Bab 33: Perasaan Rexton (2)

155 15 5
                                    

Rexton menghela napasnya setelah ia berhasil menyelesaikan satu pekerjaannya. Pun ia kemudian memutuskan untuk merenggangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku di atas kursi kerjanya.

Gerakan me-ngulet Rexton itu terhenti tatkala dia menemukan sebuah notifikasi pesan yang masuk ke dalam layar komputer kerjanya. Kebetulan memang komputer kerja dan ponselnya terhubung satu sama lain.

Dari sana, Rexton menemukan siapa pengirimnya. Siapa lagi kalau bukan Jourell. Sedari tadi malam hingga pagi ini, Jourell sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa dia akan menyerah untuk membujuk Rexton agar mau bertemu dengannya.

Jourell
Rexton?
Gimana? Bisa?

Setelah melihat deretan pesan yang dikirimkan Jourell padanya, tampaknya pesan berantai itu tidak akan berhenti sampai Rexton membalasnya.

Pada akhirnya Rexton membuat keputusan. Ya sekali ini saja. Ini akan menjadi pertemuan terakhir Rexton dengan Jourell. Setelah ini, Rexton tidak ingin berhubungan lagi dengan Jourell.

Rexton lantas mengembuskan napasnya untuk mengosongkan rasa sesak yang mengurung dadanya. Jari-jemarinya dengan lincah memberikan balasan pada Jourell.

Rexton
di bar biasa, jam 7
telat dikit, gua langsung pergi

Jourell
Thanks, Rex.
Gua bakal on time kok, tenang aja
See you there, Rex.

Setelah melihat balasan Jourell, Rexton menutup obrolan mereka tanpa memberikan jawaban apapun pada Jourell. Rexton kemudian bersiap melanjutkan kembali pekerjaannya yang tersisa kalau saja Jihan tidak memanggil namanya.

"Rexton, lu ditunggu Sera di bawah. Katanya, istri lu dateng bawa makanan."

Mendengar perkataan Jihan, semangat Rexton yang tadi loyo pun jadi naik seketika. Matanya yang terasa berat pun ikut segar saat mendengar kata istri diucapkan. Istri? Itu berarti Illeana datang ke sini! Senyum pun lantas terbit di bibir Rexton saat membayangkan Illeana datang ke sini sembari membawakan bekal untuknya.

"Oke, gua ke bawah bentar." Dengan semangat 45, Rexton segera bergegas meninggalkan meja kerjanya, hal itu sontak mengundang tatapan penuh keheranan dari teman-teman satu divisinya saat melihat Rexton semangat seperti itu.

"Dasar si bucin," ujar Daniel, meledek Rexton yang perlahan menjauh.

Bucin memang sudah menjadi julukan Rexton di kantor saat ini, terlebih lagi setelah deklarasi yang dilakukan Rexton di kantin kemarin. Banyak orang yang meledek Rexton dengan julukan bucin, tetapi dengan julukan itu juga Rexton dapat membina kembali hubungan dengan teman-teman kantornya.

Ditambah, banyak gadis juga yang perlahan mundur setelah tahu status Rexton yang sudah menikah. Salah satunya adalah Jihan yang menjadi teman satu divisi Rexton. Sepertinya Jihan memang memegang prinsipnya untuk tidak menyentuh pria yang sudah berkeluarga.

Pada akhirnya Rexton sangat senang dengan julukan bucin itu, karena julukan itu membawa banyak keuntungan untuknya.

Tidak buruk juga menjadi seorang bucin.

***

Setelah pintu lift kantor terbuka, Rexton lantas berjalan dengan gerakan cepat, ia menuju meja resepsionis yang terletak di lantai 1.

Dan tak jauh dari tempatnya sekarang, Rexton dapat melihat Sera yang berdiri dengan kotak bekal di atas mejanya. Itu pasti makanan yang dibawa Illeana, dugaan yang muncul dalam benak Rexton pun sontak membuat semangat dalam dada Rexton semakin berkobar.

DE(VI)LICIOUS SERIES [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang