Kekayaan, ketenaran, dan kebahagiaan. Semuanya dimiliki oleh Natha. Akan tetapi, sayangnya ada saja orang yang membencinya dan nekat membunuhnya.
Akibatnya, Natha mengalami transmigrasi ke dalam novel bacaannya. Lebih parahnya lagi, Natha menjadi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Semua orang berkumpul di halaman belakang kediaman Lanbergh. Berbagai macam tenda dan tempat perjamuan ada di sana.
Para pria bersiap di tenda sedangkan para lady menikmati tea party sambil bercengkrama.
Posisi duduk mereka pun juga berkelompok-kelompok. Sesuai posisi bangsawan mereka. Mulai dari tingkat teratas (Duke) hingga tingkat terendah (Baron).
Leanor terpaksa berada di sana karena dikelilingi para wanita bangsawan yang penasaran dengannya. Maklum saja, mereka belum pernah mengobrol langsung dengan Leanor.
Mereka menahan Leanor dan terus bertanya. Termasuk menanyakan hubungan Leanor dan Aiden. Sangat merepotkan.
"Sepertinya para pria siap berangkat berburu," kata para lady bangsawan berbinar.
"Aku akan memberikan suamiku jimat keberuntungan."
"Ah, aku juga sudah membuatkannya untuk suamiku."
"Aku juga sudah membuatkan satu untuk kakak-kakakku."
"Ayo kita hampiri mereka."
Semua orang berbondong-bondong pergi menuju orang terdekat mereka. Meninggalkan Leanor yang mengerjap polos melihat keantusiasan para perempuan.
"Kau tidak memberikan sesuatu untuk Duke Aiden?" Tanya Tiffany keras. Menarik perhatian para lady di sana.
Leanor tersenyum kalem meskipun Tiffany berniat mempermalukannya. "Tentu saja aku akan memberikan sesuatu untuk suamiku." Jawabnya penuh penekanan di bagian 'suamiku'.
"Lalu, kenapa kau tidak menghampiri Duke Aiden?"
Leanor menghela nafas pelan. "Memangnya harus memberikan di awal?" Cetusnya.
Tatapan mata Leanor bertemu dengan Aiden. Gadis cantik itu tersenyum lebar. "Baiklah, sekarang waktunya. Aku pergi dulu sebelum suami tampanku merajuk dan menghukumku." Kekehnya penuh arti. Meninggalkan Tiffany dan para lady yang terdiam membisu. Lalu, setelahnya mereka senyum-senyum sendiri melihat betapa harmonisnya hubungan Duke Aiden dan Leanor. Terkecuali untuk satu orang, Tiffany.
"Suamiku." Panggil Leanor lembut hingga Aiden merinding mendengarnya. Ia semakin merinding kala Leanor mendekatinya dan memeluknya manja. "Kembalilah dengan selamat dan selalu berhati-hatilah saat perburuan berlangsung." Pintanya seolah takut kehilangan Aiden.
Leanor melepaskan pelukannya, menangkup wajah Aiden, dan menatap Aiden khawatir. "Aku tidak ingin melihatmu terluka sedikit pun."
Aiden mengenggam tangan Leanor dan mengecupnya lembut. Pria itu memaksakan diri bersikap manis karena tidak ingin membuat Leanor malu dihadapan semua orang. Akan tetapi, di lain sisi ia sangat senang mendapatkan perhatian Leanor.
"Tenanglah, istriku. Aku akan kembali dengan selamat dan tanpa terluka seperti keinginanmu."
Orang yang melihat drama Leanor dan Aiden menjadi baper sendiri.
'sialan! Aku ingin mempermalukan Leanor, bukan melihat kemesraan mereka!' jerit batin Tiffany marah.
****
Sesaat setelah perburuan dimulai, Leanor mulai menjalankan aksinya supaya memiliki banyak waktu melarikan diri karena semua orang terfokus ke acara.
Gadis cantik itu mengeluh sakit kepala sembari memijit kepalanya berulang kali.
Semua orang tentu saja mengkhawatirkannya dan menyuruhnya beristirahat ke kamar.
Awalnya, Leanor sok menolak dengan alasan ingin menunggu Aiden kembali tapi para bangsawan menasehati Leanor untuk istirahat.
Nyonya Lanbergh juga ikut turun tangan membujuk Leanor. Setelah mendapat persetujuan Leanor, ia menyuruh dayang pribadinya untuk membawa Leanor ke kamar.
Semuanya berjalan lancar sesuai keinginan Leanor. Semua orang membiarkannya beristirahat.
Leanor keluar lewat jendela. Membawa kabur semua perhiasannya melalui jalan rahasia yang tak sengaja ditemukannya. Jalan rahasia itu menghubungkan Kediaman Lanbergh ke sebuah hutan.
"Selamat tinggal alur cerita sialan! Selamat tinggal suami menyebalkan! Selamat tinggal ayah bajingan!" Tawa Leanor puas.
