Jeff baru saja berniat untuk pulang setelah membeli kopi di coffee shop yang terletak disalah satu sudut lobi Rumah Sakit saat matanya menangkap eksistensi Tita di taman. Tanpa sadar kakinya melangkah menghampiri Tita yang terlihat sedang asyik bercanda dengan salah satu pasien anak yang duduk di kursi roda. Jeff ikut melengkungkan senyum setiap Tita tersenyum.
Tadinya seorang Tita Aleisya Sanjaya dilihat Jeff seperti rekan dokter lainnya, belum ada rasa apapun saat pertama kali melihat Tita selain pujian kalau Tita sangat cantik. Tapi saat pernah melihat bagaimana kerja keras Tita berusaha menyelamatkan nyawa pasien code blue tanpa menyerah membuat Jeff mulai memperhatikan Tita. Kepintaran dan keuletan Tita membuat pria berlesung pipi ini kagum dan rasa kagum berubah menjadi penasaran dan semakin berkembang ke rasa suka. Jeff tidak segan-segan menunjukkan perhatiannya pada Tita walaupun Tita tidak pernah sadar kalau Jeff melihatnya sebagai seorang wanita bukan hanya sebagai seorang rekan kerja.
Jeff baru menghampiri Tita setelah dilihatnya gadis itu sudah selesai mengobrol dengan salah satu pasien dan saat ini sedang sibuk membalas chat.
"Serius sekali kamu bercengkerama sama pasien tadi." Jeff membuka suara setelah duduk di samping Tita.
Tita yang sedang serius membalas chat dari Riza yang menanyakan kalau dirinya jadi menemani Arga menoleh dengan ekspresi sedikit terkejut karena tidak sadar kalau sedari tadi ada yang duduk dekat dia.
"Eh dokter Jeff? Saya kira nggak ada orang tadi." Seperti biasa senyum ramah tidak pernah luput dari wajah Tita.
"Kenapa belum pulang?" tanya Jeff.
"Lagi nunggu dijemput." Balas Tita sambil tersenyum.
Ah senyum itu, seandainya Jeff bisa menjadi satu-satunya yang menikmati senyuman indah dari gadis cantik dihadapannya ini. Di matanya kecantikan yang dimiliki Tita bukan hanya cantik yang relatif, karena semakin lama mengenalnya akan semakin keluar inner beauty dan pesona yang susah diabaikan para kaum adam. Jeff sangat tahu kalau bukan hanya dirinya yang menyukai Tita, tapi gadis ini memang sulit didekati.
"Pacar kamu?" tanya Jeff hati-hati.
"Dia belum pulang kantor, saya dijemput sahabat saya, ada janji."
Jeff tidak bisa mendengar apa-apa lagi selain bunyi patah di hatinya. Bukan sekali dua kali memang dirinya melihat Tita bersama Riza apalagi dua bulan yang lalu saat Riza dirawat, Tita hampir tidak pernah meninggalkan lelaki yang harus Jeff akui tampan tersebut. Dia sadar kalau cara Tita menatap Riza berbeda dengan caranya menatap lawan jenis yang lain, tapi hatinya masih denial.
"Nggak ada harapan lagi yah buat saya?" Jeff kembali berkata yang membuat Tita menatapnya dengan bingung.
"Maksudnya?"
Senyum terukir di wajah Jeff yang membuat ketampanannya jadi berkali lipat tapi sayangnya wajah rupawan miliknya tidak mampu membuat hati Tita jatuh. Jeff menatap Tita dengan sendu.
"Saya tahu kamu pasti sudah sering mendengar rumor kalau saya naksir kamu." ucap Jeff lagi.
"Oh hehehe, iya sih, tapi nggak mungkin kan? Masa iya sih seorang dokter Jeff naksir cewek biasa-biasa aja kayak saya?" Tita menyengir lebar yang justru menambah kadar imut dalam dirinya.
"Tapi saya memang naksir, suka sama kamu."
Kalimat pasti yang keluar dari mulut Jeff berhasil melenyapkan cengiran di wajah Tita yang langsung terdiam walaupun beberapa detik setelahnya Tita kembali cengengesan canggung sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Siapa sih laki-laki yang nggak akan naksir atau suka setelah mengenal kamu lebih jauh? Interaksi kita memang jarang tapi siapa yang bisa mengontrol hati akan jatuh pada siapa." Jeff memalingkan wajah setelah menyelesaikan kalimatnya. Entahlah, terasa sakit kalau terlalu lama tenggelam dalam sorot mata Tita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Taken
RomanceTita Aleisya Sanjaya si anti romantic tidak akan pernah mengira kalau dalam sepuluh tahun persahabatannya dengan Argantara Prasetya akan jatuh hati dengan sahabatnya. Terlalu pintar menyembunyikan perasaan, membuat Tita harus menelan pil pahit saat...