35. Sang Monster

219 13 3
                                    

"K-kau ..." Bola mata Illeana membulat, menatap tak percaya ke arah orang yang saat ini berada di hadapannya. Seperti orang yang berbeda, orang itu bagai memiliki seribu kepribadian. Bagaimana bisa? Kehidupan sehari-harinya hanya terkurung dalam buku-buku, tetapi saat ini orang itu menelan seluruh kekacauan dengan ekspresi wajah yang dingin.


"Hnhh, haah!" Illeana mengeluarkan lenguhannya saat Rexton menggesekkan kejantanannya di atas kewanitaan Illeana.

"Kenapa? Kau terkejut, Illie?" tanya Rexton membuat Illeana menatap tajam ke arah si empu suara.

"Bermimpi mesum tentang adik tiri sendiri, bagaimana rasanya, Illie?"

Rexton Marcellius ..., sialan.

***

Satu bulan sebelumnya,

"Illie, bisa taruh ponselmu, sekarang."

Itu bukan permintaan, melainkan perintah. Illeana tahu itu. Saat ibunya menggunakan nada bicara seperti itu, Illeana tidak lagi bisa membantah.

Illeana kemudian menaruh ponselnya di atas meja restoran sesuai permintaan ibunya. Harapan Illeana harus hancur sia-sia karena pertemuan keluarga yang diatur ibunya saat ini.

Pertemuan keluarga apanya, lebih tepatnya pertemuan ini adalah pertemuan yang diatur untuk memperkenalkan calon ayah tiri Illeana kepada remaja perempuan itu.

Illeana menghela napasnya, merasa jengkel dalam hati. Setelah hampir 30 menit menunggu, laki-laki yang akan menjadi suami kedua ibunya itu tak kunjung menunjukkan batang hidungnya.

Ibu Illeana, Tania, memang seorang single parent. Setelah hampir 15 tahun merawat Illeana seorang diri, akhirnya Tania menjatuhkan pilihan pada seorang lelaki yang berusia sedikit lebih muda darinya. Brandon Marcellius namanya.

Illeana tidak menyalahkan pilihan sang ibu yang ingin menikah lagi sebab ibunya berhak bahagia dengan pilihannya. Akan tetapi, pertemuan ini akhirnya membuat janji kencan yang seharusnya dilakukan Illeana hari ini tidak jadi terealisasi dan tentu saja hal itu membuat Illeana kesal setengah mati, ditambah orang yang ditunggu mereka juga tak kunjung datang.

"Maaf kami terlambat, Sayang."

Suara laki-laki yang lembut menarik atensi Illeana. Illeana tahu laki-laki itu adalah calon ayah sambungnya. Lantas Illeana berdiri dari tempatnya, hendak menyambut Brandon. Senyuman yang sudah sedari tadi Illeana persiapkan untuk Brandon sontak hilang kala melihat Brandon tidak datang seorang diri.

Di sebelah Brandon berdiri seorang pemuda seusia Illeana, yang sialnya juga memakai seragam sekolah yang sama dengan Illeana. Illeana tentu mengenal pemuda itu. Dia adalah teman sekelas Illeana. Dan, dari sekian banyaknya murid di sekolahnya, kenapa harus dia?

Sementara itu, Tania yang melihat Illeana terdiam pun menyikut Illeana, berusaha menyadarkan anaknya itu. Tania berbisik, sedikit mendesis, "Apa yang sedang kau lakukan, Illie? Beri salam pada calon ayahmu."

Suara Tania menyadarkan Illeana dari lamunannya. Illeana kemudian memaksakan senyuman terbit di bibirnya, "Halo, Ayah Brandon."

Brandon tampak malu-malu saat dipanggil ayah oleh Illeana. "Hai, Illeana. Seperti kata Mamamu, kau sangat cantik. Aku sudah banyak mendengar hal tentangmu dari Mamamu."

Illeana tersenyum, bola matanya kemudian mengarah ke pemuda yang berdiri di sebelah Brandon. Brandon yang menyadari arah tatapan Illeana pun merangkul Rexton, anaknya.

"Apa ini Rexton?" Tania lah orang yang pertama menyapa Rexton. Rexton hanya mengangguk, kemudian menundukkan kepalanya, sesekali membetulkan letak kacamata yang bertengger di hidungnya.

"Ayok, Rex, beri salam pada keluarga barumu."

"Halo, Bunda Tania dan juga ..., Illeana."

Illeana hampir mendengus saat mendengar sapaan Rexton yang ditujukan untuknya.

Tania tertawa kecil melihat tingkah Rexton, "Ya ampun, imut sekali. Sepertinya Rexton orangnya pemalu sekali. Tidak apa-apa, Rexton. Bunda harap Rexton bisa nyaman dengan Bunda dan Illeana sebagai keluarga barumu. Bukankah kau juga setuju, Illie?"

Illeana terdiam.

Melihat reaksi Illeana yang terdiam, Tania tertawa kecil, "Maaf hari ini Illeana sepertinya lebih pendiam dari biasanya. Biasanya Illeana tidak seperti ini. Tampaknya dia pemalu sekali hari ini."

"Tidak apa-apa, Sayang. Illeana pasti terkejut dengan pertemuan ini," ujar Brandon diiringi senyum manis.

"Ah, tidak mungkin." Jawab Tania, kemudian kembali berbicara, "Illie, bukankah Mama pernah cerita kalau anak Ayah Brandon itu satu sekolah denganmu? Dia adalah Rexton, kau pasti mengenalnya."

Iya, aku sangat mengenalnya, Ma. Sangat-sangat mengenalnya.

Mata Illeana sama sekali tidak lepas dari Rexton. Sorot kebencian tersembunyi samar dari tatapan Illeana. Tak lama, senyum manis terbit di kedua bibir Illeana, "Tentu saja aku ingat, Ma."

DE(VI)LICIOUS SERIES [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang