Part 25 (Extra Chapter)

926 74 17
                                    

🔞🔞🔞

CW : Mature content, Explicit Words

Minor better menjauh dulu yah, and please be a wise reader

5000+ words, happy reading

***

-Riza's POV-

Semenjak gue diselingkuhin Shanin, gue nggak pernah lagi terlalu memikirkan soal percintaan atau segera menemukan pengganti Shanin. Jelas, ego gue terluka saat mengetahui pacar yang gue sayang bahkan sudah berpikir serius ke jenjang selanjutnya mengkhianati gue hanya karena gue bukan tipe yang mengumbar afeksi dalam bentuk kata-kata. Bahkan gue rasanya ingin membalikkan bumi ini setiap melihat sosial media Shanin yang selalu mengumbar kemesraan dengan kekasih baru hasil selingkuh dari gue. Bodo amat dengan percintaan.

Tapi sekeras apa gue mencoba bodo amat, semua terpatahkan di malam gue pertama kali bertemu Tita. Malam yang gue kutuk karena Akmal yang collapse akibat mabuk yang berujung keracunan alkohol, plus mobil kita ditabrak sampai dahi gue robek. Kutukan gue langsung gue cabut begitu melihat Tita. Luka gue bahkan langsung hilang rasa sakitnya saat dia menghampiri brankar Akmal sambil mengenakan masker dan sarung tangan medis. She looks smart and independent. Dan tanpa dia sadari gue terus memerhatikan gerak-gerik dia malam itu. Pembawaannya tenang dan ramah, senyum selalu terlihat di wajahnya meskipun tertutupi masker.

Gue harus kenalan dengan dia, batin gue malam itu. Siapa tahu impian konyol gue dulu punya istri dokter jadi kenyataan. So, dengan pedenya walaupun dalam hati ketar-ketir, gue mengajak Tita untuk lunch bersama. Masih jelas terekam di otak gue cengonya dia tapi menambah kadar imut dalam dirinya. And lucky me karena tawaran lunch bareng diterima sama Tita. Gue nggak berekspektasi lebih, mungkin dia cuma menghargai ajakan gue and that's it. Tapi ternyata satu lunch berlanjut ke lunch lainnya sampai dia nyaman berteman dengan gue. Tita memang mandiri, tapi nggak jarang sisi manjanya sebagai anak tunggal akan keluar and it can't help me to fall for her. Gue suka mengobrol sama dia, menanyakan dia soal harinya dan juga dia yang selalu menanggapi setiap cerita gue. Walaupun sempat ada bunyi kretek di hati gue saat sadar kalau dia jatuh cinta pada sahabatnya si Arga.

Nggak munafik kalau gue tertarik untuk kenalan dengan Tita karena paras cantiknya, tapi semakin mengenal dirinya sulit untuk nggak jatuh hati. Tita cerdas sudah pasti karena Arga ternyata seumuran dengan gue which is harusnya jadi senior Tita satu tahun tapi karena Tita masuk kelas akselerasi saat SMP jadinya kami bertiga jadi seangkatan. Dia mampu menanggapi semua isu yang lagi berkembang, sangat care sebagai seorang teman dan kecakapan dia di bidang medis nggak perlu dipertanyakan lagi. Manajemen waktunya oke karena saat lagi Koas dia juga sambil lanjut S2. Jadi nggak usah heran walau masih tergolong junior di tempat kerja tapi Tita selalu menjadi junior favorit para dokter senior dan selalu menjadi andalan para dokter spesialis untuk menggantikan jadwal praktek saat mereka ada urusan pekerjaan lainnya. Dan yang paling keren sih cara dia menghargai orang. Tita kalau sudah berjanji pasti akan dia tepati, tidak peduli sekalipun Arga sudah merengek minta ditemani kalau dia sudah punya janji dengan gue atau yang lain, Tita akan mendahulukan janjian yang pertama.

Tita kuat dan mandiri. Sebagai anak tunggal yang terbiasa dilayani, semenjak kuliah dan bekerja Tita benar-benar berusaha mandiri. Selagi masih bisa dia kerjakan sendiri, Tita tidak akan merengek pada orang lain. Tapi tetap saja sisi manjanya akan keluar sewaktu-waktu yang sering membuat gue harus berulang kali menahan diri untuk tidak menguyel-uyel pipinya. Entah sejak kapan, yang jelas saat gue sadar, gue sudah jatuh terlalu dalam untuk Tita. This girl is one in a million. Duitnya banyak, yakali bokapnya aja termasuk petinggi di perusahaan tambang besar, nyokapnya pemilik salah satu luxury butik, tapi dia nggak suka menghambur-hamburkan uang untuk kemewahan sesaat. Anaknya lurus banget, duit yang dikasih orangtuanya dia tabung atau dia pakai untuk investasi menguntungkan. Kesederhanaan dia bisa dilihat dari dia yang setia untuk tetap nge-kost padahal tabungannya dipakai beli apartemen atau bahkan rumah juga bisa. Makanya gue nggak percaya kalau Arga sekalipun nggak pernah jatuh hati sama dia.

TakenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang