Sudah satu Minggu berlalu setelah kejadian di ruang tamu, Rexton sama sekali tak dapat melupakannya, apalagi Illeana juga semakin bertingkah gila setiap kali ia melihat Rexton.
Seakan memiliki segudang kejutan, Illeana tidak pernah berhenti untuk membuat Rexton terheran-heran dengan tingkah anehnya, seperti tiba-tiba saja membawa cambuk di tangannya, membawa tongkat berujung bulu yang membuat Rexton tergelitik setiap bulu itu menyentuh tubuh Rexton, atau membawa alat bergetar di tangannya saat duduk berhadapan dengan Rexton dan menunjukkannya dengan bangga.
Illeana seakan tak menyerah menawarkan kepuasan untuk Rexton dengan menggunakan alat-alat itu.
Awalnya Rexton terus bersembunyi dari Illeana, tapi lama-lama Illeana semakin menggila. Pernah suatu ketika, di malam hari Illeana menerjangnya dengan beringas hingga membuat Rexton akhirnya memutuskan untuk menginap di hotel beberapa hari belakang ini.
Aneh memang kalau Rexton yang memilih untuk menyingkir dari apartemennya sendiri, tetapi sekali lagi Rexton tidak bisa mengusir Illeana begitu saja dari apartemennya. Ada sesuatu dalam dirinya yang menahan hal itu terjadi. Mungkin dia hanya tidak tega meninggalkan Illeana sendirian di luar sana, apalagi Illeana adalah seorang gadis.
Akan tetapi, semakin lama ini terjadi semakin juga Rexton merasa frustrasi, ia sudah tidak tahan lagi. Saat ini Rexton nyaris gila karena Illeana.
Beruntung Jourell mengajak Rexton keluar. Mereka memutuskan untuk bertemu di bar tempat biasa mereka berkumpul. Setidaknya ajakan keluar dari Jourell berhasil mengalihkan pikiran Rexton dari Illeana, meski hanya sebentar. Tidak apa-apa.
Begitu Rexton menginjakkan kakinya di bar, Rexton dapat menemukan presensi Jourell yang sedang terduduk di meja bar berhadapan dengan barista yang sedang meracik minuman, tak seperti biasanya.
Pun Rexton segera mendekat ke arah Jourell.
"Di mana yang lain?" Tanya Rexton saat dirinya sudah duduk bergabung dengan Jourell.
"Cuma kita berdua doang kok."
"Oh," Rexton meraih minuman yang sudah dipesankan terlebih dulu oleh Jourell untuknya.
Sementara itu Jourell memerhatikan Rexton yang saat ini sedang termenung, tenggelam dalam lamunannya.
"Gimana Illeana?"
Rexton hampir tersedak saat mendengar pertanyaan Jourell. "Lu kenal Illeana?"
Jourell mengangguk, "Minggu kemarin kan gua dateng ke apartemen lu, dia yang bukain pintu."
Rexon hanya meng-oh ria, sesekali menganggukkan kepalanya.
"Ya gitu ..." Rexton menggantungkan perkataannya, Rexton tidak yakin apakah ia harus menceritakan mengenai Illeana pada Jourell atau tidak.
Sementara itu, Jourell yang tahu Rexton tengah kalut pun membuka mulutnya, "Sori kalo pertanyaan gua mungkin ngeganggu privasi lu, Rex."
"Enggak kok, enggak sama sekali. Cuma apa ya ... gua juga bingung ceritanya dari mana. Sejujurnya gua juga enggak begitu kenal sama Illeana."
"Oh iya?"
Rexton mengangguk, "Illeana tuh kayak apa ya, dia dateng tiba-tiba ke hidup gua, dan sekarang ...."
"Sekarang apa?"
Rexton mengatupkan bibirnya, ia hampir kebablasan kalau sekarang dia memiliki keinginan untuk mengusir Illeana dari apartemennya.
Sementara itu, Jourell yang sedari tadi memerhatikan Rexton sama sekali tak berniat melepaskan Rexton. Satu tangan Jourell meremas lutut Rexton dengan lembut untuk menyadarkan Rexton.
KAMU SEDANG MEMBACA
DE(VI)LICIOUS SERIES [END]✓
Romantik[HINOVEL / KARYAKARSA / JOYLADA] SERI I THIRSTY: SADISTIC LOVER Illeana adalah succubus yang ditendang dari dunia iblis karena sampai usia dewasa belum pernah berhubungan intim dengan manusia, dan Rexton adalah pria yang terancam divonis impoten kar...