"Menurut lu, gua lebih baik pakai yang mana?" Rexton memutar tubuhnya dengan salah satu tangannya menjulur ke arah Illeana, memamerkan kedua dasi dengan warna yang berbeda---bermaksud meminta pendapat Illeana.
Illeana berjalan ke arah Rexton, kemudian mengambil salah satu dasi yang berada di atas telapak tangan Rexton. Dasi kelabu gelap yang tidak memiliki motif.
"Aku lebih suka yang ini," jawab Illeana kemudian dengan inisiatifnya sendiri mengalungkan dasi itu di pundak Rexton, "Aku pasangnya di sini, ya?" tanya Illeana memastikan. Tentu saja Illeana tidak tahu banyak, hanya melihat dari potongan film saja.
Rexton tertawa saat melihat usaha Illeana yang terlihat begitu menggemaskan di matanya, kemudian tangannya membetulkan letak dasi yang dikenakan Illeana.
"Lain kali aja lu bantu pasangin dasi gua. Nanti bakal gua ajarin kok, mimpi gua kan juga dipasangin dasi sama istri," jawab Rexton sembari tersenyum.
Lantas Rexton memutar kembali tubuhnya 180 derajat. Kini dirinya berpatut di depan cermin, fokus memasang dasi untuk melilit pada kerah kemeja putihnya, tak sadar bahwa Illeana di belakangnya kini sedang mengerucutkan bibir.
"Rexton memang harus bekerja, ya?" tanya Illeana yang membuat Rexton mengarahkan tubuhnya kembali ke arah Illeana setelah dia selesai dengan penampilannya.
Melihat Illeana yang cemberut dengan gayanya yang menggemaskan, Rexton pun menarik Winter ke dalam pelukannya. Berusaha menenangkan istrinya itu.
"Sebentar aja, kok. Entar sore juga pulang."
"Tapi, nanti aku sendiri di apartemen. Aku benci sendiri."
Rexton melepaskan pelukannya, sedikit menjauhkan tubuh Illeana untuk menatap lekat-lekat kedua mata indah Illeana. "Gua janji bakal cepet pulang, Illeana. Lu boleh pegang omongan gua."
"Hmm ..." Illeana berdeham, tampak menimbang perkataan Rexton, membuat Rexton menarik kembali Illeana ke dalam pelukannya.
"Lu percaya kan sama gua?"
Rexton dapat merasakan Illeana mengangguk dalam pelukannya, membuat Rexton semakin mengeratkan pelukannya.
"Gua janji setelah gua dapat gaji pertama, kita bakal seneng-seneng. Saat itu terjadi, enggak akan ada yang bisa ganggu kita, Illeana."
Saat mendengar perkataan Rexton, Illeana membalas pelukan Rexton. Meski Illeana tidak mengerti apa pentingnya gaji pertama yang dibicarakan Rextoj itu, entah kegunaannya untuk apa, atau maknanya bagi Rexton. Illeana tetap merasakan hatinya menghangat saat mendengar ucapan Rexton.
Ini mungkin aneh, tapi Illeana dapat merasakan ketulusan pada setiap kata yang diucapkan Rexton padanya. Mungkin juga Rexton tahu bahwa Illeana tidak memerlukan hal itu, tetapi dari kata-katanya, Rexton seakan menaruh Illeana dalam prioritasnya. Hal itulah yang membuat Illeana menunggu gaji pertama Rexton seperti yang dijanjikan Rexton kepadanya.
"Terima kasih, Rexton."
***
"Kenalkan ini anak baru di divisi kita. Namanya Rexton. Mulai saat ini Rexton akan membantu kita semua di divisi perencanaan." Pak Frans, sekaligus kepala divisi perencanaan, memperkenalkan Rexton di hadapan 4 anggota divisi perencanaan yang lain.
Rexton membungkukkan tubuhnya beberapa kali di hadapan anggota lain yang merupakan senior di divisinya, "Salam kenal semuanya. Saya Rexton. Mohon bantuannya."
"Nah, Rexton" Pak Frans merangkul Rexton, "Laki-laki yang duduk di sebelah sana namanya Jason."
Jason yang dipanggil namanya pun mengangkat tangannya, "Panggil gua santai aja ya. Anggap aja kita temen."
KAMU SEDANG MEMBACA
DE(VI)LICIOUS SERIES [END]✓
Romance[HINOVEL / KARYAKARSA / JOYLADA] SERI I THIRSTY: SADISTIC LOVER Illeana adalah succubus yang ditendang dari dunia iblis karena sampai usia dewasa belum pernah berhubungan intim dengan manusia, dan Rexton adalah pria yang terancam divonis impoten kar...