Bab 15: Fitting Gaun Pengantin

210 22 4
                                    

Butuh setidaknya waktu 30 menit untuk Rexton beserta ibunya sampai di butik langganan ibu Rexton.

Begitu mobil mereka sampai, Ibu Rexton dengan terburu masuk ke dalam butik yang kemudian diikuti Rexton dan Illeana di belakangnya.

Saat mereka berada di dalam butik, seorang karyawan datang menyapa mereka dengan senyuman ramah khas seorang profesional.

"Selamat pagi, Nyonya Marcellius," sapa karyawan butik yang tampak mengenali Ibu Rexton.

"Halo, Anna, Hera ada?"

"Ada, Nyonya. Mohon ditunggu sebentar. Saya segera panggilkan Nyonya Hera," balas karyawan bernama Anna itu, kemudian ia masuk ke dalam suatu ruangan untuk menjemput seseorang bernama Hera.

Tak lama, Hera dan Anna mendatangi Nyonya Marcellius.

"Ya ampun, Jeng! Udah lama enggak ketemu! Gimana? Gimana? Sehat?" Hera menyapa ibu Rexton, kemudian memeluk dan mencium pipi kanan dan pipi kiri Nyonya Keluarga Marcellius itu.

"Sehat, Jeng," Ibu Rexton membalas sapaan Hera. "Maaf ya, Jeng, tiba-tiba dateng ngerepotin gini."

Hera tertawa kecil sebagai reaksinya, "Enggak, enggak ngerepotin sama sekali. Malah seneng banget Jeng Yuna dateng ke sini. Sering-sering dateng ya, Jeng. Hihi ..."

Beberapa detik kemudian Hera menoleh ke arah Rexton dan Illeana, "Ini pengantinnya ya, Jeng?"

"Iya, ini Rexton sama calonnya."

"Ya ampun, ini Rexton?" Hera mendatangi Rexton, kemudian mengusap lengan atas Rexton, "Udah gede banget ya, Jeng. Padahal perasaan kemarin Rexton masih pip sama pup di popok, sekarang sudah siap bawa calon aja hahaha," goda Hera kepada Rexton, basa-basi yang selalu terasa basi.

Sementara itu, Rexton hanya tersenyum tipis sebagai respon atas perkataan Hera, teman ibunya itu, sedangkan Ibu Rexton justru tertawa.

"Aduh, Jeng ... Syukur-syukur deh ada yang mau sama anaknya. Udah takut duluan saya kalo Rexton enggak kawin-kawin, mana umurnya udah pas. Untung Rexton enggak jadi perjaka tua, Jeng. Hihi ..."

"Ah, masa perjaka tua, Jeng? Rexton ganteng gini, masa enggak ada yang mau?"

Ibu Rexton terkekeh, "Yang mau banyak, tapi pada kabur semua, enggak tau kenapa. Pada takut kayaknya ... hahaha."

"Hahaha, Jeng Yuna bisa aja."

Rexton yang mendengar perbincangan ibunya dan Hera pun merasa malu. Rasanya ia ingin segera menghilang detik itu juga. Percakapan kedua ibu-ibu itu cukup membuatnya terlihat seperti bujangan yang tak laku-laku di usianya yang baru menginjak 25 tahun.

Usai puas menceng-cengin Rexton bersama Yuna, perhatian Hera kemudian beralih ke Illeana, "Ya ampun ini calonnya Rexton? Cantik banget, ya."

"Ya, Jeng. Ini calonnya Rexton, namanya Illeana."

Illeana tersenyum saat menyapa Hera, "Halo, Tante."

Hera heboh sendiri saat melihat Illeana, "Ya ampun, Jeng. Cakep banget ya Illeana, pinter nih Rexton nyari calonnya."

"Iya, Jeng. Illeana anaknya manis, penurut, sopan, udah gitu lucu lagi. Pokoknya Rexton kalah deh."

Hera tertawa mendengar perkataan Ibu Rexton, "Aduh, Jeng. Kalo Illeana bukan calonnya Rexton, udah saya nikahin mungkin sama anak saya, si Samuel."

"Waduh, Jeng ... Ampun! Jangan deh. Entar enggak ada lagi yang mau sama Rexton. Ini juga Illeana paket limited yang mau sama Rexton. Enggak tau lagi adanya kapan orang yang kayak Illeana di dunia ini."

DE(VI)LICIOUS SERIES [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang