Bab 13: Bertemu Papa Mertua

261 25 4
                                    

Keesokan harinya, Rexton mendumel sembari melihat pantulan dirinya di kaca.

Sesuai dengan keputusan sepihak ibunya kemarin, Rexton akan pulang ke rumah untuk makan malam dan memperkenalkan Illeana kepada kedua orangtuanya.

Maka dari itu, Rexton memutuskan untuk tampil dengan penampilan formal yang kasual, dengan kaus putih yang dipadupadankan dengan blazer berwarna abu dan celana bahan berwarna senada dengan blazernya. Sepatu yang dipilih Rexton adalah sepatu
kets berwarna putih.

Setelah puas mematutkan dirinya di hadapan cermin, Rexton segera beranjak dari cermin berukuran hampir setengah badan yang berada di kamarnya itu dan keluar untuk mengetuk pintu kamar Illeana yang berada di sebelah kamarnya.

"Illeana, lu udah selesai?"

"Sebentar lagi," Samar suara Illeana menyahut pertanyaan Rexton, membuat Rexton memutuskan untuk berjalan menuju sofa sembari menunggu Illeana selesai berdandan.

Jam kulit berwarna cokelat yang melingkar indah di pergelangan tangan Rexton sudah menunjukkan pukul 5 sore. Perjalanan dari apartemen Rexton ke rumah memakan waktu 1 jam lamanya, paling lama satu jam setengah, bisa lebih apabila terjadi macet di tengah jalan.

Sementara itu, janji makan malam yang akan diadakan di rumah Rexton adalah jam 6 malam.

Sebagai informasi, Ayah Rexton adalah orang yang tepat waktu. Ayah Rexton sama sekali tidak mentolerir keterlambatan, bahkan walau semenit saja.

Mengingat itu, Rexton mengendikkan bahu, mana peduli dia mengenai itu. Bagus kalau Ayahnya justru tidak menyukai Illeana karena Illeana terlambat di hari pertamanya.

Kriet ...

Tak lama, pintu kamar Illeana terbuka dan menampakkan Illeana keluar dari sana.

Rexton mengerjapkan matanya kala melihat penampilan Illeana yang memukau.

Rambut hitam legam Illeana dibuat bergelombang dengan gaya half up yang memberikan kesan manis dan dewasa. Belum lagi dress floral itu sangat cocok untuk Illeana.

Melihat penampilan Illeana saat ini, Rexton rasa Illeana tidak cocok dengan kata iblis yang selama ini diucapkan oleh gadis itu.

Apabila harus mendekskripsikan Illeana, Rexton lebih memilih kata peri untuk menggambarkan kecantikan Illeana.

"Jadi kita jalan, Rexton?"

Rexton menggelengkan kepalanya kecil, berusaha menyingkirkan pikiran bodohnya kala menilai penampilan Illeana. Rexton hanya tidak menyangka dress yang dipilih secara asal oleh Rexton itu sangat cocok dengan kulit dan tubuh Illeana.

"Ayok," Rexton bangkit dari duduknya dan mengambil kunci mobilnya.

***

Pukul 06.45 malam,
Rexton dan Illeana terlambat 45 menit dari janji yang telah ditentukan.

Baguslah, komentar Rexton seraya menarik seuntas senyum di bibirnya.

Pasti Papa bakal ngoceh panjang lebar tentang waktu yang berharga di ruang makan nanti.

"Rexton, kamu kenapa? Enggak turun?"

Suara lembut Illeana menyadarkan Rexton yang masih terlalu di kursi pengemudinya.

"Iya, ayok turun."

Setelah turun dari mobil, Rexton menuntun Illeana masuk ke rumahnya. Ada beberapa pelayan yang menyambut Rexton begitu Rexton menginjakkan kakinya di rumah yang sudah dua tahun belakangan ini jarang ia kunjungi itu.

"Mama sama Papa ada, Bi?" Tanya Rexton pada Bibi Dira, salah satu asisten rumah tangga yang sudah akrab dengan Rexton. Bibi Dira sudah bekerja lebih dari 10 tahun di rumah Rexton, jadi wajar Rexton mengenalnya.

DE(VI)LICIOUS SERIES [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang