Kegiatan makan malam itu berjalan khidmat. Ayah Rexton selaku Kepala Keluarga duduk di bangku utama, dengan ditemani Ibu Rexton di sisi kirinya beserta Jovan, sementara Rexton di sisi kanan Tuan Marcellius bersebelahan dengan Illeana.
Meski kondisi orang-orang di ruang makan terlihat begitu menikmati santapan mereka, nyatanya Illeana hanya berusaha terlihat menikmati makan malam yang disajikan untuknya. Makanan manusia memang bukan santapannya untuk menuntaskan rasa lapar, tetapi bukan berarti Illeana tidak bisa memakannya.
Sementara itu, di lain sisi Ayah Rexton, Tuan Marcellius, meraih serbet makannya dan mengusap sudut bibirnya. Tuan Marcellius kemudian menatap Rexton usai beliau menyudahi acara santap makan malamnya.
"Jadi, apa kamu sudah menyiapkan pesta pernikahan kalian Minggu depan, Rexton?" tanya Tuan Marcellius dengan nada serius.
Rexton yang baru saja ingin menjawab pertanyaan ayahnya kalah cepat oleh sang ibu.
"Papa tenang aja, Mama udah ngehubungin WO. Pokoknya udah lengkap, makanan, gedung, undangan. Semua tinggal terima beres."
Tuan Marcellius melirik ke arah istrinya. "Mama memang bisa diandalkan."
Ibu Rexton terkikik mendengar pujian suaminya. Tuan Marcellius memang dikenal sebagai sosok yang kaku dan dingin, tetapi pujian yang dilontarkannya bukanlah omong kosong belaka, itu benar-benar kenyataan, meski terucap dengan nada datar.
"Tapi, Ma, seminggu untuk persiapan pernikahan bukannya terlalu cepat? Bagaimana dengan Illeana dan keluarganya?"
"Oh iya," Ibu Rexton menoleh ke arah Illeana, "Illeana, apakah lusa kita bisa ke rumahmu untuk berbincang dengan kedua orang tuamu mengenai pernikahan kalian, Sayang?"
Illeana hampir tersedak saat mendengar pertanyaan yang diajukan Ibu Rexton.
Orang tua? Dimana ia akan mendapatkannya?
Sejauh ini Illeana hanya tahu bahwa dia terlahir dan dibesarkan oleh Catherine. Tak ada figur orang tua bagi Iblis.
"A-aku tidak memiliki ... orang tua, Ma."
Mendengar penuturan Illeana, sontak Nyonya Marcellius menatap Illeana dengan pandangan penuh simpati.
"Ya ampun, pasti berat sekali untukmu, Illeana ..." Ibu Rexton berkata, "Tidak apa-apa, sekarang Papa dan Mama adalah orang tuamu. Mulai saat ini kita adalah keluarga, jadi jangan sungkan, ya?"
Illeana mengangguk, meski dia tidak terlalu mengerti.
"Mah ..." Rexton merengek.
"Diam, Rexton."
Mendengar titah sang ibu, Rexton menutup mulutnya kembali.
"Illeana, Rexton, kalian nginep di sini saja ya malam ini sekalian besok fitting baju pengantin," ujar Ibu Rexton.
"Mah, emang enggak kasian Illeana disuruh nginep di sini? Illeana enggak bawa baju lho, Ma."
"Tenang aja soal itu. Mama tentu aja udah menyiapkan segalanya. Mulai dari baju, peralatan makeup, dan juga sepatu. Illeana tinggal terima aja semuanya."
Rexton nyaris menepuk dahinya saat mendengar perkataan ibunya. Nyonya Keluarga Marcellius itu sama sekali tak menerima satupun bantahan atau alasan dari Rexton.
"Sudah, Rexton. Dengarkan saja ibumu. Memangnya kamu tidak khawatir membawa Illeana malam-malam begini," Ayah Rexton menengahi percakapan Rexton dan istrinya, membuat Rexton mau-tidak mau menerima permintaan sang ibu.
Usai makan malam, Rexton mengantar Illeana ke kamar yang tepat berada di sebelah kamarnya.
Setelah mereka sampai di depan pintu kamar Illeana, Rexton menggaruk tengkuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DE(VI)LICIOUS SERIES [END]✓
Romance[HINOVEL / KARYAKARSA / JOYLADA] SERI I THIRSTY: SADISTIC LOVER Illeana adalah succubus yang ditendang dari dunia iblis karena sampai usia dewasa belum pernah berhubungan intim dengan manusia, dan Rexton adalah pria yang terancam divonis impoten kar...