Keadaan IGD yang tadinya terbilang aman karena hanya ada dua pasien yang menanti hasil diagnosa sebelum dipindahkan ke ruang perawatan sejak operan shift pagi sampai menjelang pukul 10 pagi, tiba-tiba saja berubah menjadi cukup riweh setelah Yayan tanpa sadar mengeluarkan celetukan yang tabu diucapkan di IGD.
"Tumben IGD sepi."
Dan tidak lama berselang, mulai berdatangan pasien dengan berbagai macam keluhan dan diagnosa. Bahkan ada satu pasien dengan code blue yang membuat Tita, Rara dan Yayan yang bertugas jaga di IGD pagi ini jadi sibuk berpindah dari satu bed ke bed lainnya dibantu dokter residen, dokter koas dan para perawat. Dan seolah belum cukup, IGD menerima kabar kalau ada lima penumpang dan sopir minibus yang kecelakaan di dekat lokasi Rumah Sakit dan sedang dilarikan ke Rumah Sakit mereka.
Semua tenaga medis yang bertugas di IGD segera berbagi tugas begitu korban kecelakaan dengan crush injury bervariasi tiba di IGD. Tita segera menghampiri salah satu yang luka berat.
"Tekanan darah 90/60, saturasi 98, fraktur di kaki kanan. Segera hubungi dokter spesialis bedah ortopedi." Perintah Tita pada salah satu perawat.
"I'm here."
Tita menoleh ke asal suara dan mendapati Jeff sedang berjalan ke arahnya, sudah mengenakan masker dan sarung tangan bedah. Tita kembali menjelaskan keadaan umum pasien sebelum Jeff memeriksa crush injury di tubuh pasien. Melihat kondisi yang cukup parah, Jeff segera memerintahkan pasien untuk dibawa ke ruang MRI agar dapat diketahui keadaan pasien untuk menentukan tindakan medis selanjutnya.
Selesai dengan pasien yang satu, Jeff dan Tita berpindah ke pasien lain yang mengalami luka sedang. Berbeda dengan yang sebelumnya, Jeff memerintahkan untuk melakukan tindakan X-Ray. Selesai dengan semua pasien, sambil menunggu hasil MRI dan pemeriksaan lainnya keluar, Jeff dan Tita melipir ke dekat Nurse Station. Jeff mengulurkan tisu kepada Tita saat melihat bulir-bulir keringat menghiasi dahi Tita.
"Terima kasih. Balik kapan dari Singapura?" tanya Tita basa-basi.
Hampir dua minggu tak terlihat di Rumah Sakit, Jeff memang baru saja kembali dari seminar dan pelatihan di Singapura. Jeff menatap Tita yang tersenyum dibalik maskernya. Sekalipun mengenakan masker, tapi senyum indah Tita yang sampai ke matanya tidak luput dari penglihatannya.
"Baik, baru juga kembali kemarin lusa. Kamu apa kabar? It's only my feeling or you look brighter than before?" Jeff berkata seraya mengangkat salah satu alisnya. Habis berlarian dan mengobservasi pasien satu dan yang lainnya tidak menghilangkan wangi parfumnya yang masih tercium jelas oleh Tita.
"Kayaknya bener kalo sebelum-sebelumnya saya selalu terlihat kusut." Canda Tita sambil terkekeh.
"No,,,you always looks pretty. But today, you look prettier than before. Atau mungkin pengaruh saya yang nggak lihat kamu selama dua minggu."
Tita hanya bisa menyengir mendengar perkataan Jeff barusan. Hampir dua minggu tidak bertemu, tidak dapat Jeff pungkiri kalau dia memang merindukan gadis cantik dihadapannya ini. Sayangnya obrolan keduanya harus terjeda saat perawat menyampaikan informasi kalau hasil MRI dan X-ray cito pasien-pasien yang diperiksa tadi sudah keluar.
"Sepertinya ada yang harus dioperasi cito. Boleh bantu saya menyiapkan pasien ke ruang operasi?"
"Baik dokter."
Keduanya berpisah karena Jeff masih harus menangani salah satu pasien yang hanya mengalami dislokasi dan tidak perlu dioperasi. Tita bersama dua orang dokter koas dan satu orang dokter residen menyiapkan pasien yang akan dioperasi dan bersiap untuk membawa pasien tersebut ke ruang operasi.
"Terima kasih dokter Tita." Ucap Jeff sekali lagi saat Tita akan kembali ke IGD. "Saya berhutang makan siang sepertinya."
"No need dokter Jeff, kan sudah tugas saya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Taken
RomanceTita Aleisya Sanjaya si anti romantic tidak akan pernah mengira kalau dalam sepuluh tahun persahabatannya dengan Argantara Prasetya akan jatuh hati dengan sahabatnya. Terlalu pintar menyembunyikan perasaan, membuat Tita harus menelan pil pahit saat...