14.Penolakan Louisa

98 21 7
                                    

Sejujurnya,Melvin telah lama memendam rasa kepada Louisa.Hanya saja perasaan itu selalu ia tahan sebab Melvin selalu tahu bahwa ia takkan pernah menjadi pemenang dihati Louisa.

Lagipula,Melvin cukup tahu diri bahwa Louisa selamanya akan hanya menjadi sahabatnya.Akan tetapi hati kecil Melvin tak ingin jika Louisa jauh darinya seperti dulu.

Dan hari ini,dengan tekadnya yang bulat Melvin memberanikan dirinya untuk mengutarakan perasaan pada Louisa.






Malam ini,pukul 8 Melvin mengajak Louisa untuk makan malam di restoran Jepang.Melvin memesan ramen sedangkan Louisa memilih untuk memakan sushi isi tuna.

“Udah seminggu kayaknya kita ngk ketemuan ya,”ujar Melvin basa basi.

Louisa mengangguk,“Iya nih jadwal gue padat banget.Gue aja tidur cuman 5 jam tau ngk.Cari duit emang semelelahkan itu.”

Melvin tiba tiba mencubit pipi chubby Louisa,“Berjuang emang semelelahkan itu Sa.”

“Aduh Melvin sakit tau,”ringin Louisa sambil memegang pipinya sudah merah akibat dicubit Melvin.

“Sorry.Elo sih gemesin banget,”balas Melvin.

“Gemesin?”tanya Louisa.Melvin jadi salting sendiri.

“Iya soalnya pipi elo tuh chubby,”
katanya.

Louisa hanya memanyunkan bibirnya.

“Oh iya Sa ada yang pengen gue omongin ke elo,”kata Melvin ragu ragu.

Louisa menelan ludahnya.
Perasaannya langsung tak enak.Tumben tumbenan Melvin ingin berbicara serius dengannya.

“Mau ngomong apasih lo?Serius banget,”Louisa mencoba untuk mencairkan suasana dengan bersikap santai dan tenang.Padahal dalam hati ia merasakan ketar ketir.

Melvin menarik nafasnya panjang.Sebenarnya ia tidak seberani itu untuk mengungkapkan perasaannya pada Louisa.

Tapi hari ini,Melvin akan mengambil resiko untuk mengutarakan perasaannya pada gadis yang ia sukai sejak masa SMA itu.Bisa dibilang,Louisa adalah first lovenya.

“Sa,gue tau selama ini elo cuman nganggep gue sahabat kan?gue cukup sadar diri mengenai hal itu.Tapi perasaan ini ngk dapet gue kendaliin.Kalau sebenarnya gue cinta sama lo,Louisa,”tutur Melvin.

Akhirnya ia berani mengungkapkan isi hatinya pada Louisa.Tak peduli anggapan Louisa setelah ini padanya.

Feeling Louisa benar,bahwa Melvin menyimpan rasa padanya.

“Hm gue ngk tau mau ngomong apa sumpah.Kayak gimana ya ngomongnya,”ujar Louisa kaku.
Akhirnya yang Louisa takutkan terjadi juga,yaitu Melvin ternyata menaruh hati padanya.

Bukannya tak suka,hanya saja Louisa tak ingin mereka lebih dari sahabat.

“Gue tau kok Sa,kalau elo cuman nyaman sama gue.Gapapa gue masih tetap bisa jaga elo sebagai sahabat.Karna cinta ngk selamanya harus memiliki kan?”bijak Melvin.

Melvin sudah cukup dewasa untuk menerima segala konsekuensi tentang perasaannya.Mau bagaimana pun ia tak bisa memaksa Louisa untuk cinta padanya.Mereka sudah dewasa,dan sudah sama sama tahu apa yang terbaik untuk mereka masing masing.

“Makasih ya atas kepekaan elo Vin.Gue jadi ngk enak sama elo,”kata Louisa.Louisa hanya takut ia dicap hanya membaperi anak orang saja.Tapi dari awal,Louisa memang sudah memberikan warning pada Melvin untuk tak terlalu terikat padanya.Sebab,Louisa hanya nyaman bukan sayang.

Apa itu salah?

Taklama,pesanan mereka pun datang.Terjadi kecanggungan sedikit diantara mereka.Tapi buru buru,Melvin mencairkan suasana dengan membuka obrolan random.

“Jeon putus ya sama Salsa?”tanya Melvin.

Louisa mengangguk,“Iya gue liat instastory Salsa.Salsa nangis parah.”

“Bukannya yang mutusin Salsa ya?”

“Iya tapi namanya cewek Vin,mau siapapun yang mutusin tetep bakalan nangis kejer lah.Cowok mah apa.Kayak biasa aja tanpa ada rasa gamon,”titah gadis itu dengan nada sedikit kesal.

“Hanya karna cowok ngk nangis bukan berarti ngk patah hati Sa.Cowok cuman gengsi aja buat nangis.Lagipula air mata cowok itu mahal buat jatuh,kecuali buat nangisin mamanya.”

“Iyasih.Tapi tetep aja,”kali ini Louisa tak mau dikalah.

“Yaudah deh terserah Louisa Agatha aja deh biar cepet,”ledek Melvin.
















Sudah seminggu Salsa merasakan kehampaan.Hidup Salsa seperti kembali direstart,memulai semuanya dari awal.Yang berbeda sekarang ia sendiri,tak ada lagi Jeon yang berada disisinya.

“Lucu ya,gue yang melepaskan gue juga yang paling sedih,”gumam Salsa merutuki dirinya.Walaupun Salsa merasakan kelegaan karna berpisah,tapi tak bisa dipungkiri ada sakit hati yang teramat dalam ia rasakan.Gadis itu seperti kehilangan satu warna dalam hidupnya.

Entah sudah berapa playlist galau yang gadis itu dengarkan,dan entah sudah berapa banyak postingan galau yang ia like diinstagram dan entah berapa kali ia membaca ulang chatnya dengan Jeon dan berapa kali pula Salsa mengenang semua kenangan yang pernah Jeon berikan.

Salsa dalam fase gamon.

Terkadang,Salsa berpikir apakah Jeon juga memikirkannya?atauka Jeon malah merasa senang karna putus dengannya?Entahlah.

Salsa hanya ingin menangis sekarang.
























Disisi lain,Jeon tidak merasakan apapun.Kecewa,iya.Tapi tidak sekecewa ketika Louisa memutuskannya dulu.

Bagi Jeon,perpisahan dengan Louisa adalah perpisahan terburuk yang pernah ia alami.Berbeda  perpisahannya dengan Salsa yang sudah lebih dewasa.Jeon lebih bisa menerima dan berlapang dada berpisah dengan Salsa,walaupun ia merasakan kehampaan tanpa gadis itu yang selalu memperhatikannya.
Bahkan menurutnya,cinta Salsa lebih besar dari cintanya.

Salsa mungkin tidak akan rugi kehilangan orang yang tak mencintanya,tapi Jeon rugi karna kehilangan orang yang sangat mencintainya.


Bagi Jeon,Salsa dan Louisa adalah dua orang yang berbeda.

Bagi Jeon,Louisa adalah segalanya.
Sedangkan Salsa adalah candu baginya.

Jeon membuka Instagram dan mendapati story Louisa yang tengah makan bersama Melvin di restoran Jepang.

Entah mengapa,setiap kali Jeon melihat Louisa tersenyum,ada kesakitan yang ia rasakan.Mungkin bisa disebut penyesalan.





“Apa gue balikan aja ya sama Louisa?”batinnya.

When We Apart✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang