Masalah Baru

4.6K 402 23
                                    

Aku bangun dan melihat Kaiser masih tertidur di sampingku. Aku segera turun dari ranjang dan memutuskan untuk segera mandi dan bersiap ke kantor

Aku memakai baju santai saja... Celana panjang yang berbahan sejuk, Kaos pendek lalu di lapisi Hoodie sweater yang longgar dan kebesaran.

Sebenarnya itu punya Kaiser... Aku mencurinya dari Almari.

Aku menyiapkan Sarapan untuk Kaiser dan aku makan terlebih dahulu lalu segera berangkat ke kantor, Aku menitipkan pesan pada para Maid agar Kaiser tidak perlu mencari ku.

Saat aku sampai di kantor aku di kejutkan dengan karyawan yang terlihat ketakutan. Aku menanyakan ada apa dan mereka menjawab Mahito lagi-lagi mengamuk di perusahaan

Aku segera masuk ke ruang Presdir dan ku lihat dia sedang duduk di kursi kerja dengan kaki yang di angkat ke meja, Ia yang melihatku datang langsung tersenyum ngeri dengan maksud ingin menakuti ku

"Kenapa datang lagi?" Tanyaku santai

"Ayolah (Name)~ Kenapa tidak membalas pesanku??" Jawabnya

"....."

"Kita saudara bukan???"

"Langsung To The Point saja, Mahito."

Mahito tertawa kecil, Lalu Ia turun dari kursi dan mendekat ke arahku

"Hehahah, sebelumnya panggil aku dengan sebutan Kakak di depan namaku"

"Orang sepertimu tidak pantas."

"Haha, Itu tidak masalah sih, Asalkan pinjamkan aku uang" Jawabnya dengan santai

".... Tidak bisa." Aku menyambarnya dan seketika itu wajahnya merengut tak suka.

Dengan cepat ia menarik kerah Hoodie-ku dan berteriak ke arahku

"APA MAKSUDMU?! INI ADALAH PERUSAHAANKU JUGA BUKAN?!"

Aku tak suka dengan perlakuannya. Lalu aku mengerutkan wajahku dan balik menarik kerah Bajunya

"KAU SUDAH LEPAS KONTRAK!!! INI ADALAH PERUSAHAANKU!!! KAU SUDAH TIDAK PUNYA HAK!! MAHITO!!!"

"AKU HANYA INGIN MEMINJAM KAN?!"

"KAU BELUM MEMBAYAR YANG SEBELUMNYA!"

"CK!! KENAPA KERAS KEPALA SEKALI JADI WANITA, HAH?! AYAH SAJA TIDAK MENGHIRAUKAN HAL ITU!!!"

"TCH!! ANAK PUNGUT LAKNAT SEPERTIMU SEHARUSNYA TIDAK PERNAH HADIR DI KELUARGA KU!!! BRENGSEK!!!"

"APA KATAMU, HAH?!"

Seketika itu Mahito meninju Pipiku dengan kasar hingga bibirku berdarah, Bahkan aku hingga terjatuh ke lantai

Aku menatap kosong ke bawah, Lalu ia berteriak lagi ke arahku

"BERIKAN AKU UANGNYA SEKARANG!!! JIKA TIDAK AKU AKAN MEMBUNUHMU!!"

Aku mengerutkan wajahku dan semakin marah, Aku berdiri lalu menarik rambutnya yang gondrong

"ANAK PUNGUT YANG SUDAH MEMBUAT BANGKRUT PERUSAHAAN KELUARGA TIDAK PUNYA HAK UNTUK MENGEMIS DI PERUSAHAAN YANG SAMA!!!" Ucapku sambil menjambak-jambak rambut biru langitnya

"KENAPA WANITA SEPERTIMU SANGAT KERAS KEPALA HAH?!" Ucapnya lalu aku di angkat dan di banting ke Lantai yang keras itu.

"AKH!!!" Pekikku Kesakitan, Oh tidak... Rasa sakit 2 hari lalu karna Sex dengan Kaiser masih terasa...

Aku merasa Punggungku remuk... Belum sempat aku bangun Mahito malah menginjak Perutku.

"Wanita seperti dirimu seharusnya berada di kuburan saat ini." Ucapnya, lalu ia menarik rambutku hingga aku terduduk di lantai.

"Lepaskan rambutku sialan." Ucapku, Mahito menyeringai lalu ia mengambil gelas kaca di meja dan memukulkannya hingga pecah di kepalaku.

Aku merasa pusing dan seakan-akan berputar... Aku mendengarkannya tertawa, Lalu aku langsung sadar dan dengan cepat meninju perutnya dan membuatnya jatuh tengkurap di lantai

Aku menahan lengannya di belakang dan tak lama para Karyawanku mendobrak pintu ruangan

"PRESDIR?! ANDA BERDARAH!!!" Panik salah satu karyawan priaku

"Ini bukan apa-apa, Tolong tahan orang ini" ucapku lalu 3 pria menghampiri dan menggantikan ku menahan Mahito

"(Name)!! Kepalamu berdarah sangat banyak!!" Panik Rika, Aku mengusap bibir bawahku dan melihat di tanganku ada darah, lagi-lagi bibirku bagian dalam robek!

Dengan cepat aku di larikan ke rumah sakit dan mendapatkan penanganan dari dokter

"Luka di kepala anda tidak terlalu dalam... Tapi ini tidak bisa di biarkan... Dan... Bibir bagian dalam anda robek cukup panjang, jadi akan lebih baik anda makan bubur dingin saja okkay?" jelas dokter

"Dengarkan (Name)" ucap Rika khawatir, aku mengangguk sok paham.

"Anda akan di rawat beberapa hari di sini, untuk memastikan punggung anda baik-baik saja."

"B--Baik..."

Tak lama ku lihat Kaiser mendobrak pintu ruangan rawatku dengan kasar, wajahnya sangat sulit di jelaskan... Antar ia marah dan ia khawatir

Ia langsung menghampiriku dan memelukku, lalu ia menangis. Aku masih Linglung.

"Kenapa ini terjadi padamu??" Lirihnya dengan suara yang bergetar

"Maaf... Aku seharusnya tidak gegabah..." Jawabku sambil mengelus punggungnya.

Kaiser melepaskan pelukannya lalu ia membuka kantong plastik yang di bawanya tadi, Ia mengupaskan Apel perlahan lalu memotongnya dadu. Dan menyuapiku

"Ee... Jadi... Saya akan memberikan perawatan penuh terhadap Anda... Sebagai gantinya anda harus menginap di rumah sakit kurang lebih 3 hari" jelas Dokter

"Baik..." Jawabku, kamu dokter itu pergi keluar ruangan

.....

Beberapa menit berselang, Ayah dan Ibuku datang bersama Adikku, Kine. juga Mahito si anak pungut sialan.

Begitu datang ibuku langsung memelukku dan menangis, Tentu takut aku kenapa-kenapa

"Apa kepalamu masih sakit, Sayang??" Tanya Ibuku

"Un... Masih terasa sedikit nyeri... Tapi sudah tidak apa-apa" Jawabku

"Maaf ibu... Seharusnya aku yang menjaganya" Ujar Kaiser meminta Maaf

"Tidak sayang... Ini bukan salahmu... Kamu tidak bertanggung jawab atas perusahaan..." Jawab Ibuku sambil mengusap Surai Kaiser

"Ibu... Kenapa ibu masih mempertahankan anak itu??" Tanyaku, Ibuku melihatku dengan tatapan Khawatir

"Apa maksudmu sayang??"

"Ibu, Ibu tau kejadian ini sudah terulang 3×, Apakah ibu mau aku mati di tangan anak pungut sialan itu??"

"Bukan begitu (Name)... Ibu hanya tidak tega pada kakakmu..."

"Ckk..." Umpatku kesal

"Untung saja aku tidak 1 rumah lagi dengannya, aku sedikit bersyukur di nikahkan dengan Kaiser" Lirihku

"Maafkan saja, Menyimpan dendam itu tidak baik sayang..." Ucap Kaiser sambil mengelus-elus kepalaku

"Humph!" Umpatku kesal

"Tch!! Andaikan saja ayah tidak menyerahkan perusahaan pada kakakmu, mungkin ini tidak akan terjadi!" Ucap ayahku yang sudah emosi

"Tenanglah ayah... Jangan sampai penyakit ayah kambuh" ucap Kine.

"Minta maaflah pada (Name) Mahito!" Bentak ayahku, Mahito berdecak kesal lalu ia menghampiriku dan meminta maaf atas perlakuannya padaku di kantor







Kaiser Michael x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang