Bab 2: Pertemuan

690 44 7
                                    

chris:

gua lagi di rak biasa nih

nyari film dulu bentar

lu jalan-jalan aja

nanti kita ketemuan

Rexton melihat deretan pesan yang dikirimkan Chris, temannya yang kala itu bersedia menemani kegabutan Rexton di hari Minggu kali ini.

Seperti jadwal biasanya, Chris memilih untuk menghabiskan waktu akhir pekannya dengan menyewa film-film di sebuah toko sewa CD tak ternama.

Tidak seperti gayanya yang bak anak konglomerat pada umumnya, Chris justru ketinggalan zaman dalam menikmati film-film kesukaannya.

Tentu saja Rexton dan beberapa teman lainnya sering mengomentari hobi aneh Chris itu, tetapi Chris selalu memiliki jawaban nyeleneh seperti biasanya. Khas Chris sekali.

"Lu hanya enggak bisa ngertiin feelingnya aja, Rex. Nonton film pake kaset dan DVD itu sesuatu banget, tau ga. Rasanya kayak ada nostalgia-nostalgianya gitu, apalagi kalo gua berhasil enggak ngembaliin CDnya, otomatis CD abangnya jadi hak milik gua, hahahaha."

Dan setiap Chris menjawab seperti itu, Rexton selalu dibuat merinding oleh tawa jahatnya.

Memang terasa aneh bagi Rexton membayangkan Chris melakukan itu, menyewa kaset, lalu kemudian mencurinya. Kenapa?

Pertama, daripada mencuri CD di toko sewa, bukannya lebih baik beli paket bulanan di platform resmi tempat menonton atau pergi saja ke bioskop.

Kedua, Chris termasuk anak konglomerat, buat apa juga dia mencuri seperti itu?

Ketiga, kenapa Chris berkata-kata seperti itu (menikmati menonton film dengan kaset dan DVD) seakan Chris adalah seorang sesepuh yang tengah menikmati masa mudanya. Jelas sih, menonton CD di DVD bukan lagi jamannya, tetapi apa yang harus dibanggakan dari hal itu?

Terkadang, Rexton tidak mengerti isi otak dari temannya itu dan tidak mau mengerti juga.

Daripada pusing memikirkan Chris dan hobi absurdnya itu, Rexton berusaha mengitari seputaran Mall, berusaha mengalihkan perhatiannya, namun naasnya tak ada satu pun yang menarik perhatiannya.

Hal itu membuat Rexton memutuskan untuk kembali ke toko kaset tempat langganan Chris, berharap dia bisa menarik temannya itu untuk segera menyelesaikan kegiatannya dalam memilih CD dan pergi entah kemana, yang penting saat ini bagi Rexton adalah merefresh otaknya.

tring ....

Suara bel yang terletak tepat di atas pintu masuk tempat toko sewa CD itu berbunyi, menandakan seorang tamu masuk ke dalam toko.

Penjaga toko sewa CD yang mendengar suara bel pun hanya menatap Rexton sekilas, kemudian ia kembali fokus dengan komik di tangannya dan Rexton juga tidak tertarik memandang lama-lama pria berjanggut tipis yang kelihatan hampir kehilangan motivasi hidup itu.

Tidak ada yang menarik dari toko kaset itu, semuanya tampak baik-baik saja.

Pemandangan yang biasa, ditambah juga suhu udara dalam ruangan yang panas. Tampaknya AC yang terpasang jelas di tengah ruangan hanyalah sebuah pajangan belaka, nyatanya AC itu tidak membantu sama sekali. Saat ini Rexton masih merasakan aura panas seperti saat dia di luar tadi.

Alih-alih mengeluarkan udara sejuk, AC di toko itu hanya mengeluarkan suara kipasan yang terasa ingin mati, membuat Rexton yang melihat kondisi menyedihkan itu pun menyimpulkan bahwa toko ini sudah tidak lagi memiliki harapan.

Berusaha untuk tidak mengacuhkan kondisi toko tak ternama itu, mata Rexton kemudian berpendar, mencari sosok Chris di sepenjuru ruangan.

"Kemana lagi perginya tuh anak," komentar Rexton saat tak melihat batang hidung Chris dimanapun.

Rexton kemudian berjalan menyusuri toko, mencari Chris di antara rak-rak action. Ia berpikir mungkin Chris akan berada di sana.

Namun, tak ada.

Rexton kemudian beralih ke rak-rak fantasy, tetapi Chris juga tidak ada di sana.

"Hahhh!" Rexton menghela napasnya, ia ingin segera pergi dari rak fantasy dan mencari Chris di rak film yang lain.

Akan tetapi, belum sempat Rexton membalikkan badannya, seseorang justru menarik perhatiannya.

Dari ujung matanya, Rexton dapat menangkap seseorang mencurigakan sedang mengendap-endap tak jauh dari tempat ia berdiri.

Penasaran, Rexton kemudian berusaha mengintip perlahan ke sumbernya.

Penampakan seorang perempuan berpenampilan aneh lah yang menarik perhatiannya.

Perempuan itu memiliki potongan rambut sepinggang yang dibalut dengan kain penutup kepala, dengan tambahan aksesori kacamata hitam yang bertengger di batang hidungnya.

Melihat penampakan seperti itu sontak Rexton menyembunyikan dirinya di balik rak yang berada di dekatnya sembari memerhatikan perempuan aneh itu.

Perempuan asing yang tak dikenal Rexton itu menolehkan kepalanya ke kanan dan kiri, seakan memastikan keadaan. Hal itu justru membuat gelagatnya semakin mencurigakan, ditambah perempuan itu berusaha tidak membuat suara decitan dari sepatu yang dikenakannya.

Setelah ditunggu beberapa detik, perempuan itu masih terdiam di tempatnya, memerhatikan kondisi dengan seksama dan sama sekali tidak tahu bahwa Rexton tengah mengamatinya.

Hal itu menyadarkan Rexton bahwa apa yang dilakukannya saat ini tak jauh berbeda dengan yang dilakukan wanita itu, sama-sama aneh.

"Ngapain sih gua, bego banget ngeliatin orang, haha ..." Rexton menggeleng kecil, rasanya ia terlalu dini untuk menjudge orang itu.

Padahal suka-suka orang mau dandan seperti apa dan mau melakukan apa di tempat ini. Kenapa Rexton yang repot? Itu kan juga bukan urusannya. Mau tuh cewe kayang atau sikap lilin sambil pake baju formal juga enggak masalah, Rexton harusnya fokus mencari Chris saja. Ngapain dia repot-repot sembunyi begini?

Setelah pikiran rasional itu muncul dalam benak Rexton, Rexton berniat untuk segera keluar dari tempat persembunyiannya dan mencari Chris seperti tujuan utamanya. Namun, lagi-lagi, perempuan aneh itu menarik perhatian Chris.

Bagaimana tidak? Sekarang perempuan itu menerjang masuk ke dalam ruangan yang disekat tirai biru gelap, membuat pikiran Rexton terngiang-ngiang, teringat kembali dengan perkataan konyol Chris padanya setiap Rexton menemaninya.

"Nih, kalo Antonio lu butuh asupan, ke sini aja, Rex. Mantep-mantep, deh."

Tentu Rexton tidak bodoh untuk mengetahui maksud dari perkataan Chris.

Ruangan kecil itu adalah ruangan khusus yang dibuat untuk orang dewasa menikmati film xxx, tetapi Rexton tidak menyangka bahwa ia justru mendapati seorang perempuan muda masuk ke sana di siang hari.

Hahhh, kenapa Rexton mesti repot-repot, sih? Kan tinggal tidak usah peduli saja.

Untuk kesekian kalinya, Rexton sudah berniat untuk berbalik dan bersikap masa bodoh, tetapi pikiran-pikiran kecil tentung perempuan aneh itu terus mengganggunya, membuat Rexton tidak benar-benar bisa lepas dari bayang-bayang gadis aneh itu.

"Hahh, yaudahlah, udah terlanjur juga, gua masuk bentar, terus cabut. Terserah dia mau ngapain."

Rexton akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam ruangan khusus itu. Matanya kemudian mencari gadis aneh itu, tidak butuh banyak waktu sampai ia menemukannya.

Gadis aneh itu berdiri di rak ujung.

Tanpa sadar Rexton bergerak mendekat ke arah gadis aneh itu. Ini aneh, seperti ada magnet yang tertanam dalam diri Rexton saat melihat gadis itu. Rexton terus tertarik untuk mendekatinya, sampai ....

"AKH!"

Insiden sial itu terjadi.

Pusat tubuh Rexton menegang.

Entah Rexton harus merasa beruntung atau tidak karena mendapati salah satu anggota tubuhnya itu masih berfungsi kala merasakan sentuhan tak sengaja oleh gadis aneh itu.

Apakah Rexton sudah mulai kehilangan akalnya saat ini?

***

DE(VI)LICIOUS SERIES [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang