"Illie! Illie!"
Illeana kini tengah merasakan tepukan-tepukan ringan pada kedua pipinya, yang menyadarkannya dari bunga mimpinya. Pun perlahan Illeana membuka matanya yang terasa berat.
Ialah pemandangan langit-langit restoran yang kabur menjadi penampakan yang pertama ia tangkap oleh indra penglihatannya. Tak lama, setelahnya Illeana menemukan seorang laki-laki menerobos masuk ke dalam radar pandangnya.
Illeana mengusap matanya beberapa kali, berusaha menyingkirkan pandangan berkunang yang menutup penglihatannya. Setelah kedua netranya berfungsi seperti sedia kala, Illeana mendapati secara jelas Jake yang kini sedang tersenyum ke arahnya.
Rasa lelah yang menerjang tubuhnya sama sekali tak Illeana hiraukan, Illeana memaksakan dirinya untuk bangkit dari posisi tidurnya meski beberapa kali bibir mungilnya itu merintih kesakitan.
"Jake, kenapa kamu ada di sini?" tanya Illeana, matanya kemudian menatap area sekelilingnya. Tak ada yang aneh. Tubuhnya kini bahkan sudah terbalut oleh pakaian yang terakhir ia kenakan.
Sementara itu, Jake yang ditanya oleh Illeana pun hanya bersedekap, lantas menyandarkan tubuhnya pada meja dengan posisi tubuhnya yang mengarah ke arah Illeana. Bibir laki-laki itu menyungging senyum tipis yang tampak mengejek pertanyaan yang diajukan oleh Illeana.
"Sebenarnya apa yang kamu lakukan sampai bertemu pemburu iblis di sini, Illie? Kamu harus merasa beruntung karena kebetulan aku berada di sini. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi kalau kamu terlalu lama berada di sini."
Perkataan Jake menyadarkan Illeana. Ingatan Illeana kembali berputar pada kejadian yang menimpanya beberapa waktu lalu. Terakhir ia bertemu dengan Rafael dan Rafael mengajaknya makan bersama, tapi tanpa sadar Rafael menjebak Illeana hingga Illeana kalah telak.
Mengingat Rafael, spontan Illeana mengarahkan pandangannya mengitari sekitar, lalu ia menemukan Rafael yang pingsan tak jauh dari tempat Jake berdiri.
"Ah ..." Illeana merasakan kepalanya sakit luar biasa. "Aku tidak tahu dia pemburu iblis."
Jake berdecak beberapa kali, menyayangkan kepolosan Illeana. Sebenarnya ini juga bukan salah Illeana apabila Illeana tak bisa langsung mengenali seorang pemburu iblis. Wajar saja, Illeana masih baru menginjakkan kakinya di dunia manusia.
"Dia pasti sudah mengikutimu sampai bisa menjebakmu di dunia paralel yang biasa digunakan para pemburu iblis untuk membasmi iblis, Illie." Jake berjalan ke arah Rafael, kemudian menaruh tangannya pada tengkuk Rafael.
"A-apa yang kamu lakukan?" tanya Illeana saat matanya menangkap cahaya merah darah dari tangan Jake kini mengalir ke tubuh Rafael.
Jake tak langsung menjawab pertanyaan Illeana, ia fokus dengan kegiatannya sampai akhirnya ia mengangkat kembali tangannya setelah dirasa cukup.
"Bukan masalah," jawab Jake, memfokuskan kembali perhatiannya pada Illeana. "Aku hanya memberikannya sedikit kutukan agar manusia ini tak bisa lagi menemukan dirimu."
Illeana menganggukkan kepalanya beberapa kali. Illeana tahu sebagai succubus, selain dapat membuat ikatan kontrak, seorang iblis jenis mereka juga bisa memberikan kutukan kepada para manusia apabila diperlukan.
"Illie, sedari tadi aku bertanya-tanya. Kenapa kamu sendirian dan berakhir bersama pemburu iblis itu di sini? Sebenarnya apa yang terjadi dengan manusiamu? Apa dia sudah tidak memedulikanmu lagi? Apa kalian sudah berpisah?"
Mendengar pertanyaan beruntun yang datang dari Jake, Illeana sedikit merasa kebingungan. Pada akhirnya Illeana memutuskan untuk menutup mulutnya. Tak ingin menceritakan kejadian yang sebenarnya terjadi di antara dirinya dengan Rexton sampai ia kini berakhir ditemukan Jake tengah bersama Rafael.
KAMU SEDANG MEMBACA
DE(VI)LICIOUS SERIES [END]✓
Romance[HINOVEL / KARYAKARSA / JOYLADA] SERI I THIRSTY: SADISTIC LOVER Illeana adalah succubus yang ditendang dari dunia iblis karena sampai usia dewasa belum pernah berhubungan intim dengan manusia, dan Rexton adalah pria yang terancam divonis impoten kar...