Kekayaan, ketenaran, dan kebahagiaan. Semuanya dimiliki oleh Natha. Akan tetapi, sayangnya ada saja orang yang membencinya dan nekat membunuhnya.
Akibatnya, Natha mengalami transmigrasi ke dalam novel bacaannya. Lebih parahnya lagi, Natha menjadi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sepasang suami istri terlihat menyantap sarapan mereka dengan tenang. Tidak ada yang berbicara. Fokus ke makanan mereka masing-masing.
Selesai sarapan, Aiden memusatkan perhatiannya ke Leanor. Berdehem pelan dan mulai membuka pembicaraan. "Malam ini aku tidak akan pulang."
"Baiklah." Sahut Leanor singkat tanpa merasa penasaran sedikit pun.
Jawaban cueknya itu membuat bahu Aiden meluruh ke bawah. "Kau tidak penasaran aku akan pergi ke mana?"
Leanor menggeleng polos. Kian membuat Aiden lesu. "Apakah kau tidak takut aku bermalam di luar bersama wanita lain?" Selidiknya.
Gadis cantik itu bertopang dagu. Tatapannya tertuju lurus ke arah sang suami. "Memangnya kau berencana bermalam dengan wanita lain?"
Aiden sontak menggeleng tegas. "Ti--"
"Nah. Kalau begitu untuk apa aku takut? Aku percaya kepadamu dan aku yakin kau tidak akan melakukan hal menjijikkan tersebut."
Hati Aiden terasa tergelitik mendengar ucapan Leanor. Merasa sangat senang karena istrinya sangat mempercayainya. Wajahnya bahkan berseri-seri saking senangnya dipercayai oleh Leanor.
"Aku bermalam di luar karena ada sedikit masalah di perbatasan. Tenang saja, aku akan langsung kembali setelah permasalahannya selesai." Jelasnya tanpa diminta.
"Oh, begitu." Lagi-lagi jawaban cuek yang keluar dari mulut Leanor, tapi Aiden tidak mempermasalahkannya.
"Tetaplah di dalam kamar selama aku pergi supaya tubuhmu tetap hangat. Aku tidak ingin melihatmu sakit lagi."
Leanor mengangguk singkat tapi tidak dengan kata hatinya.
Dia bahkan sudah berencana mengunjungi William setelah kepergian Aiden. Ingin menghabiskan waktu sebentar dengan male lead sebelum melarikan diri.
Ya, dia memutuskan kabur lagi karena tubuhnya sudah sembuh total. Bekalnya melarikan diri sebelum mendapatkan pekerjaan juga sudah disiapkan.
Tinggal menunggu malam hari, lalu dia akan pergi jauh.
Kali ini, Leanor tidak akan ceroboh lagi.
Pelarian dirinya kali ini pasti berjalan mulus tanpa mengalami kesialan sedikit pun karena Leanor sudah menentukan tempat-tempat yang akan di datanginya.
"Aku pergi dulu, Putri Leanor. Jaga dirimu baik-baik." Pamit Aiden.
"Kau juga. Jagalah dirimu baik-baik."
Aiden tersenyum tipis. Kemudian, keluar dari kamar Leanor.
Leanor bangkit dari kursinya. "Bantu aku bersiap-siap! Aku akan pergi menemui William." Titahnya ke para pelayan yang masih setia berdiri di dekatnya.