"Hah iya? Jadi gimana tadi? Udah di bandara?"
Aku mengapit ponsel diantara telinga kiri dan pundakku sambil tanganku yang bebas mengenakan jas dokter. Dan aku melakukan dua hal tersebut sambil melangkah lebar-lebar di lobi rumah sakit untuk segera menuju ruang rawat inap di lantai 4.
"Iya udah di ruang tunggu. Lo kok ngos-ngosan? Abis ngapain?" suara Riza terdengar di seberang.
"Gue di rumah sakit."
"Loh bukannya masih free yah?"
"Iya mendadak ditelepon gantiin visite makanya gue jalan buru-buru. Lo hati-hati yah, kita telponan lagi nanti."
"Okey. Hey remember what I've said yesterday, don't overwork."
"Iyaaa, ini gue gantiin juga demi jatah libur. Bye, jaga diri."
"You too."
Aku memutuskan panggilan telepon dengan Riza dan mempercepat langkahku menuju lift. Dan langkahku terhenti mendadak karena melihat dokter Jeff, dokter Bian dan Mario berdiri berdampingan di depan pintu lift.
"Ngapain lo? Cosplay jadi patung selamat datang?"
Yayan tiba-tiba sudah berdiri di belakangku dan bicara dengan suara setinggi lima oktaf sehingga menarik perhatian orang-orang di sekitar kami, termasuk tiga laki-laki yang membuat aku menghentikan langkahku.
"Berisik lo." Semprotku sambil menyikut lengannya dan melangkah kemudian berdiri di belakang dokter Jeff.
"Selamat pagi dokter Tita." Sapa dokter Jeff diikuti lirikan Mario dan dokter Bian yang tersenyum ke arahku. Semua gara-gara Rara sampai aku jadi salah tingkah setiap bertemu mereka bertiga.
"Eh iya pagi dokter."
"Kamu bukannya free yah hari ini?" tanya dokter Jeff lagi sambil mundur satu langkah dan jadi berdiri berdampingan denganku. Aku melirik Yayan sekilas dengan ekor mata yang terlihat pura-pura cuek padahal yakin aku mah antena di telinganya lagi diaktifkan.
"Gantiin dokter Vivi dok."
"Kelas 3 yah?"
"Iya dok."
Pintu lift membuka, aku masuk mengikuti langkah dokter Bian dan Mario. Dan tiba-tiba saja aku merasa jengah karena satu lift dengan mereka bertiga. Perjalanan naik ke lantai 4 tiba-tiba saja jadi berasa lama. Saat pintu lift membuka di lantai 4 aku segera keluar setelah pamit pada dokter Jeff, dokter Bian dan Yayan yang masih melemparkan tatapan meledek.
"Dokter Tita." Eh lupa, ruangan Mario kan di lantai 4.
"Ya?" aku menoleh padanya yang melangkah cepat untuk bisa jalan bersamaku.
"Kemarin sibuk yah?" tanyanya. Oh iya dia sempat chat semalam tapi aku sudah tidak punya tenaga untuk membalas chat orang-orang setelah kelelahan karena trekking.
"Oh iya maaf yah nggak sempat balas chat."
"Nggak apa-apa." Balasnya sambil tersenyum.
Ini aku kemana aja yah nggak pernah sadar kalau banyak cowok cakep kerja di rumah sakit ini? Terlalu banyak bergaul sama Yayan mungkin sudah mengaburkan pandanganku.
"Saya duluan yah?" pamitku pada Mario sebelum masuk ke ruang dokter jaga.
***
TITA MENUJU SOLD OUT
(Rara, Yayan, You)
Rara:
Ini grup apaan dah @Yayan
KAMU SEDANG MEMBACA
Taken
RomanceTita Aleisya Sanjaya si anti romantic tidak akan pernah mengira kalau dalam sepuluh tahun persahabatannya dengan Argantara Prasetya akan jatuh hati dengan sahabatnya. Terlalu pintar menyembunyikan perasaan, membuat Tita harus menelan pil pahit saat...