arkana keluar tanpa Marvin, ingin kemana-mana harus bilang dulu.Bukan hanya Marvin saja, Aron pun semakin gencar untuk mendekati Arkana. Mengirimkan bunga, coklat dan lain-lain. Seperti sekarang, Aron kembali mengirimkan buket bunga mawar merah.
Arkana tadi sudah menelfon Aron dan menanyai soal buket bunga itu tentunya di iringi dengan kekesalan agar Aron tidak perlu mengirimkan bunga atau yang lainnya lagi.
Tapi tunggu! Aron bilang, memang ia sedang memesan kan bunga untuk Arkana tapi bukan bunga mawar merah melainkan bunga tulip warna kuning seperti kemarin.
Arkana mendengus kesal. "Ini siapa lagi sih yang ngirim-ngirim bunga?"
Arkana terus saja mendumel kesal sampai ia tidak sadar jika Marvin ada di belakang nya.
"Oh, buket bunga nya di kamu?" Suara Marvin membuat Arkana berhenti mendumel dan melihat kearah belakang.
"Lo?! ngapain ngasih-ngasih gue bunga segala?" Ucap Arkana kesal, Marvin mengangkat satu alisnya.
"Saya ngga ngasih buat kamu. Itu sebenernya buat bunda tapi sepertinya saya salah ngasih alamat, yang seharusnya kerumah bunda malah kesini. Ya sudahlah, sudah kamu terima juga nanti bunda biar saya belikan lagi." Ucap Marvin dan langsung melenggang pergi ke kamarnya meninggalkan Arkana yang sedang menyumpah serapahi Marvin.
"Marvin sialan, bangke lo!" Arkana kesal bukan karena bunga itu buat bunda mertuanya yang entah sengaja atau engga sekarang buat dia.
Tapi kesal karena ya gatau, Arkana kalo ke Marvin bawaannya kesal terus.
Tiba-tiba saja ponselnya berdering. Arkana menyimpan buket bunga itu di sampingnya dan mengambil ponselnya untuk mengangkat telfon.
"Saya hanya ingin memberitahu, berkasnya sedang di proses semua kira-kira beberapa hari atau seminggu baru selesai dan tinggal minta tanda tangan nya saja lalu setelah itu proses persidangan, jika ia menandatangani itu jika tidak maka persidangan pun tidak berjalan dengan lancar nanti."
"Lalu, jika dia tidak setuju dan tidak mau tanda tangan bagaimana?"
"Sebenarnya tidak perlu tanda tangan nya, kalian bisa bercerai asal dengan alasan yang jelas. Dan jika dia tidak setuju, itu akan di rundingkan di pengadilan nanti."
"Baiklah, terimakasih akan ku transfer nanti uangnya setelah aku memoroti nya." Di sebrang telfon sana hanya menjawab seadanya lalu Arkana mematikan sambungan telfon nya.
Memejamkan kedua matanya pusing. Arkana tuh selama ini diam-diam mengurus semuanya, lebih cepat lebih baik walau uang yang terkumpul masih sedikit.
Kalau terlalu lama nanti si kembar makin susah lepas dari Arkana dan Arkana juga takut Marvin mempunyai perasaan padanya.
Jadi, sebelum itu terjadi Arkana harus cepat-cepat melakukan tindakan. Apalagi waktu kejadian malam itu, dimana Marvin memeluk nya yang awalnya di peluk Aron.
"Mommy!" Nah, suara dua tuyul itu terdengar.
Hah, sudah pasti si kembar baru pulang sekolah. Arkana membuka kedua matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Arkana
FantasyWarning! - bxb -mpreg Arkana Nazareth remaja nakal yang sangat menyukai balap liar dan tiba suatu malam saat arkana sedang balapan tiba-tiba saja ia lepas kendali dan berujung tewas di tempat. Bukannya di kubur dalam tanah ia malah mendapati diriny...